a. Koping Internal
Pengaruh antar variabel koping keluarga internal terhadap pencegahan kekambuhan penderita skizofrenia paranoid di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara.dapat dilihat pada Tabel 4.19. berikut ini.
Tabel 4.19. Pengaruh Koping Keluarga Internal Mengandalkan Kelompok Keluarga, Penggunaan Humor, Memelihara Ikatan Keluarga, Mengontrol
Kembali Makna dari Masalah, Pemecahan Masalah Bersama, Fleksibilitas Peran dan Normalisasi terhadap Pencegahan Kekambuhan Penderita
Skizofrenia Paranoid di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
Koping Keluarga Internal Kambuh
Tidak Kambuh
Nilai p OR
95 CI n
n a. Mengandalkan Kelompok
Keluarga
Cukup Baik 56
70,0 6
7,5 0,0001
28,7 Baik
24 61,3
74 92,5
11,02- 75,12
b. Penggunaan Humor
Cukup Baik 63
78,8 8
10,0 0,0001
33,3 Baik
17 21,3
72 90,0
13,48- 82,51
c. Memelihara Ikatan Keluarga
Kurang 6
7,5 0,0001
11,9 Cukup baik
57 71,3
18 22,5
5,7- 25,02 Baik
17 21,3
62 77,5
d. Mengontrol Kembali Makna dari Masalah
Cukup Baik 59
73,8 19
24,4 0,0001
9,02 Baik
21 26,3
61 76,3
4,40-18,46
e. Pemecahan Masalah Bersama
Kurang 35
43,8 0,0001
15,5 Cukup baik
26 32,5
8 10,0
6,78-35,53 Baik
19 23,8
72 90,0
f. Fleksibilitas Peran
Cukup Baik 53
66,3 4
5,0 0,0001
37,3 Baik
27 33,8
76 95,0
12,32-112,84
g. Normalisasi
Cukup Baik 59
73,8 4
5,0 0,0001
15,5 Baik
21 26,3
76 95,0
17,38-163,93
Total 80
100 80
100
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis pengaruh koping keluarga internal terhadap pencegahan kekambuhan penderita skizofrenia paranoid di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara diperoleh bahwa kelompok kasus kambuh sebanyak 56 orang 67,0 pada mengandalkan kelompok keluarga cukup baik kopingnya sedangkan
sebaliknya pada kelompok kontrol tidak kambuh sebanyak 74 orang 92,5 koping baik. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,0001 0,05, artinya ada
pengaruh antara variabel mengandalkan kelompok keluarga dengan peencegahan kekambuhan penderita skizofrenia paranoid, dengan OR sebesar 28,7 95 CI=
11,02- 75,12 menunjukkan bahwa penderita skizofrenia paranoid yang kambuh 28,7 kali kecenderungan dengan mengandalkan kelompok keluarga kurang baik dibanding
dengan penderita skizofrenia paranoid yang tidak kambuh. Hasil analisis pengaruh penggunaan humor terhadap pencegahan kekambuhan
penderita skizofrenia paranoid diperoleh bahwa kelompok kasus kambuh sebanyak 63 orang 78,8 cukup baik sedangkan pada kelompok kontrol tidak kambuh
sebanyak 72 orang 92,5 koping baik. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,0001 0,05, artinya ada pengaruh antara variable penggunaan humor dengan
pencegahan kekambuhan penderita skizofrenia paranoid, dengan OR sebesar 33,3 95 CI=13,48- 82,51 menunjukkan bahwa penderita skizofrenia paranoid yang
kambuh 33,3 kali kecenderungan dengan penggunaan humor kurang baik dibanding dengan penderita skizofrenia paranoid yang tidak kambuh.
Hasil analisis pengaruh memelihara ikatan keluarga terhadap pencegahan kekambuhan penderita skizofrenia paranoid diperoleh bahwa kelompok kasus
Universitas Sumatera Utara
kambuh sebanyak 57 orang 71,3 cukup baik kopingnya sedangkan pada kelompok kontrol tidak kambuh sebanyak 62 orang 77,5 koping baik. Hasil uji
statistik chi square diperoleh nilai p=0,0001 0,05, artinya ada pengaruh antara variabel memelihara ikatan keluarga dengan pencegahan kekambuhan penderita
skizofrenia paranoid, dengan OR sebesar 11,995 CI=5,7- 25,02 menunjukkan bahwa penderita skizofrenia paranoid yang kambuh 11,9 kali kecenderungan dengan
memelihara ikatan keluarga kurang baik dibanding dengan penderita skizofrenia paranoid yang tidak kambuh.
