Pelaksanaan Kegiatan dan Cara Penanaman Nasionalisme

76

2. Penanaman Nasionalisme pada Paskibraka DIY

a. Pelaksanaan Kegiatan dan Cara Penanaman Nasionalisme

Paskibraka Provinsi DIY Bentuk kegiatan Paskibraka sesuai Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 0065 Tahun 2015 yang dijelaskan dalam pedoman kegiatan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Kemenpora, 2015 meliputi tiga kegiatan utama yaitu rekrutmen dan seleksi calon Paskibraka, pemusatan pendidikan dan pelatihan, serta pelaksanaan dan penurunan bendera. Secara lebih jelas, kegiatan tersebut dijabarkan lebih detail pada pemaparan berikut: 1. Rekrutmen dan Seleksi Seleksi diadakan pada tanggal 20-22 Mei 2015 bertempat di Youth Centre, Tlogoadi, Mlati, Sleman. Seleksi tersebut diikuti oleh 78 peserta yang terdiri dari lima kabupaten di DIY, yaitu Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Kulon progo, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta. Setiap kabupaten mengirimkan 16 wakil yang terdiri atas 8 siswi dan 8 siswa. Seleksi peserta Paskibraka dilaksanakan selama tiga hari dan para calon anggota Paskibraka diwajibkan menginap di Youth Centre. Rangkaian kegiatan seleksi Paskibraka meliputi beberapa materi tes, yaitu : 77 a. Pengetahuan Umum Tes ini diadakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki oleh setiap calon pasukan paskibraka. Tes pengetahuan umum dilakukan dengan memberikan soal tentang berbagai macam cabang ilmu dan hal-hal umum. b. Kepribadian Psikotes Tes kepribadian dilakukan dengan metode tes Big Five personality BFP. Adanya tes kepribadian bertujuan agar dapat mengetahui lebih jelas bagaimana karakter setiap calon Paskibraka dengan detail. Tes ini dilakukan oleh Balai Pemuda dan Olahraga dengan beberapa pendamping Paskibraka dari Purna Paskibraka Indonesia PPI c. Bahasa Inggris Tes Bahasa Inggris bertujuan untuk mengukur kemampuan calon paskibraka dalam hal komunikasi dengan menggunakan Bahasa Inggris. Tes dilakukan dengan metode wawancara. d. Kesenian Materi kesenian pada seleksi Paskibraka ini tidak dilakukan dengan cara memberikan tes tertulis pada setiap peserta. Tes kesenian dilakukan dengan melihat kompetensi, 78 bakat, dan kreativitas yang mereka miliki melalui kegiatan malam kesenian yang dilaksanakan pada malam kedua. e. Tes kesehatan jasmani Tes kesehatan dilakukan di Pangdam Demak Ijo, tujuannya untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani setiap calon Paskibraka. Tingkat kebugaran jasmani calon Paskibraka dilakukan dengan melihat bagaimana ketahanan fisik mereka dalam menjalani setiap tahap tes fisik yang dilakukan. Tes tersebut meliputi : - Lari selama 12 menit - Shuttle Run lari bolak-balik - Sit up selama 1 menit - Push up selama 1 menit Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki kebijakan tersendiri dalam melakukan tes kesehatan ini, yakni bagi peserta yang memiliki tekanan darah tinggi pada saat tersebut tidak diizinkan mengikuti berbagai aktivitas fisik tersebut. Apabila sudah dalam kondisi tekanan darah yang normal barulah diizinkan untuk mengikuti tes susulan. f. PBB Tes pelatihan baris-berbaris terdiri dari materi cara hormat, cara berjalan, cara istirahat di tempat, jalan di 79 tempat, dan lain sebagainya. Tes ini menggunakan penilaian dari hasil praktik siswa. g. Parade Tes parade adalah materi seleksi berdasarkan bentuk fisikpostur tubuh. Bentuk seleksinya meliputi: tidak ada kelainan yang menonjol, tinggi badan sesuai persyaratan yang ditentukan, berat badan tidak kurang dan tidak lebih 5 kg dari berat badan minimum, tidak ada kelainan bentuk kaki X atau O. Gambar berikut merupakan alur seleksi Paskibraka dari tahap awal hingga ke tingkat nasional sesuai dengan pedoman kegiatan Paskibraka Kemenpora, 2015. Gambar 3. Alur Kegiatan Seleksi Paskibraka nasional provinsi kabupaten sekolah Paskibraka Provinsi Paskibraka nasional Paskibraka kabupaten Paskibra sekolah 80 Seleksi di tingkat Provinsi adalah anggota Paskibraka terbaik yang telah mengikuti seleksi di tingkat Kabupatenkota. Peserta diasramakan dan materi seleksi hampir sama dengan di Kabupatenkota dengan bobot lebih tinggi. Selama di asrama, peserta akan dilihat perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini akan menunjukkan kemampuan setiap peserta baik kemampuan akademik maupun non-akademik. Seleksi tingkat provinsi ini dilakukan untuk mencari dua pasang putra dan putri yang berhak ikut seleksi di tingkat nasional. Dua pasang utusan provinsi mengikuti seleksi di tingkat Nasional, kemudian akan dipilih satu putra dan satu putri untuk menjadi Paskibraka di tingkat Nasional. Siswa yang tidak lolos pada seleksi nasional kembali ke provinsi dan bertugas menjadi Paskibraka Provinsi bersama siswa lainnya. 