atau rentang nilai yang sudah ditetapkan,

Adapun pengertian anak tunagrahita ringan menurut beberapa ahli antara lain, Mulyono Abdurrachman Sudjadi 1994:26-27 memberi batasan sebagai berikut : “Anak tunagrahita ringan adalah anak yang perkembangan mentalnya tergolong subnormalita, sehingga akan mengalami kesulitan dalam mengikuti program regular di sekolah dasar. Meskipun demikian, anak tunagrahita ringan dipandang masih memiliki potensi untuk menguasai mata pelajaran akademik di sekolah dasar, mampu di didik untuk melakukan penyesuaian sosial dalam jangka panjang, dapat berdiri sendiri dalam masyarakat dan mampu bekerja untuk menopang sebagian atau seluruh kehidupan orang dewasa”. Sedangkan menurut American Association on Mental Deficiency AAMD yang dikemukakan oleh Heber dalam Smith et.all 2002:48 disebutkan bahwa Mental retardation refers to subaverage general intellectual functioning existing concurrently which originates during the development period and is associated with impairment in adaptive behavior. Maksud dari definisi tersebut adalah individu yang menunjukkan fungsi kecerdasan umum di bawah rata-rata pada saat periode perkembangan dan berhubungan dengan kerugian adaptasi tingkah laku. Definisi di atas menggambarkan secara pengertian bahwa anak tunagrahita adalah seorang anak yang memiliki intelektual umum di bawah rata-rata, memiliki keterbelakangan dalam adaptasi tingkah laku dan terjadi dalam masa perkembangannya. Anak tunagrahita, dalam kelambanan perkembangan intelektual dan kondisinya tentu saja berbeda satu dengan yang lain, serta mengakibatkan pula perbedaan dalam strategi pendidikan dan pengajaran yang dirancang dan diprogramkan. Berdasarkan perbedaan tersebut, maka anak tunagrahita dapat diklasifikasikan menjadi : anak tunagrahita ringan, sedang, berat dan sangat berat. Selanjutnya, pada tahun 1992 AAMD mengalami perubahan menjadi AAMR American Assosiation of Mental Retardation, demikian juga definisi yang dikemukakan oleh Ruth Luckasson Smith et, all, 2002 sebagai berikut : “Mental retardation refers to substantial imitations in present functioning. It is characterized by significantly subavarage intellectual functioning, existing concurrently with related limitation in two or more of the following applicable adaptive skill areas :communication, self care, home living, social skills, community use, self-direction, health and safety, functional academics, leisure and work. Mental retardation manifests before age 18.” Pernyataan di atas mengemukakan bahwa keterbelakangan atau kekurangan dalam adaptasi tingkah laku dan kekurangan penyesuaian diri dengan lingkungannya diukur dengan taraf usia menurut kalender yang telah dicapai seorang anak. Keterbelakangan tersebut meliputi 10 bidang keterampilan adaptif, yaitu: komunikasi, menolong diri sendiri, keterampilan kehidupan di keluarga, keterampilan sosial, kebiasaan di masyarakat, pengarahan diri, menjaga kesehatan dan keamanan diri,

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCOCOK TANAM SAWI BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI PENGGUNAAN MODUL DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 4 249

PENINGKATAN KETERAMPILAN OTOMOTIF TAMBAL BAN MELALUI METODE LATIHAN PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS X DI SLB NEGERI 1 SLEMAN.

0 0 240

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBUAT PERMEN ASEM PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA YAPENAS DEPOK SLEMAN.

0 0 164

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYULAM DENGAN MODEL TEMATIK PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB C DHARMA BAKTI PIYUNGAN.

0 5 144

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KRIYA KAYU PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA YAPENAS SLEMAN.

7 37 134

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI METODE PERMAINAN SNOWBALL THROWING DI KELAS I SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 3 350

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENCUCI PAKAIAN PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS VA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 1 275

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO MATA PELAJARAN KETERAMPILAN MENYULAM UNTUK SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XII DI SMA LUAR BIASA NEGERI 1 YOGYAKARTA.

5 39 153

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BABA BAGI SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS D II SEKOLAH LUAR BIASA DHARMA RENA RING PUTRA 2 YOGYAKARTA.

0 4 194

Efektivitas model pembelajaran “rombel” terhadap kompetensi keterampilan vokasional siswa tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyaka

0 0 6