Prinsip Sistem Pendidikan Pesantren dan Elemen-elemennya

33 Salafiyyah, tingkat pendidikan yang rendah, sehingga menyulitkan terhadap upaya sosialisasi program-program yang telah dirancang. 2. Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Deden Fajar Badruzzama pada tahun 2009 dengan judul Pemberdayaan Kewirausahaan Terhadap Santri di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung Bogor. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu : Untuk mendeskripsikan peran Pondok Pesantren dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada santri, mendeskripsikan pola pemberdayaan kewirausahaan pada Pondok Pesantren Al- Ashriyyah Nurul Iman, dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pemberdayaan kewirausahaan di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa untuk mewujudkan pemberdayaan santri di Pondok Pesantren maka diperlukan peran Pondok Pesantren dalam membina santri. Peran Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung Bogor dalam menumbuhkan kemandirian santri dengan memenuhi aspek-aspek sikap kemandirian yaitu : Aspek kognitif, aspek afektif, aspek konatif, dan aspek psikomotorik. Untuk menumbuhkan jiwa entrepreneur santri, diaplikasikan dalam sebuah pola yang terdiri dari: Input, yaitu, 1. Identifikasi kebutuhan pelatihan kewirausahaan, dengan melihat tiga sisi; Pertama, dilihat dari kebutuhan santri, kedua, kebutuhan pesantren dan ketiga, kebutuhan organisasi. 2. Penetapan sasaran, penetapan sasaran ini dilakukan secara selektif, karena tidak keseluruhan santri bisa mengikutinya. Pelaksanaan program pemberdayaan kewirausahaan yang 34 dilakukan dengan cara pemberian teori melalui seminar, workshop dan lain-lain yang kemudian dipraktekkan di lapangan dan unit-unit usaha yang ada. Out put, yaitu memantau dan mengevaluasi program pemberdayaan kewirausahaan yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali. Faktor pendukung pelaksanaan program kewirausahaan antara lain: Manajemen pengelolaan Pondok Pesantren yang memberikan peran dominan kepada santri sehingga terjadi proses belajar kemandirian terhadap santri sekaligus manajemen kepemimpinan yang mampu mengelola setiap kegiatan yang ada, sistem disiplin yang ketat, ketersediaan fasilitas dan prasarana terhadap kegiatan pemberdayaan kewirausahaan yang dilakukan meliputi: Lahan pertanian, perkebunan, empangkolam ikan, dll, dan kesediaan pelatih yang baik dan professional. Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan pemberdayaan kewirausahaan di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman antara lain: Timbulnya perasaan jenuh atau malas yang kadang- kadang timbul pada santri dikarenakan masalah pribadi ataupun hal lain disaat bekerja, dan mesin atau peralatan yang kadang-kadang rusak sehingga kegiatan produksi menjadi sedikit terganggu. Penelitian yang telah dilakukan oleh Abdul Basit dan Deden Fajar Badruzzama di atas memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Adapun persamaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu sama-sama menggunaan metode penelitian kualitatif deskriptif dan melaksanakan penelitiannya di sebuah lembaga Pondok Pesantren. Sedangkan untuk perbedaannya terletak pada fokus penelitian, rumusan masalah yang akan dikaji, dan juga pada lokasi yang menjadi obyek penelitiannya.