2. Pemusatan Pendidikan dan Latihan Diklat Paskibraka dilaksanakan selama kurang lebih 19 hari, anggota Paskibraka masuk karantina mulai tanggal 30 Juli 2015 hingga tanggal 19 Agustus 2015. Waktu dan tempat Diklat tersebut secara rinci dapat dilihat dalam tabel berikut: 81 Tabel 2. Waktu dan tempat Diklat Paskibraka No Tanggal Tempat Kegiatan 1 30 Juli- 1 Agustus 2015 Pondok Pemuda Ambarbinangun Latihan Pembentukan 2 2-11 Agustus 2015 Pondok Pemuda Ambarbinangun dan Alun-alun Selatan Yogyakarta Pembekalan 3 14-15Agustus 2015 Gedung Agung, Yogyakarta Latihan, Gladi Kotor, Gladi Bersih. 4 16 Agustus 2015 Gedung Agung Yogyakarta Upacara Pengukuhan 5 17 Agustus 2015 Gedung Agung Yogyakarta Penentuan Kelompok, Upacara Pengibaran dan Penurunan Bendera Sumber : Balai Pemuda dan Olahraga DIY Bentuk Diklat Paskibraka yang diterapkan adalah latihan Pandu Ibu Indonesia Ber-Pancasila dengan cara pendekatan Keluarga Bahagia. Pandu, seperti yang tersurat dalam lagu Kebangsaan Indonesia Raya berarti orang terdepan pembawa suluhobor dan menunjukkan arah yang benar. Pandu Ibu Indonesia berarti orang Indonesia yang siap sedia membela negara, bangsa dan tanah tumpah darahnya. Dengan demikian isi dari pendidikan Paskibraka ada dua yaitu: 82 1. Pendidikan kepemimpinan yang dibimbing oleh para pembina 2. Pelatihan keterampilan baris berbaris, termasuk formasi barisan, teknik mengibarkan dan menurunkan bendera dan naik turun tangga yang dipimpin oleh para pelatih Kemenpora, 2015. Menurut Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Paskibraka, cara pendekatan Keluarga Bahagia dalam gambaran kehidupan Desa Bahagia dipilih karena fungsi dan peran keluarga sebagai tempat pendidikan yang utama dan pertama bagi sang anak kini sudah luntur dan melemah. Sistem pembinaan Desa Keluarga Bahagia betujuan untuk mewujudkan kebiasaan hidup ber-Pancasila dengan Keluarga Bahagia yang anggota-anggotanya ditata atas dasar falsafah dan pandangan hidup bangsa serta memperoleh kemungkinan untuk mengembangkan sikap hidup positif seperti takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, tertib, disiplin, gotong royong dengan penuh rasa kekeluargaan. Komponen-komponen dalam pendidikan dan latihan Paskibraka terdiri atas beberapa pihak atau instansi terkait yang saling bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatan dari awal hingga akhir. Komponen tersebut berasal dari pihak Balai Pemuda dan Olahraga DIY, TNIPolri, hingga pihak pemerintah 83 provinsi. Agar setiap pihak dapat bekerja sesuai bidang dan porsinya, maka dilakukan pembagian kerja selama pendidikan dan pelatihan Paskibraka. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta bertugas sebagai pelindung. Kemudian, yang menjadi tim pengarah ialah Asek Sekda DIY, Kepala Dinas Dikpora DIY, dan Danrem 072 Pamungkas. Kepala Balai Pemuda dan Olahraga bertugas sebagai penanggung jawab. Pihak Balai Pemuda dan Olahraga difokuskan pada kegiatan pembinaan, sedangkan pihak TNIPolri difokuskan menangani kegiatan pelatihan. Pembagian kerja dari setiap komponen dapat digambarkan dalam struktur organisasi pendidikan dan pelatihan calon Paskibraka Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015 berikut ini. Pembagian struktur organisasi Diklat Paskibraka Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015 digambarkan dengan detail pada Buku Panduan Pendidikan dan Pelatihan Paskibraka seperti berikut. 