Perwujudan Nilai dan Sikap Nasionalisme pada Paskibraka

136 Hasil yang didapat dari pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan Diklat Paskibraka secara keseluruhan setiap tahunnya diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan bahan evaluasi untuk lembaga terkait dalam pelaksanaan program pada tahun-tahun selanjutnya. Dengan demikian, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dapat menyelenggarakan fungsinya di bidang kepemudaan sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan dalam perundang-undangan, khususnya Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan.

b. Perwujudan Nilai dan Sikap Nasionalisme pada Paskibraka

DIY Pengetahuan dan penerapan nilai-nilai moral diberikan kepada anggota Paskibraka melalui Diklat. Penanaman nilai melalui pendekatan Desa Bahagia dapat membentuk jiwa pemuda yang disiplin, mandiri, dan menjunjung tinggi ideologi bangsa yaitu Pancasila. Tentu nilai-nilai yang berusaha ditanamkan kepada Paskibraka adalah nilai-nilai yang mampu membimbing dan dijadikan acuan untuk menjalani kehidupan dengan baik dan bermakna. Sejalan dengan apa yang diungkapkan Rukiyati, dkk bahwa nilai dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang 137 untuk dijadikan landasan dalam setiap tindakan. Apabila seseorang menganggap sesuatu itu bernilai, maka akan diwujudkan dalam sebuah tindakan. Nilai yang dianggap baikoleh Paskibraka akan direfleksikan dalam sikap atau tindakannya sehari-hari. Sikap inilah yang dapat dilihat untuk mengetahui apakah nilai-nilai tentang nasionalisme sudah tertanam dengan baik pada anggota Paskibraka. Seperti yang diungkapkan Wina Sanjaya dalam skripsi Gita Enggarwati, 2014: 9 bahwa sikap sebagai kecenderungan seeorang untuk menerima atau menolak suatu objek berdasarkan nilai yang dianggapnya baik atau tidak baik. Anggota Paskibraka berasal dari berbagai daerah, bahkan berbeda agama. Hal ini menimbulkan perbedaan-perbedaan kecil yang perlu disamakan agar tercipta persatuan dan kesatuan di dalamnya. Perbedaan yang terjadi memicu sedikit konflik nilai tentang apa yang mereka anut atau mereka yakini. Disinilah peran pelatih untuk memberikan pemahaman tentang pemahaman nilai yang baik secara rasional. Bimbingan yang diberikan ini menjadi sebuah klarifikasi nilai agar perbedaan-perbedaan yang memicu masalah tidak semakin melebar. Sejalan dengan apa yang diungkapkan A.Sudiarja bahwa klarifikasi nilai adalah penjelasan, pemberian pengetahuan untuk mengatasi perbedaan-perbedaan paham mengenai nilai Sudiarja, 2014: 123. 138 Adanya bimbingan dari pelatih ketika masa pendidikan dan latihan dapat mendukung penanaman nasionalisme lebih cepat tertanam pada diri anggota Paskibraka. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa sikap yang dapat diamati selama kegiatan berlangsung. Sikap tersebut antara lain: a. Rela berkorban Berdasarkan deskripsi data sebelumnya, diketahui bahwa perwujudan sikap rela berkorban anggota Paskibraka adalah pengorbanan dalam hal waktu, tenaga, dan pikiran yang mereka curahkan untuk mengikuti latihan dan kegiatan yang cukup berat. Sikap rela berkorban ini terwujud dengan cara pembiasaan pada saat latihan fisik di lapangan. Temuan lain yang dapat adalah anggota Paskibraka saling membantu dengan temannya bahkan dalam hal menghabiskan makanan milik teman yang tidak habis, hal ini termasuk rela berkorban bagi sesama anggota. Perilaku yang disebutkan diatas sejalan dengan pernyataan Dahlan Siti Irene Astuti,dkk, tanpa tahun: 175 bahwa ciri-ciri sikap nasionalisme adalah rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. b. Cinta tanah air Perwujudan rasa cinta tanah air anggota Paskibraka dapat dilihat ketika mereka menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, menyanyikan lagu kebangsaan, lagu wajib, dan 139 lagu daerah dengan sungguh-sungguh, memperlakukan atribut lambang negara seperti Bendera Merah Putih dan Garuda Pancasila dengan baik, dan menjunjung tinggi budaya Bangsa Indonesia. Selain itu, ada temuan yang menunjukkan bahwa anggota Paskibraka benar-benar menjunjung tinggi budaya Daerah Istimewa Yogyakarta karena pada saat seleksi hari ke dua, siswa-siswi menampilkan kesenian Yogyakarta lengkap dengan baju adat