miliki. Namun kesulitan bisa juga tidak terjadi apabila si anak memiliki niat dalam mempelajari suatu bahasa asing.
3. Hakikat Berbicara
Berdasarkan Kamus
Le Petit Larousse
berbicara adalah mengungkapkan pemikiran dengan kata-kata
“exprimer sa pensée par la parole”. Adapun menurut Iskandarwassid dan Sunendar 2013: 241, berbicara merupakan kemampuan alat
ucap untuk memproduksi sistem bunyi artikulasi yang kemudian disampaikan kepada orang lain. Penyampaian ini dapat berupa penyampaian perasaan, keinginan, maupun
kehendak. Subana dan Sunarti 2000: 217 menguraikan “Berbicara adalah
keterampilan menyamapaikan pesan melalui bahasa lisan”. Nurgiyantoro 2012: 399 mengungkapkan, “Berbicara adalah aktivitas kedua yang dilakukan manusia dalam
kehidupan bahasa, setelah mendengarkan”. Di sisi lain, Iskandarwassid dan Sunendar 2013: 257 menguraikan
berbicara sebagai berikut. “Berbicara sebagai aspek keterampilan berbahasa
bukan hanya mengajar, bukan hanya keluarnya bunyi bahasa dari alat ucap, bukan hanya mengucap tanpa makna, melainkan berbicara sebagai berbahasa,
yaitu menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain dengan lisan. Berbicara sebagai suatu proses perubahan bentuk pikiran atau perasaan menjadi
bentuk bunyi bahasa”. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa berbicara
adalah sebuah kegiatan berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah mendengarkan. Berdasarkan dari bunyi bahasa yang
didengarnya, kemudian manusia belajar mengungkapkan dan akhirnya mampu untuk berbicara. Untuk dapat berbicara dalam suatu bahasa secara baik, manusia dalam hal
ini pembicara harus menguasai lafal, struktur, dan kosakata yang bersangkutan. Di samping itu, diperlukan juga penguasaan masalah atau gagasan yang akan
disampaikan, serta keterampilan memahami bahasa lawan bicara. Selain untuk mengungkapkan informasi, perasaan, kehendak maupun pendapat
kepada orang lain, berbicara sebagai aktivitas komunikatif menurut Morrow dalam bukunya Tagliante, 1994 : 37 karakteristik sebagai berikut:
a.
Elle transmet des informations
. b.
Elle implique un choix de ce qui est dit et de la manière de le dire
c.
Elle entraîne une rétreaction.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pada point a Memperoleh informasi, b Mengimplikasikan pilihan dari apa yang dikatakan dan bagaimana mengtakan,
dan c Ada timbal balik
feedback
. Dari beberapa pengertian di atas disimpulkan bahwa berbicara adalah sebuah
kegiatan komunikatif yang bertujuan untuk berkomunikasi. Tidak terbatas hanya sebagai alat komunikasi namun pembicara harus memahami makna dari segala
sesuatu yang akan disampaikan. Misalnya dalam sebuah situasi yang normal, orang akan melakukan kegiatan berbicara dengan tujuan ingin mengemukakan sesuatu
kepada orang lain atau karena ingin memberikan reaksi terhadap sesuatu yang didengarnya. Berbicara identik dengan penggunaan bahasa secara lisan.
4. Hakikat Berbicara sebagai Keterampilan Berbahasa
a. Keterampilan berbicara
Subana dan Surarti 2000: 36 me nyatakan, “Keterampilan berarti kemampuan
menggunakan pikiran nalar. Keterampilan mengandung beberapa unsur kemampuan, yaitu kemampuan oleh pikir psikis dan kemampuan oleh per
buatan fisik”. Keterampilan berfokus pada pengalaman belajar melalui gerak yang dilakukan
peserta didik Suprijono, 2012: 8. Tarigan 2008: 1-3 mendefinisikan bahwa keterampilan berbahasa sebagai berikut.
“ Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur. Mula-mula kepada masa kecil kita belajar
menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajarai sebelum memasuki
sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan, merupakan caturtunggal. Berbicara adalah suatu keterampilan
berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului, keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara
berujar dipelajari”. Iskandarwassid dan Sunendar 2013: 241 juga mengartikan bahwa keterampilan
berbicara sebagai berikut. “Keterampilan berbicara pada hakekatnya merupakan
keterampilan memproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan pada orang lain. Dalam hal ini,
kelengkapan alat ucap seseorang merupakan persyaratan alamiah yang memungkinkannya untuk memproduksi suatu ragam yang luas bunyi artikulasi,
tekanan, nada, kesenyapan, dan lagu bicara. Keterampilan ini juga didasari oleh kepercayaan diri untuk berbicara secara wajar, jujur, benar dan akan bertanggung