84 KOMANDAN PASUKAN DANPOK 17 DANPOK 8 DANPOK 45 : garis komandopembinaan : garis koordinasi PELINDUNG Gubernur DIY TIM PENGARAH 1. Asek Sekda DIY 2. Kepala Dinas Dikpora DIY 3. Danrem 072 Pamungkas Yogyakarta PENANGGUNGJAWAB Kepala BPO Dinas Dikpora DIY PANITIA PELATIHAN KOORDINATOR PEMBINAAN Drs. Latanggang KOORDINATOR PELATIHAN Kapten Kav. Purwanto PELATIH 1. Kapten CHB Timotius Subanu 2. Pelda Sutanto 3. Aipda Sri Harjono 4. Sertu Sugeng Siamto 5. Peltu Fajar Tri Irianto 6. Sertu Tri Wahyudi 7. Serda Kowad Irmawati 8. Banu Setiawan, S.S 9. Aziz Andika Putra, S.Pd 10. Cindy Maydea 11. Adita Deka Pratama 12. Tatang Iswidikurniawan 13. Muhammad Hafidz Ridlo PEMBINAAN 1. Drs. Suyamto 2. Sudarmin 3. Drs. Suhardi 4. Akhditia Citratami Wandaniatri, A.Md. Kep 5. Ratih Dwi Setiawan, S.E 6. Anisa Astitia, S.Si 7. Adhikrita Arif Permana, S.T CALON PASKIBRAKA Gambar 4. Struktur Organisasi Diklat Paskibraka tahun 2015 85 Pendidikan dan pelatihan Paskibraka memiliki beberapa unsur di dalamnya, antara lain: 1. Peserta Paskibraka Peserta Paskibraka pada tahap pemusatan dan pendidikan terdiri atas siswa-siswi yang lolos seleksi pada tingkat provinsi. Termasuk juga siswa-siswi yang tidak lolos seleksi di tahap nasional pun kembali bertugas sebagai Paskibraka provinsi . 2. Pembina Paskibraka Pembina Paskibraka adalah orang yang bertanggung jawab atas terlaksananya proses pendidikan, pembinaan serta pengembangan kepemimpinan nasional bagi pemuda yang disiplin dan berwawasan kebangsaan. Pembina Paskibraka dapat dimintakan bantuan untuk menjadi narasumber dalam pelatihan Kepemimpinan Nasional bagi pemuda. Pembina Paskibraka dapat berasal dari unsur KementrianLembaga KL. Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD yang menangani kepemudaan, TNI, POLRI, anggota Purna Paskibraka Indonesia aktif dan terseleksi, atau individu yang telah mengikuti latihan kepemimpinan pemuda tingkat Pemuka, Pendamping atau petatar kepemudaan. 86 Pembina Paskibraka bertanggung jawab atas pembinaan di lapangan dan di asrama, mulai dari bangun pagi, ibadah, senam pagi, doa, makan pagi, acara selingan, apel malam, dan kenangankeakraban. Pembina harus memperhatikan masalah pribadi anggota pasukan. Ketika berada di asrama, anggota putri dibina oleh pembina putri, begitu juga anggota putra dibina oleh pembina putra. Hubungan pembina dengan para anggota pasukan harus dekat layaknya hubungan kakak yang lebih tua terhadap adiknya. 3. Pelatih Pelatih adalah orang yang mempunyai keterampilan, kemampuan, kedisiplinan, dan tanggung jawab atas penyelenggaraan serta terlaksananya tugas pengibaran dan penurunan bendera kebangsaan Merah Putih. Oleh karena itu, untuk keberhasilan penunaian tugas itu, pelatih Paskibraka perlu memberi pengarahan dan pelatihan untuk diulangi, disempurnakan dan disamakan gerak langkahnya melalui PBB dan penguasaan formasi barisan. Pelatih adalah instruktur dari TNI, POLRI, baik itu perwira maupun bintara pelatih yang dikoordinasikan oleh Kepala staff Garnissun dan dapat dibantu oleh anggota Purna Paskibraka Indonesia. Selain itu pelatih bertanggung jawab atas kemahiran baris berbaris, tata penghormatan, bentuk-bentuk 87 barisan, melipat dan membuka bendera, menaikkan dan menurunkan bendera, tata laku dan gerak, penanaman disiplin diri dan kelompok, kesehatan, kesigapan, dan ketegasan memberi aba-aba, sikap pribadi dan teladan perilaku pelatih akan dicontoh dan ditiru oleh anggota pasukan. 4. Panitia Panitia adalah instansi pemerintah yang memiliki wewenang mengelola anggaran kegiatan Paskibraka. Maksud dari mengelola kegiatan adalah selain bertanggung jawab atas kelancaran proses mulai dari seleksi dan pemusatan diklat sampai dengan keberhasilan penugasan, termasuk juga melakukan persiapan administrasi dan teknis, mengatur personil, pengadaan perlengkapan, melakukan pengawasan dan pengendalian seluruh aspek kegiatan. Di tingkat provinsi yang menjadi panitia adalah Balai Pemuda dan Olahraga DIY, SKPD dan anggota lainnya. Mengingat tugas utama Paskibraka adalah mengibarkan duplikat bendera pusaka, tentu kegiatan utamanya didominasi oleh kegiatan lapangan. Kegiatan lapangan tersebut membutuhkan sarana dan prasarana khusus demi menunjang pelaksanaannya. 88 Menurut Pedoman Kegiatan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Tahun 2015, sarana dan prasarana kegiatan yang dibutuhkan dalam pembentukan Paskibraka antara lain : a. Sarana dan prasarana akomodasi dan konsumsi yang memadai. b. Tempat pembinaan baik di dalam maupun di luar ruangan c. Tempat latihan baris berbaris d. Tersedianya lapangan upacara beserta tiang bendera e. Pakaian, topi, sepatu, dan perlengkapan lainnya. f. Sarana transportasi. Sistem pendekatan yang digunakan dalam pendidikan dalam pelatihan adalah pendekatan Desa Bahagia. Desa Bahagia merupakan sebuah gambaran dimana para peserta diajak serta menghayati kehidupan yang berisi acara-acara yang pada dasarnya adalah penghayatan dan pengamatan Pancasila serta praktiknya yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Suasana tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan: Penerimaan tamu desa yang khas, pemilihan dan kampanye Lurah serta Perangkat Desa, musyawarah desa, gotong royong desa dan sebagainya. Bimbingan Kerukunan Desa ketika kegiatan di dalam dan di luar asrama antara peserta putra dan putri, antara peserta 89 dan pembina danatau pelatih dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Penciptaan suasana gembira, harmonis, disiplin melaksanakan tata tertib yang berlaku. 