Kajian tentang Kebijakan Kepemudaan

45 telah disusun sebelumnya. Pelaporan kegiatan dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan. Tujuan diadakannya pelaporan adalah agar nantinya dapat digunakan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan bahan acuan untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

D. Kajian tentang Kebijakan Kepemudaan

Kegiatan pembentukan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Paskibraka merupakan salah satu program kepemudaan yang ditangani oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Pelaksanaan program di tingkat daerah secara teknis ditangani oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga pada masing-masing daerah. Kegiatan pembentukan Paskibraka ini dilaksanakan berdasarkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan. Tujuan diadakannya pembentukan Paskibraka ialah membentuk semangat kebangsaan khususnya untuk para pemuda Indonesia. Pelaksanaan kegiatan pembentukan Paskibraka merupakan salah satu bentuk nyata dari adanya kebijakan kepemudaan. Kebijakan kepemudaan dikembangkan berdasarkan properda, hasil diskusi dengan berbagai lembagainstansi terkait, dan studi kebijakan yang telah dilakukan. Kebijakan tentang kepemudaan diatur dengan jelas dalam Undang-undang. Menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan: Pasal 2: Kepemudaan dibangun berdasarkan asas: 46 a. Ketuhanan Yang Maha Esa; b. kemanusiaan, c. kebangsaan; d. kebhinekaan; e. demokratis; f. keadilan; g. partisipatif; h. kebersamaan; i. kesetaraan; dan j. kemandirian. Pasal 3: Pembangunan kepemudaan bertujuan untuk terwujudnya pemuda yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esah, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggung jawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Atas dasar-dasar yang telah ditetapkan dalam undang-undang tersebut, pemerintah wajib menyelenggarakan pelayanan kepemudaan. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan Pasal 6 menyatakan bahwa pelayanan kepemudaan dilaksanakan sesuai dengan karakteristik pemuda, yaitu memiliki semangat kejuangan, kesukarelaan, tanggung jawab, dan ksatria, serta memiliki sifat kritis, idealis, inovatif, progresif, dinamis, reformis, dan futuristik. Karakteristik pemuda yang memiliki semangat kejuangan, kesukarelaan, tanggung jawab, dan ksatria, serta memiliki sifat kritis, idealis, inovatif, progresif, dinamis, reformis, dan futuristik ini menjadi modal utama dalam mempertahankan bangsa dan mewujudkan pembangunan nasional. Tanggung jawab pemuda dalam mempertahankan bangsa dan mewujudkan pembangunan nasional menjadi tanggung jawab 47 yang besar bagi pemuda. Seperti yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan: Pasal 19: Pemuda bertanggung jawab dalam pembangunan nasional untuk: a. menjaga Pancasila sebagai ideologi negara; b. menjaga tetap tegak dan utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia; c. memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa; d. melaksanakan konstitusi, demokrasi, dan tegaknya hukum; e. meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat; f. meningkatkan ketahanan budaya nasional; danatau g. meningkatkan daya saing dan kemandirian ekonomi bangsa. Mengingat pembangunan nasional di masa depan sangat bergantung pada kualitas pemuda saat ini, maka peran dan partisipasi pemuda dalam membentuk semangat membangun dan bangsa pun harus dikembangkan. Sesuai dengan tujuan pelayanan kepemudaan menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009: Pasal 7: Pelayanan kepemudaan diarahkan untuk : a. menumbuhkan patriotisme, dinamika, budaya prestasi, dan semangat profesionalitas; dan b. meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda dalam membangun dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam rangka mengarahkan pelayanan kepemudaan untuk menumbuhkan patriotisme, dinamika budaya prestasi, dan semangat profesionalitas, ada beberapa strategi yang diterapkan. Strategi yang dapat dilakukan diatur dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009: Pasal 8 ayat 1: Pelayanan kepemudaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf a dilakukan melalui strategi: a. bela negara; b. kompetisi dan apresiasi pemuda; 48 c. peningkatan dan perluasan memperoleh peluang kerja sesuai potensi dan keahlian yang dimiliki; dan d. pemberian kesempatan yang sama untuk berekspresi, beraktivitas, dan berorganisasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Menumbuhkan patriotisme pemuda dilakukan dengan strategi bela negara. Strategi bela negara ini diwujudkan pemerintah melalui kegiatan sebagai Paskibraka. Paskibraka ini dibentuk di setiap kabupatenkota, provinsi, dan nasional. Pelaksanaan pembentukan Paskibraka ditangani pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Tugas dan wewenang pemerintah dan pemerintah daerah dalam melaksanakan kebijakan kepemudaan diatur dalam Undang-undang Kepemudaan Nomor 40 Tahun 2009 Pasal 10 ayat 1 bahwa pemerintah mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kepemudaan dalam rangka penajaman, koordinasi dan sinkronisasi program pemerintah. Mengenai fungsi yang dijalankan dalam bidang kepemudaan dijelaskan lebih lanjut dalam Pasal 10 ayat 2 yang berbunyi: Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Pemerintah menyelenggarakan fungsi di bidang kepemudaan meliputi: a. perumusan dan penetapan kebijakan; b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan; c. pengelolaan barang milikkekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya; dan d. pengawasan atas pelaksanaan tugas. Berdasarkan tugas dan wewenang pemerintah yang telah diatur dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, pemerintah dan pemerintah daerah memiliki fungsi di bidang 49 kepemudaan dari mulai perumusan atau penetapan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, pengelolaan barang, dan pengawasan pelaksanaan tugas. Maka, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah berkewajiban untuk menyusun, mengelola, dan mengawasi jalannya program kepemudaan pada masing-masing tingkat.

E. Penelitian yang Relevan