23 seseorang mengenai apa yang baik dan apa yang buruk melalui
keteladanan atau pembiasaan dari pendidik. Menanamkan pengetahuan mengenai apa yang baik dan buruk ini
merupakan salah satu tujuan diadakannya pendidikan nilai. Tujuan pendidikan nilai menurut Rahmat Mulyana 2004: 119 adalah untuk
membantu peserta didik agar memahami, menyadari, dan mengalami nilai-nilai dan mampu menerapkannya secara integral dalam kehidupan.
Tugas pendidik menjadi ujung tombak keberhasilan untuk mencapai tujuan pendidikan nilai itu sendiri.
Setelah mengetahui beberapa definisi pendidikan nilai di atas, dalam penelitian ini peneliti memaknai pendidikan nilai yang mengacu
pada pendapat Sastrapradja, pendidikan nilai merupakan proses penanaman dan pengembangan nilai-nilai pada seseorang atau siswa.
6. Landasan Pendidikan Nilai
Pendidikan nilai memiliki beberapa landasan yang harus diketahui sebagai dasar agar pelaksanaan pendidikan nilai dapat berjalan
dengan baik. Landasan pendidikan nilai menurut Rahmat Mulyana 2004: 124 terdiri atas empat bagian, yaitu: landasan filosofis, landasan
psikologis, landasan sosiologis, dan landasan estetik. Landasan filosofis pendidikan nilai cenderung menekankan pada
aspek hakikat manusia dan hakikat nilai itu sendiri secara filosofis. Dijelaskan lebih lanjut menurut Rahmat Mulyana 2004: 126 :
24 Landasan filosofis pendidikan nilai menekankan pada dua
kemungkinan yaitu : 1 filsafat pendidikan nilai pada dasarnya tidak berpihak pada salah satu kebenaran tentang hakikat
manusia yang dicapai oleh suatu aliran pemikiran karena nilai adalah esensi hakikat manusia yang dapat mewakili semua
pandangan. 2 filsafat pendidikan nilai berlaku selektif terhadap kebenaran hakikat manusia yang dicapai oleh suatu pemikiran
tertentu, karena nilai selain sebagai esensi hakikat manusia juga menyangkut substansi kebenarannya yang dapat berlaku
kontekstual dan situasional. Landasan yang kedua yaitu landasan psikologis. Landasan
psikologis pendidikan nilai menekankan pada aspek psikologis. Aspek psikologis yang dimaksud adalah kaidah perkembangan mental manusia
dan ciri-ciri perilakunya. Aspek-aspek psikis manusia berkembang secara dinamis, perbedaan individu ditarik berdasarkan perkembangan yang
mewakili setiap tahap pertumbuhan dan perkembangan manusia. Kaidah umum psikologi inilah yang menjadi landasan psikologis pendidikan
nilai. Landasan pendidikan nilai yang ketiga adalah landasan sosial.
Pendidikan nilai merupakan proses penyadaran nilai pada peserta didik, maka pendidikan nilai perlu dirancang berdasarkan nilai-nilai kehidupan
sosial yang aktual dan kontekstual. Peserta didik memiliki kesempatan memeriksa, mempertimbangkan, dan membuat keputusan isu-isu sosial
serta bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya. Membangun kesadaran interpersonal yang mendalam menjadi target utama pendidikan
nilai. Peserta didik diajarkan agar mampu menjalin hubungan sosial yang harmonis dengan orang lain melalui sikap dan perilakunya. Peserta didik
25 dilatih agar berprasangka baik kepada orang lain, berempati, suka
menolong, jujur, bertanggung jawab, dan menghargai perbedaan. Landasan pendidikan nilai yang keempat adalah landasan estetik.
Landasan estetik ini menekankan bahwa manusia memiliki cita rasa keindahan. Cita rasa keindahan ini menilai objek-objek yang bernilai seni
atau menuangkan karya seni. Nilai estetik perlu diajarkan kepada peserta didik agar tahu bagaimana cara belajar yang bermakna. Pendidikan nilai
dalam penerapannya melibatkan pemahaman rasa, pilihan pribadi, dan tata bentuk yang berkaitan dengan karakteristik nilai estetika.
7. Pendekatan Pendidikan Nilai