2. Bimbingan agama dan praktik melaksanakan kewajiban. 3. Bimbingan cara bergaul putra dan putri yang sehat dan wajar. 4. Pembagian tugas pembina, pelatih, dan panitia penyelenggara yang jelas dan saling menghargai. Kemenpora, 2015 Kurikulum pendidikan dan latihan terdiri dari mata pelajaran teori dan praktik sebagai berikut: 1 Latihan Kepemimpinan Pemuda Tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota Materi Latihan Kepemimpinan ini meliputi: upacara penerimaan tantingan, upacara pembukaan latihan, upacara pengukuhan, upacara penutupan latihan, renungan jiwa, api unggun, pengarahan dari unsur pimpinan daerah provinsi, dan kabupatenkota, kepemimpinan, cara hidup dan berpikir positif, wawasan kebangsaan, sistem kenegaraan, manajemen organisasi, 90 2 Keterampilan dan Praktik PengibaranPenurunan Bendera Materi ini meliputi : a. Peraturan Baris-berbaris PBB dan Formasi Barisan b. Cara melipat dan mengembangkan bendera yang baik dan benar c. Cara menaikkan dan menurunkan bendera yang baik dan benar d. Cara mengikat tali bendera di tiang bendera yang baik dan benar e. Cara menerima dan membawa bendera yang baik dan benar f. Cara naik turun tangga istana yang baik dan benar. g. Cara membentuk formasi barisan tertentu sesuai keperluan h. Kunjunganaudiensi ke pejabat tinggi pemerintah tertentu yang dianggap perlu serta mengadakan dialog. 3 Kunjungan a. Kunjunganaudiensi kepada pejabat tinggi pemerintahan tertentu yang dianggap perlu serta mengadakan dialog. b. Kunjungan wisata ke tempat tertentu yang mengandung nilai sejarah, pengetahuanteknologi dan rekreasi Kemenpora, 2015 91 Kurikulum Desa Bahagia mengajarkan banyak materi kepemimpinan, formasi baris-berbaris, cara mengibarkan dan menurunkan bendera, cara naik turun tangga, dan lain sebagainya. Tidak hanya terkait dengan tata cara pengibaran bendera, namun setelah selesai latihan dan pemberian materi di lapangan siswa masih mendapat materi pembinaan mental dan wawasan kebangsaan pada malam harinya. Ketika menjalankan aktivitas harian pun, segala sesuatunya sudah diatur sesuai dengan kurikulum Desa Bahagia tersebut. Ketika anggota Paskibraka mulai akan mengikuti tahap karantina, ada persiapan dan tahapan yang dilakukan dalam pendidikan dengan sistem Desa Bahagia, antara lain: 1. Penerimaan Peserta a. Secara Administratif b. Upacara Khusus Penerimaan peserta 2. Pemilihan Lurah Perangkat Desa Bahagia 3. Upacara pembukaan. Kemenpora, 2015 Selanjutnya, anggota Paskibraka memulai kegiatan harian yang dilakukan selama karantina berlangsung. Kegiatan harian tersebut antara lain: a. Bangun Pagi b. Shalatsembahyang c. Senam pagigerak badan 92 d. Membersihkan kamar dan pemeliharaan diri e. Makan bersama f. Upacara bendera g. Kegiatan Belajar dan Berlatih. 4. Kegiatan menjelang pengukuhan dan penutupan Kegiatan menjelang pengukuhan dan penutupan diklat antara lain: a. renungan jiwa, b. api unggun, dan c. pengukuhan serta penutupan latihan. Kemenpora, 2015. Selama proses pendidikan dan pelatihan Paskibraka, terdapat beberapa kegiatan seremonial. Kegiatan seremonial pada pelaksanaan Diklat Paskibraka yaitu: 1. Upacara Pengukuhan Berdasarkan hasil observasi peneliti ketika kegiatan berlangsung, upacara pengukuhan Paskibraka dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2015 di Gedung Kesenian, Istana Kepresidenan Yogyakarta. Kegiatan pengukuhan dimulai pada pukul 15.00 WIB, dihadiri oleh para tamu undangan yang terdiri dari pejabat lembaga-lembaga di DIY, kepala sekolah serta orangtua dari seluruh peserta Paskibraka. Acara pendahuluan diawali dengan laporan perwira kepada pembina upacara. Dilanjutkan dengan pembina 93 upacara memasuki ruangan upacara. Selanjutnya memasuki rangkaian acara pokok. Acara pokok diawali dengan penghormatan kepada pemimpin upacara, dilanjutkan dengan laporan pemimpin upacara. Kemudian menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Usai menyanyikan Lagu Indonesia Raya, dilanjutkan dengan mengheningkan cipta. Kemudian pembacaan pengantar pengukuhan yang dibacakan oleh Kepala Dinas Dikpora DIY. Dalam pengantar pengukuhan tersebut diberikan amanah-amanah kepada para anggota Paskibraka agar siap menjadi generasi penerus bangsa yang rela mengorbankan jiwa raga hanya untuk bangsa Indonesia. Anggota Paskibraka kemudian mengucapkan ikrar, sumpah pemuda, dan berjanji untuk mengabdi, menjalankan kewajiban sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki jiwa nasionalis berlandaskan ideologi bangsa, ikrar diucapkan bersama-sama dihadapan Bendera Merah Putih. Setelah selesai mengucapkan ikrar, anggota Paskibraka kemudian mencium Sang Merah Putih dan dilanjutkan dengan penyematan Lencana merah Putih serta pemasangan kendhit oleh Pembina Upacara. Suasana haru pun menghiasi detik-detik momentum sakral bagi Paskibraka 94 Sebagai acara penutup, Gubernur DIY selaku pembina upacara memberikan ucapan selamat kepada Paskibraka DIY, kemudian meninggalkan ruang upacara. 2. Renungan Jiwa Berdasarkan laporan kegiatan pembentukan Paskibraka dari Balai Pemuda dan Olahraga DIY, renungan jiwa bagi Anggota Paskibraka diadakan pada Hari Selasa tanggal 15 Agustus 2015 pukul 21.30 WIB di Pondok Pemuda Ambarbinangun Yogyakarta dan dipandu oleh Kepala Seksi Pemuda, Balai Pemuda dan Olahraga DIY yaitu Bapak Drs. Latanggang. Renungan jiwa berisi tentang pesan kepada Paskibraka agar terus memiliki tekad yang kuat, yakin pada diri sendiri, terus memiliki semangat juang, dan selalu bersyukur atas apa yang telah didapatkan. Tujuannya agar lebih membentuk mental yang tangguh pada diri anggota Paskibraka teks renungan jiwa terlampir. 3. Upacara Serah Terima Bendera Merah Putih. Dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2015 pukul 18.15 di Kepatihan dan Gedung Agung Yogyakarta. Pelaksanaan di Kepatihan : a Pejabat yang menyerahkan bendera : Kepala Biro Umum Setda DIY 95 b Pejabat yang menerima bendera : Kepala BPO Dinas Dikpora DIY Duplikat bendera pusaka dibawa dari Kepatihan ke gedung Agung dengan mobil dan iring-iringan pengawal khusus. Pelaksanaan di Gedung Agung : a Pejabat yang menyerahkan bendera : Kepala BPO Dinas Dikpora DIY b Pejabat yang menerima bendera : Kepala Rumah Tangga Istana Kepresidenan Yogyakarta. 4. Upacara Penentuan Kelompok Tugas Berdasarkan laporan kegiatan pembentukan Paskibraka dari Balai Pemuda dan Olahraga DIY, upacara penentuan kelompok tugas dilaksanakan tanggal 17 Agustus 2015 pukul 08.00 di Gedung Serbaguna Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta. Sebagai Inspektur Upacara adalah Kepala Dinas Dikpora Daerah Istimewa Yogyakarta. Acara pendahuluan yaitu laporan perwira upacara kepada pembina upacara. Acara pokok meliputi: penghormatan kepada pembina upacara, laporan pemimpin upacara, pembacaan surat keputusan oleh Kepala Dinas Dikpora DIY, amanat 96 telah selesai, penghormatan kepada pembina upacara, dan pemberian ucapan selamat kepada Paskibraka DIY. Acara pentutup ditandai dengan laporan kepada pembina upacara bahwa upacara telah selesai. 5. Pelaksanaan Upacara dan Pengibaran Bendera Berdasarkan hasil observasi peneliti ketika kegiatan berlangsung, pelaksanaan upacara pengibaran bendera dilaksanakan tanggal 17 Agustus 2015 pukul 10. 00 di Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta. Sebagai Inspektur Upacara adalah Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Peserta upacara mengikuti upacara dengan hikmat dan Paskibraka menjalankan tugasnya dengan sukses untuk mengibarkan Sang merah Putih. Usai melaksanakan tugasnya, siswa-siswi dan pelatih menangis haru karena berhasil dan bangga dapat menjalankan tugas mengibarkan Sang Merah Putih dengan sukses di Istana Kepresidenan Yogyakarta. 6. Upacara Penurunan Bendera Berdasarkan hasil observasi peneliti ketika kegiatan berlangsung, pelaksanaan upacara penurunan bendera dilaksanakan tanggal 17 Agustus 2015 pukul 16. 00 WIB di Istana Kepresidenan, Gedung Agung Yogyakarta. Sebagai Inspektur Upacara adalah Komandan Korem 072Pamungkas. 97 Pada upacara penutupan ditampilkan beberapa hiburan dan nyanyian lagu daerah oleh tim-tim atau siswa-siswi yang berprestasi khususnya di bidang paduan suara. 