95
a. Pengoptimalan fasilitas yang belum maksimal. Hal ini terlihat dimana ada
beberapa mesin jahit yang belum digunakan sebagai fasilitas untuk melaksanakan kegiatan pelatihan menjahit. Seperti dijelaskan oleh
“MJ” bahwa :
“Dulu sempat ada kegiatan pelatihan menjahit mas, berhubung ada pengelolaan yang kurang maksimal akhirnya mesin jahit tersebut sekarang
digunakan seperlunya saja oleh santri. Mungkin kedepan kami selaku pengurus akan lebih memaksimalkan fasilitas yang ada guna menunjang
kegiatan pemberdayaan
santri mas”. Ditegaskan juga oleh “MS” bahwa :
“Disini ada beberapa mesin jahit mas, tapi sampai saat ini mesin jahitnya belum terpakai. Beberapa ada yang di letakkan di gudang, ada juga yang
digunakan oleh santri untuk menjahit baju-baju mereka ”.
b. Kurangnya pelatih yang sudah profesional untuk beberapa kegiatan
pemberdayaan santri melalui pendidikan kecakapan hidup vocational skills. Hal ini diungkapkan oleh “MS” bahwa :
“Ada beberapa kegiatan yang pelatihnya belum dibilang profesional dibidangnya, seperti pelatihan kaligrafi dan pengelolaan mini market itu
masih dari senior saja yang dulunya ikut pelatihan kaligrafi juga. Tapi sudah cukuplah buat bisa melatih karena sudah
berpengalaman juga mas”. Ditegaskan juga oleh “MJ” bahwa :
“Berhubung tidak semua kegiatan ada pelatih yang profesional dibidangnya maka kami ambil dari para senior-senior yang dulunya juga
mengikuti kegiatan tersebut mas”. Walaupun terkadang menjadi kendala tapi kami yakin dengan pengalamannya semua bisa berjalan dengan lancar
mas”.
c. Masih kurangnya minat santri dalam mengikuti kegiatan pemberdayaan santri
melalui pendidikan kecakapan hidup vocational skills. Hal ini terlihat dengan jumlah dalam setiap kegiatan pemberdayaan santri melalui vocational skills
yang belum banyak. Masih banyak santri yang memilih untuk fokus belajar
96
agama dan sekolah formal saja tanpa mengikuti kegiatan-kegiatan ekstra yang ditawarkan oleh pihak pengurus Pondok Pesantren. Seperti diungkapkan oleh
“MJ” bahwa : “Sampai sekarang belum terlalu banyak yang mau mengikuti kegiatan-
kegiatan ekstra yang ditawarkan oleh pengurus pondok mas. Dari beberapa kegiatan terlihat masih sedikitlah jika dibandingkan dengan jumlah santri
yang ada”. Jawaban lain diutarakan oleh salah satu santri “AH” yaitu :
“Iya mas, teman-teman saya belum banyak mau mengikuti kegiatan- kegiatan ekstra mas. Kebanyakan dari mereka mau fokus untuk belajar
agama saja atau belajar agama dan sekolah formal begitu mas. Mungkin juga karena motivasi mereka berbeda-
beda untuk mengikuti kegiatan”. Berdasarkan peryataan di atas dapat disimpulkan faktor penghambat
dalam pemberdayaan santri melalui vocational skills adalah adanya pengelolaan fasilitas yang kurang maksimal, masih kurangnya pelatih yang profesional
dibidangnya untuk beberapa kegiatan pelatihan, dan masih belum terlalu banyak santri yang berminat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan ekstra yang di tawarkan
oleh pihak pengurus Pondok Pesantren.
