Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
berbagai benang dan teknik sulaman agar kain menjadi indah. Pembelajaran keterampilan menyulam merupakan suatu pembelajaran yang dapat membina
anak tunagrahita kearah keterampilan praktis dalam pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan minat, serta dapat menjadi suatu sarana guna mencari nafkah setelah
tamat dari sekolah. Karena mengingat kondisi mereka di dalam meraih kesempatan kerja selalu mendapat tantangan yang lebih besar.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya perusahaan atau lembaga yang merasa was-was untuk menerima lulusan SLB. Kalaupun ada itu hanya
beberapa saja, kebanyakan masih bekerja dalam lingkup yang memang mempekerjakan para penyandang cacat, sehingga tidak lagi ikut mengejar
pekerjaan tetapi berusaha untuk menciptakan suatu pekerjaan sendiri dengan melihat peluang – peluang yang ada pada masyarakat.
Berdasarkan hasil observasi di SLB Negeri 1 Yogyakarta selama proses pembelajaran di kelas guru hanya menggunakan metode pembelajaran
konvensional atau menggunakan model ceramah dan demonstrasi. Sehingga dalam pembelajaran keterampilan menyulam siswa menjadi jenuh dan kurang
bersemangat, apabila guru tidak pandai memotivasi dan menarik perhatian siswa serta kurang pintar mengamati kondisi belajar siswa dikelas.
Selain itu nilai yang diperoleh siswa belum mencapai KKM Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditentukan yaitu 65 karena dari jumlah 4 siswa baru
25 yang mencapai ketuntasan belajar. Guru dalam proses pembelajaran keterampilan menyulam masih sangat
berperan teacher of centered. Komunikasi yang masih satu arah dari guru dalam
proses pembelajaran keterampilan menyulam menyebabkan siswa menjadi pasif dalam proses belajar mengajar. Penggunaaan media pembelajaran yang digunakan
guru masih kurang hanya sebatas papan tulis. Keikutsertaan siswa dalam proses belajar mengajar masih rendah.
Oleh karena itu guru dituntut aktif, kreatif, inovatif dalam menyampaikan materi pelajaran, salah satunya dengan memanfaatkan media pembelajaran
sebagai sumber belajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Karena pembelajaran anak tunagrahita ringan berbeda dengan anak normal pada
umumnya. Sistem pembelajaran anak tunagrahita lebih bersifat individual, fleksibel, dengan cara informal, dramatisasi bahkan yang diberikan harus bersifat
konkrit dan dapat menarik perhatian sehingga membantu mempermudah anak dalam menerima pelajaran.
Guru belum menggunakan media pembelajaran yang dapat membantu siswa tunagrahita ringan selama pelaksanaan pembelajaran keterampilan menyulam
mendorong peneliti untuk mencoba melengkapinya dengan media job sheet yang mudah di pahami siswa tunagrahita ringan. Media job sheet adalah salah satu
media pembelajaran yang cocok untuk mata pelajaran praktek karena dalam media job sheet disertai langkah – langkah kerja yang runtut untuk melakukan
pekerjaan, selain itu juga memudahkan siswa tunagrahita ringan untuk memahami materi keterampilan menyulam secara konkrit, sehingga pembelajaran menyulam
menjadi lebih menarik dan siswa lebih semangat dalam berkarya. Selain alasan tersebut diatas, alasan utama yang lebih pokok adalah perlunya
anak tunagrahita ringan menguasai kompetensi keterampilan menyulam
khususnya teknik sulaman bebas untuk membekali diri dengan keterampilan yang dapat mendukung kemandiriannya di masa mendatang. Teknik sulaman bebas
dapat dengan mudah dikerjakan oleh anak tunagrahita ringan. Dengan teknik sulaman bebas anak tunagrahita ringan dapat mengapresiasikan hoby dan
kreativitasnya yang di wujudkan dalam berbagai macam benda fungsional seperti, taplak meja, alas vas, sapu tangan, sarung bantal, tutup hantaran dll.
Peningkatkan kompetensi keterampilan menyulam melalui pembelajaran dengan media job sheet akan dilakukan melalui penelitian tindakan kelas, dengan
harapan agar kompetensi keterampilan semua siswa dapat ditingkatkan.