7. Upacara Serah Terima Kembali Bendera Merah Putih Berdasarkan laporan kegiatan pembentukan Paskibraka dari Balai Pemuda dan Olahraga DIY, upacara serah terima kembali Bendera Merah Putih dilaksanakan tanggal 17 Agustus 2015 pukul 18.30 WIB di Gedung Agung Yogyakarta dan Kepatihan. Pelaksanaan di Gedung Agung : a Pejabat yang menyerahkan : Kepala Rumah Tangga Istana Presiden Yogyakarta b Pejabat yang menerima : Kepala BPO Dinas Dikpora DIY Pelaksanaan di Gedung Kepatihan : a Pejabat yang menyerahkan : Kepala BPO Dinas Dikpora DIY b Pejabat yang menerima : Kepala Biro Umum Setda DIY 8. Ramah Tamah Observasi yang dilakukan peneliti saat kegiatan berlangsung menunjukkan bahwa kegiatan ramah tamah dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus pukul 09.00 WIB 98 diikuti oleh seluruh anggota Paskibraka tingkat kabupatenkota, Paskibraka DIY, dan TNIPOLRI. Ramah tamah tersebut dihadiri oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta di Bangsal Kepatihan. Dalam acara ramah tamah, terdapat sesi dialog dengan Gubernur DIY, setiap perwakilan dari kabupatenkota dan juga Paskibraka provinsi memperoleh kesempatan untuk menyampaikan aspirasi atau pertanyaan kepada Gubernur DIY. Di akhir acara, beberapa anggota Paskibraka unjuk kebolehan bakatnya dalam bernyanyi, semua Paskibraka yang hadir berbaur menjadi satu dan menari bersama-sama di tengah panggung. Suasana sangat akrab dan harmonis meskipun mereka belum tentu saling mengenal. 9. Upacara Penutupan Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti selama kegiatan berlangsung, upacara penutupan dilaksanakan dengan menyelenggarakan Pentas Kesenian Wayang Kulit di Pondok Pemuda Ambarbinangun. Penutupan pendidikan dan latihan diselenggarakan pada tanggal 18 Agustus 2015, sehari sebelum anggota Paskibraka dipulangkan kembali ke daerah masing-masing. 99 10. Kunjungan dari Paskibraka Provinsi Bali Hasil observasi yang dilakukan peneliti selama kegiatan berlangsung, kunjungan dari Paskibraka Provinsi Bali dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus pukul 09.00. Kunjungan Paskibraka Provinsi Bali diterima oleh Kepala BPO Dinas Dikpora DIY yaitu Bapak Ir. Edy Wahyudi, M.Pd. Beberapa hal yang menarik peneliti temukan bahwa tata cara dan etika bergaul atau menyambut tamu pada Paskibraka diwujudkan dengan saling berjabat tangan, menyambut dengan salam Paskibraka ataupun yel-yel dari masing-masing provinsi. 3. Pelaksanaan dan Penurunan Bendera Pusaka Sesuai dengan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga nomor 0065 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Pasukan Pengibar Bendera Paskibraka di tingkat Provinsi dan Kabupatenkota memerlukan jumlah minimal anggota pasukan sebanyak 17+8 = 25 orang atau kelipatan dua dari itu sebanyak 50 orang. Untuk tingkat provinsi, peserta anggota pasukan didapat dari kabupatenkota yang ada di wilayahnya. Setiap provinsi memiliki jumlah kabupatenkota yang berbeda satu sama lain. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki 5 kabupatenkota, maka diperlukan minimal 5 pasang atau 10 orang siswa SMA dari setiap kabupatenkota. Disiapkan dua pasukan untuk mengibarkan 100 bendera pagi hari ditugaskan pada pasukan A dan pasukan B untuk menurunkan bendera sore hari ditugaskan pada sore hari. Beberapa jam sebelum melaksanakan tugas, dilaksanakan upacara penentuan kelompok. Disitulah para siswa tahu mereka bertugas sebagai posisi apa, dan di pasukan berapa. Semua siswa harus siap menjalankan tugas sesuai hasil dengan yang telah ditentukan. Apabila terjadi hal-hal di luar dugaan pun siswa harus siap diganti atau dipindah ke posisi mana saja. Komposisi Paskibraka pada saat melaksanakan tugas terdiri dari pasukan 8, Pasukan 17, dan pasukan 45. Siswa yang terpilih menjadi anggota Paskibraka masuk dalam pasukan 8 atau pasukan 17. Pasukan 45 terdiri atas personil dari gabungan TNI, pasukan ini biasa juga disebut pasukan pengawal. Setiap pasukan memiliki komandan kelompok danpok atau komandan regu danru. Keseluruhan pasukan dipimpin oleh komandan pasukan yang berasal dari pihak TNIPolri. Komposisi pasukan secara lebih jelas diambarkan dalam pedoman kegiatan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Paskibraka pada gambar berikut. 