17 atas nilai luhur atau visi yang terus berkembang seiring dengan kemajuan
zaman. Pendidikan menjadi bekal yang kuat untuk menghadapi segala tantangan di segala bidang baik politik, ekonomi, sosial, maupun budaya.
Bekal yang didapat dari proses pendidikan yang telah dilewati akan menjadi acuan bagi generasi muda untuk mengawal pembangunan
nasional dengan tetap mempertahankan nilai luhur dan budaya bangsa di tengah gencarnya budaya asing yang masuk.
3. Pengertian Nilai dan Sikap
Rukiyati, dkk 2008: 58 menyatakan istilah nilai dipakai untuk
18 21. Nilai merupakan sesuatu yang diresapi, dimaknai, dijadikan landasan
dan ukuran dalam bersikap atau berperilaku. Hal tersebut tidak lepas dari refleksi pengalaman yang terjadi di masa lalu setiap individu. Tidak
tertutup kemungkinan bahwa nilai bukan berasal dari pengalaman pribadi, nilai dapat pula berasal dari pengalaman orang lain. Pengalaman
orang lain itu dianggap layak oleh individu untuk dijadikan panutan dalam hidupnya.
Setelah mengetahui beberapa pengertian mengenai nilai, dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai adalah sesuatu yang diyakini oleh
seseorang berkaitan dengan baik atau tidak baik dan dijadikan landasan dalam bersikap. Dengan kata lain, nilai tersebut menjadi sebuah acuan
atau patokan dalam bersikap sehari-hari. Sikap merupakan refleksi dari nilai yang dimiliki oleh seorang
individu Gita Enggarwati, 2014: 9. Keyakinan yang dianggap baik atau buruk dalam sebuah nilai tersebut direfleksikan oleh sikap yang diambil
seseorang. Seseorang akan bersikap baik apabila ia meyakini dari nilai yang dianggap baik, begitu pula sebaliknya.
Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya Gita Enggarwati, 2014: 9 bahwa sikap sebagai kecenderungan seseorang
untuk menerima atau menolak suatu objek berdasarkan nilai yang dianggapnya baik atau tidak baik. Kecenderungan dalam menerima nilai
tersebut dapat di latar belakangi oleh agama yang dianut, maupun budaya yang ada dalam lingkungan
19 Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa sikap merupakan perwujudan dari nilai-nilai yang diyakini dalam kehidupan. Perwujudan dari nilai-nilai yang diyakini dapat dilihat dari
bagaimana seorang individu bersikap dalam kehidupan di lingkungannya. Sikap-sikap tersebut nantinya akan membentuk kepribadian seseorang.
4. Klarifikasi Nilai
Pemahaman setiap orang mengenai nilai itu memang berbeda- beda. Tidak semua yang dianggap baik atau tidak baik oleh seseorang
berarti dianggap demikian juga bagi orang lain. Setiap orang berhak memiliki definisi dan pemahaman sendiri tentang mana nilai yang
penting dan mendesak untuk diperjuangkan dan ditumbuhkan dalam hidup mereka Doni Koesoema, 2012: 31.
Perbedaan pemahaman tentang nilai pada masing-masing orang dapat memicu timbulnya konflik nilai. Nilai sangat erat hubungannya
dengan kebaikan, meskipun keduanya dapat dibedakan sesuai dengan konteks hidup Andreas Doweng Bolo, 2012: 42. Konteks hidup itu pula
yang mempengaruhi bagaimana pandangan yang berbeda pada setiap orang. Perbedaan pemahaman yang terjadi perlu adanya sebuah
klarifikasi agar seseorang dapat mengetahui apa nilai yang dianggap benar dan harus diyakini.
Klarifikasi nilai adalah istilah untuk mengatasi perbedaan- perbedaan paham mengenai nilai Sudiarja, 2014: 123. Perbedaan
paham mengenai nilai muncul karena adanya perbedaan latar belakang
20 keluarga dan agama. Adanya klarifikasi nilai ini dimaksudkan agar
apabila terjadi perdebatan mengenai nilai dapat dijelaskan secara rasional. Selanjutnya, seseorang dapat memilih nilai yang baik untuk
diterapkan. Darmiyati Zuchdi dalam bukunya yang berjudul Humanisasi
Pendidikan 2008: 10 menyatakan: Pendekatan klarifikasi nilai digunakan untuk untuk mengajarkan
suatu bentuk inkuiri nilai, yang melibatkan proses berikut. 1.
Menghargai kepercayaan dan perilaku pribadi a.
menghargai dan menjunjung tinggi; b.
menyatakan secara terbuka. 2.
Memilih kepercayaan dan perilaku pribadi a.
Memilih dari berbagai alternatif; b.
Memilih setelah mempertimbangkan konsekuensi; c.
Memilih secara bebas. 3.
Bertindak sesuai dengan kepercayaan pribadi a.
Bertindak; b.
Bertindak menurut pola, konsisten, dan berulang-ulang Hermin, 1988.
Pendekatan klarifikasi nilai nantinya akan menuntun pemikiran individu untuk menemukan pemahaman yang benar terhadap suatu nilai
yang diyakini. Proses-proses yang dilibatkan dalam klarifikasi nilai membuat individu menemukan atau memecahkan sendiri perbedaan
pemahaman nilai yang ada. Konsekuensi dan pola yang diyakini seseorang menuntunnya pada pengambilan tindakan dan sikap sebagai
wujud keyakinan terhadap nilai yang dianggap benar.
21
5. Pengertian Pendidikan Nilai