C. Pembahasan
Berdasarkan data hasil penelitian yang peneliti dapatkan, baik dari data hasil wawancara terhadap subyek penelitian dan dari pengamatan yang peneliti lakukan
serta dokumentasi yang peneliti dapatkan, maka peneliti akan melakukan pembahasan mengenai pemberdayaan santri melalui vocational skills di Pondok
Pesantren An-Nur Ngrukem. Pembahasan yang dilakukan berdasarkan pertanyaan dari rumusan masalah yang telah ditetapkan. Adapun beberapa aspek yang akan
dijadikan pembahasan dalam penelitian kali ini antara lain adalah :
97
1. Pemberdayaan Santri Melalui Vocational Skills
a. Deskripsi Umum Pemberdayaan Santri Melalui Vocational Skills
Sudah tidak diragukan lagi bahwa Pondok Pesantren memiliki kontribusi nyata dalam pembangunan pendidikan. Apalagi dilihat secara historis, Pondok
Pesantren memiliki pengalaman yang luar biasa dalam membina dan mengembangkan masyarakat. Bahkan, Pondok Pesantren mampu meningkatkan
perannya secara mandiri dengan menggali potensi yang dimiliki para santrinya ataupun masyarakat di sekelilingnya.
Pembangunan manusia, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau masyarakat semata-mata, tetapi menjadi tanggung jawab semua komponen,
termasuk di dalam dunia Pondok Pesantren. Pondok Pesantren yang telah memiliki nilai historis dalam membina dan mengembangkan masyarakat, kualitasnya harus
terus didorong dan dikembangkan. Proses pembangunan manusia yang dilakukan di Pondok Pesantren tidak bisa dipisahkan dari proses pembangunan manusia yang
tengah diupayakan pemerintah.
Saat ini Pondok Pesantren tidak hanya berfungsi sebagai sarana pendidikan keagamaan semata. Pondok Pesantren An-Nur Ngrukem termasuk salah satu Pondok
Pesantren yang berfungsi sebagai
sarana pendidikan nonformal, dimana Pondok Pesantren tersebut berusaha untuk memberdayakan santrinya melalui berbagai
kegiatan keterampilan yang diselenggarakannya. Adapun kegiatan-kegiatan keterampilan yang diselenggarakan tersebut merupakan sebuah bukti nyata bahwa
Pondok Pesantren An-Nur Ngrukem ingin mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki santrinya sehingga para santri tersebut dapat lebih kreatif dan produktif.
98
Tuntutan dunia kerja yang semakin kompleks menjadi salah satu alasan kuat Pondok Pesantren An-Nur Ngrukem untuk menyelenggarakan program
pemberdayaan santri melalui kecakapan vokasional vocational skills
. Kegiatan tersebut diharapkan mampu dimanfaatkan oleh para santrinya baik untuk memasuki
dunia kerja atau mendirikan usaha sendiri. Tidak hanya sebatas pada tujuan tersebut, adanya program-program keterampilan yang diselenggarakan di Pondok
Pesantren An-Nur Ngrukem juga diharapkan mampu dijadikan sebagai sarana untuk berdakwah ataupun dapat santri gunakan dalam partisipasinya terkait
program pemberdayaan masyarakat di lingkungan santri tersebut. Dengan seperti itu, pelaksanaan pemberdayaan santri melalui pendidikan kecakapan hidup
vocational skills dengan pelaksanaan program-program pendidikan agama yang
ada di Pondok Pesantren An-Nur Ngrukem dapat terintegrasi dimana antara kedua program tersebut dapat saling melengkapi.
Pemberdayaan santri melalui kecakapan vokasional vocational skills
yang diselenggarakan di Pondok Pesantren An-Nur Ngrukem merupakan program yang
memang sudah di konsep dengan baik oleh para pengurus Pondok Pesantren tersebut. Program yang ada merupakan program-program yang bisa diikuti oleh
semua santri yang ada di Pondok Pesantren. Pengurus tidak mewajibkan santri untuk mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut. Hal ini dikarenakan program
pemberdayaan santri melalui vocational skills
memang di konsep sesuai bakat dan minat para santri di Pondok Pesantren An-Nur Ngrukem. Pengurus Pondok
Pesantren hanya bertugas memfasilitasi dan mensosialisasikan program-program yang ada. Untuk masalah santri tersebut mengikuti atau tidak mengikuti kegiatan-