101 4 langkah TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI TNI Danpok 17 Pasukan 17 4 langkah Danpok 8 Pasukan 8 danru danru 2 langkah danpas 2 langkah danru danru Pasukan Pengawal Gambar 5. Komposisi Pasukan 2 langkah 102 Sebelum upacara dimulai Paskibraka dikondisikan dalam keadaan siap pada barisan dengan posisi istirahat di tempat. Ketika pengibaran bendera dilaksanakan, tidak ada masalah yang dihadapi dan Paskibraka sukses mengibarkan Sang Merah Putih tanpa melakukan kesalahan, begitu pula pada saat penurunan bendera di sore harinya. Selama kegiatan berlangsung dari awal hingga akhir dilaksanakan monitoring dan evaluasi pada setiap tahap kegiatan. Monitoring dan evaluasi adalah bagian penting dari sebuah kegiatan untuk memastikan kegiatan berlangsung sesuai rencana dan diukur tingkat keberhasilannya. Monev dapat dilakukan di awal, di tengah, atau di akhir tahapan kegiatan. Dalam kegiatan pembentukan Paskibraka Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015, monitoring dan evaluasi dilakukan di awal, di tengah, dan di akhir tahapan kegiatan. Sedangkan untuk evaluasi khusus pada pendidikan dan pelatihan Diklat Paskibraka sendiri dilakukan secara berkala yaitu minimal tiga hari sekali. Evaluasi Diklat dilakukan oleh semua unsur kegiatan, meliputi: pembina, pelatih, dan panitia. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan setiap anggota Paskibraka dan bagaimana ketercapaian target latihan Pandu Ibu Indonesia Berpancasila. Setelah mengetahui pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan Paskibraka, dapat kita identifikasi bagaimana cara penanaman nasionalisme pada Paskibraka Daerah Istimewa Yogyakarta. Cara 103 tersebut diwujudkan dalam dua bentuk kegiatan utama yaitu latihan fisik serta pembinaan mental. 1. Latihan Fisik Latihan fisik yang dilakukan Paskibraka menunjukkan penanaman nasionalisme dilakukan dengan pola pembiasaan atau penguatan nilai positif. Anggota Paskibraka dibiasakan untuk mengikuti latihan dengan tertib, disiplin, penuh semangat, berani, bekerja keras, menjaga kesatuan dan keharmonisan barisan. Pembiasaan beberapa sikap tersebut pada diri anggota Paskibraka diharapkan dapat menanamkan nasionalisme. Hal ini sejalan dengan pernyataan beberapa pelatih sebagai berikut. P : Ya, untuk melatih sikap siswa-siswa ini kita terapkan melalui PBB itu untuk menanamkan jiwa korsa. Jiwa korsa itu untuk menerapkan persatuan dan kesatuan di antara kawan sehingga aplikasinya karena itu lingkupnya kecil diharapkan dapat tumbuh menjadi lebih besar dengan adanya Paskibraka ini. Makanya Paskibraka sebenarnya selain jiwa korsa juga memupuk rasa cinta tanah air, melalui PBB itu dapat melatih agar siswa mempunyai rasa jiwa korsa yang kuat, tangguh, rela berkorban, itu mulainya dari PBB. Aplikasinya ya dari semangat PBB yang tinggi itu untuk mengibarkan lambang negara. Pwwc10 Mei 2016 Pernyataan pelatih tersebut diperkuat dengan pernyataan sependapat dengan apa yang diungkapkan oleh panitia berikut. D : Paskibraka dari mulai pendidikan, latihan upacara, latihan PBB, semua indikator baik kedisiplinan, kejujuran, keberanian, rela berkorban,kerja keras, indikator-indikator itu jelas masuk dan sudah bisa dilihat dari siswa Paskibraka. Dwwc16 Mei 2016. 104 Latihan fisik yang meliputi PBB dan latihan formasi dalam Paskibraka sangat mengedepankan kedisiplinan, keberanian, persatuan dan kesatuan dalam barisan, dan kerja keras dari anggota maupun pelatih. Intensitas latihan yang begitu padat dapat membuat sikap-sikap tersebut terbiasa dilakukan oleh anggota Paskibraka sehingga selanjutnya akan terus tertanam dalam diri masing-masing siswanya. 2. Pembinaan mental Pembinaan mental pada Paskibraka dilakukan ketika menjalani kegiatan sehari-hari di tempat karantina. Seperti yang kita ketahui bahwa ketika siswa dikarantina, metode yang digunakan adalah metode pendekatan Desa Bahagia. Metode pendekatan Desa Bahagia tersebut dilaksanakan dengan berdasar Pancasila dan UUD 1945, tujuannya untuk melatih siswa menjadi pribadi yang mandiri dan disiplin. Namun, tidak hanya itu saja yang dapat ditanamkan dengan pendekatan Desa Bahagia. Nilai- nilai dan sikap lain pun dapat ditanamkan dengan pendekatan ini, seperti nilai kejujuran, cinta tanah air, persatuan dan kesatuan, berani, bekerja keras, dan lain sebagainya. Nilai-nilai dan sikap yang menjadi indikator nasionalisme ditanamkan dalam bentuk pembinaan mental melalui dua cara, yaitu: 105 a Pembiasaan penguatan nilai positif atau negatif Selama karantina siswa dibiasakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari berdasarkan dengan nilai-nilai yang