dan gamelan jawa. Hal ini menunjukkan bahwa anggota Paskibraka sudah memiliki sikap nasionalisme. Sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Dahlan Siti Irene Astuti, dkk, tanpa tahun: 175 bahwa ciri-ciri sikap nasionalisme adalah cinta tanah air, bangsa, dan negara. Selalu menjunjung tinggi nama bangsa Indonesia dan merasa bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia. c. Persatuan dan kesatuan Perwujudan sikap persatuan dan kesatuan yang ditunjukkan siswa seperti menghargai pendapat teman dan rukun dengan sesama teman maupun pelatih. Temuan lain yang didapatkan peneliti adalah apapun kegiatan yang dilakukan, ada pembiasaan untuk melakukannya bersama-sama seperti setiap berjalan pasti berpasangan, setiap makan satu orang membawakan untuk satu teman yang lain, dan dalam satu meja antara anggota Paskibraka dan pelatih berbaur dalam satu meja 140 dan saling bercengkerama. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan Dahlan Siti Irene Astuti, dkk, tanpa tahun: 175 bahwa ciri-ciri sikap nasionalisme adalah menempatkan persatuan dan kesatuan serta kepentingan keselamatan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan. d. Disiplin Bentuk sikap disiplin anggota Paskibraka diwujudkan dalam perilaku mereka yang selalu patuh terhadap peraturan misalnya aturan berseragam, mematuhi jadwal latihan dan mengikuti semua kegiatan yang telah diatur. Temuan lain ditemukan peneliti diantaranya para siswa selalu taat beribadah tepat pada waktunya bersama pelatih, semua atribut yang mereka kenakan tertata rapi dan tidak berantakan, dalam setiap kegiatan apapun dibiasakan antri. Selain itu, ketika anggota Paskibraka menikmati jamuan makan maupun kudapan mereka pasti dengan tertib mengembalikan alat makan di tempat semula dengan tertib. Hal ini sejalan dengan Dahlan Siti Irene Astuti, dkk, tanpa tahun: 175 bahwa ciri-ciri sikap nasionalisme adalah memiliki disiplin diri, disiplin sosial, dan disiplin nasional yang tinggi. e. Berani Wujud sikap berani pada anggota Paskibraka dapat dilihat dari keberanian mereka memimpin barisan, memimpin 141 doa, maupun memimpin yel-yel pada saat kegiatan. Selain itu mereka juga berani mengakui kesalahan di depan teman- temannya apabila mereka memang melakukan kesalahan. Hal ini sejalan dengan Dahlan Siti Irene Astuti, dkk, tanpa tahun: 175 bahwa ciri-ciri sikap nasionalisme adalah berani dan jujur dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. f. Jujur Bentuk nilai kejujuran pada anggota Paskibraka diwujudkan dalam kehidupan mereka sehari-hari seperti jujur kepada pelatih apabila ada masalah, jujur apabila mengakui kesalahan. Selain itu peneliti juga menemukan bahwa ketika ada barang yang ketinggalan di tempat latihan, mereka membawanya dan menanyakan siapa pemiliknya, tidak membiarkan barang tersebut tertinggal. Hal ini sejalan dengan Dahlan Siti Irene Astuti, dkk, tanpa tahun: 175 bahwa ciri-ciri sikap nasionalisme adalah berani dan jujur dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. g. Bekerja keras Wujud kerja keras anggota Paskibraka terlihat ketika mereka melakukan latihan di lapangan dari pagi hingga sore hari dengan kondisi lapangan yang panas dan berdebu. Terkadang mereka kelelahan, sakit, atau sekedar terkena iritasi mata, tetapi jika mereka tidak harus dibawa ke Rumah Sakit setelah 142 kondisinya lebih baik mereka akan kembali mengikuti latihan hingga usai. Hal ini sejalan dengan Dahlan Siti Irene Astuti, dkk, tanpa tahun: 175 bahwa ciri-ciri sikap nasionalisme adalah bekerja keras untuk keakmuran sendiri, keluarga, dan masyarakat. Setelah melihat beberapa wujud nilai dan sikap yang tertanam pada anggota Paskibraka diatas, dapat kita yakini bahwa nasionalisme sudah tertanam dengan baik melalui pendidikan dan pelatihan yang diadakan. Seperti apa yang diungkapkan Darmiyati Zuchdi, dkk 2012: 28 bahwa nasionalisme yakni cara berpikir, bersikap, dan berbuat menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya. Pembiasaan dan keteladanan yang diberikan para pelatih, panitia dan seluruh komponen yang terlibat mampu melatih, menanamkan dan meningkatkan nilai atau sikap positif mereka menjadi lebih nasionalis.

c. Hasil Penanaman Nasionalisme pada Paskibraka DIY