diyakini, sesuai dengan apa yang terkandung dalam ideologi bangsa, Pancasila. Siswa dibiasakan melakukan kegiatan bersama untuk melatih persatuan, berlatih jujur, mandiri, disiplin, dan lain sebagainya. Sejalan dengan apa yang disampaikan salah satu panitia sebagai berikut. H : Yang pertama itu karantina, di karantina ini dengan mereka ditutup aksesnya dengan dunia luar itu tujuannya juga agar mereka bisa bersatu karena berasal dari daerah yang berbeda-beda. Karena di salah satu syarat Paskibraka itu harus dilakukan karantina. Di karantina itu ada beberapa cara, mereka harus meninggalkan hal-hal yang sifatnya pribadi. Pakaian dan semuanya dibuat sama, sendal pun dibuat sama semua agar nggak melihat asalnya. Hwwc17 Mei 2016 .... Terus kadang dilatih kepekaan, kalau ada temennya yang bermasalah mereka harus bisa membantu. Bahkan di Desa Bahagia itu ada namanya sistem perangkat desa. Ada lurah , ada RT RW itu juga untuk menambah persatuan. Hwwc17 Mei 2016 Pernyataan pelatih tersebut diperkuat dengan pernyataan senada dengan apa yang diungkapkan oleh panitia berikut. Sd: Disitulah diawali dengan metode Desa Bahagia, dimana Desa Bahagia itu dilatih mandiri, tidak ketergantungan baik dalam keadaan suka maupun duka mereka adalah bisa mandiri, tidak ketergantungan dengan orang lain. Jadi Desa Bahagia dasarnya adalah Pancasila dan UUD 1945. Kalau di sila pertama, itu adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Jadi di Desa Bahagia ini diwajibkan harus melaksanakan ajaran sesuai yang mereka anut, kalau 106 Islam ya sesuai dengan Islam, kalau non juga sesuai dengan ajarannya. Mereka diberi waktu, misalnya kegiatan Paskibraka ini kan kurang lebih tujuh belas hari. Hari Minggu, yang non muslim diberikan waktu untuk beribadah, jadi di Desa Bahagia ini masalah agama betul-betul ditekankan, betul dilaksanakan sesuai apa yang diajarkan. Sdwwc16 Mei 2016 Penerapan pendekatan Desa Bahagia selama proses karantina dengan pembinaan mental dari pelatih dirasa berhasil untuk menerapkan nilai dan sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari. b Keteladanan Keteladanan yang diterapkan adalah keteladanan dari pelatih maupun panitia. Pelatih dan panitia menjadi contoh untuk anggota Paskibraka, sehingga apa saja yang dilakukan pelatih atau panitia akan dilihat oleh anggota Paskibraka. Pelatih dan panitia tentunya juga harus mampu menjadi contoh yang baik bagi para anggota Paskibraka. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan beberapa narasumber dari pihak pelatih berikut. P : Kalau dari mental ya dari pembekalan mentalnya. Bimbingan dan pengasuhan dari kakak-kakaknya, Bimsuh namanya. Itu kan akan terbentuk sikap dan perilakunya, dari kakak-kakak PPI juga akan memberikan contoh kepada adek-adeknya. Pwwc10 Mei 2016 T : Dari kita pelatih juga kita tanamkan jiwa korsa, persatuan kesatuan untuk mereka. Karena tugas kita sebagai pelatih itu berat, kita menjadi figur menjadi tauladan bagi mereka. Baik yang baik maupun ang buruk pasti dilihat oleh mereka. Maka saya sampaikan kepada semua pelatih apapun kegiatannya, ketauladanan pada diri mereka diawali dari pelatih, kita harus menjadi contoh 107 yang baik mulai dari omongan dan perbuatan. Twwc11 Mei 2016 Tugas sebagai teladan bagi siswa-siswi Paskibraka adalah tanggung jawab yang berat bagi pelatih atau panitia. Hal tersebut menjadi berat karena mereka harus mampu memposisikan diri, menjaga sikap dan perilakunya dengan baik pula. Meskipun berat, namun pelatih dan panitia mampu melaksanakannya. Hal tersebut diperkuat dengan hasil observasi yang dilakukan saat kegiatan berlangsung pada Agustus tahun 2015, dan dilakukan kembali pada saat seleksi Calon Anggota Paskibraka tahun 2016. Hasil observasi menunjukkan bahwa ciri-ciri sikap nasionalisme sudah terlihat pada pelatih dan panitia. Sikap tersebut meliputi: rela berkorban, jujur, berani, disiplin, bekerja keras, persatuan dan kesatuan, dan cinta tanah air Hasil pengamatan secara lebih detail dapat dilihat di lampiran. Peneliti pun mendapatkan hasil yang sama ketika melakukan observasi lanjutan pada seleksi Paskibraka tanggal 10- 11 Mei 2016 . Melihat hasil demikian, maka dapat kita identifikasi bahwa dengan indikator sikap dan perilaku baik dari panitia dan pelatih dapat menjadi keteladanan sehingga menumbuhkan nasionalisme pada Paskibraka. 108

b. Perwujudan Nilai dan Sikap Nasionalisme pada Anggota