Hasil analisis pengaruh mengontrol kembali makna dari masalah terhadap pencegahan kekambuhan penderita skizofrenia paranoid diperoleh bahwa kelompok
kasus kambuh sebanyak 59 orang 73,8 cukup baik sedangkan pada kelompok kontrol tidak kambuh sebanyak 61 orang 76,3 koping baik. Hasil uji statistik chi
square diperoleh nilai p=0,99 0,05, artinya ada pengaruh antara variabel mengontrol kembali makna dari masalah dengan peencegahan kekambuhan penderita skizofrenia
paranoid, dengan OR sebesar 9,02 95 CI=4,40-18,46 menunjukkan bahwa penderita skizofrenia paranoid yang kambuh 9,02 kali kecenderungan dengan
mengontrol kembali dari masalah kurang baik dibanding dengan penderita skizofrenia paranoid yang tidak kambuh.
Hasil analisis pengaruh pemecahan masalah bersama terhadap pencegahan kekambuhan penderita skizofrenia paranoid diperoleh bahwa kelompok kasus
kambuh sebanyak 35 orang 43,8 kurang baik sedangkan sebaliknya pada kelompok kontrol tidak kambuh sebanyak 72 orang 90,0 koping baik. Hasil uji
Universitas Sumatera Utara
statistik chi square diperoleh nilai p=0,0001 0,05, artinya ada pengaruh antara variabel pemecahan masalah bersama dengan peencegahan kekambuhan penderita
skizofrenia paranoid, dengan OR sebesar 15,5 95CI=6,78-35,53 menunjukkan bahwa penderita skizofrenia paranoid yang kambuh 15,5 kali kecenderungan dengan
pemecahan masalah bersama kurang baik dibanding dengan penderita skizofrenia paranoid yang tidak kambuh.
Hasil analisis pengaruh fleksibilitas peran terhadap pencegahan kekambuhan penderita skizofrenia paranoid diperoleh bahwa kelompok kasus kambuh sebanyak
27 orang 33,8 baik sedangkan pada kelompok kontrol tidak kambuh sebanyak 76 orang 95,0. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,0001 0,05,
artinya ada pengaruh antara variabel fleksibilitas peran dengan pencegahan kekambuhan penderita skizofrenia paranoid, dengan OR sebesar 37,2 95 CI
=12,32-112,84 menunjukkan bahwa penderita skizofrenia paranoid yang kambuh 37,2 kali kecenderungan dengan fleksibilitas peran kurang baik dibanding dengan
penderita skizofrenia paranoid yang tidak kambuh. Hasil analisis pengaruh normalisasi terhadap pencegahan kekambuhan
penderita skizofrenia paranoid diperoleh bahwa kelompok kasus kambuh sebanyak 59 orang 73,8 cukup baik sedangkan pada kelompok kontrol tidak kambuh
sebanyak 76 orang 95,0 normalisasi baik. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,0001 0,05, artinya ada pengaruh antara variabel normalisasi dengan
pencegahan kekambuhan penderita skizofrenia paranoid, dengan OR sebesar 15,5 95 CI=17,38-163,93 menunjukkan bahwa penderita skizofrenia paranoid yang
Universitas Sumatera Utara
kambuh 15,5 kali kecenderungan dengan normalisasi kurang baik dibanding dengan penderita skizofrenia paranoid yang tidak kambuh.
Tabel 4.20. Pengaruh Koping Keluarga Internal terhadap Pencegahan Kekambuhan Penderita Skizofrenia Paranoid di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Sumatera Utara Koping Keluarga
Internal Kambuh
Tidak Kambuh
Nilai P OR
95 CI n
n
Cukup baik 64
80,0 4
5,0 0,0001
76,0 Baik
16 20,0
76 95,0
24,18-238,82
Total 80
100 80
100
Hasil analisis pengaruh koping keluarga internal terhadap pencegahan
kekambuhan penderita skizofrenia paranoid diperoleh bahwa kelompok kasus kambuh sebanyak 64 orang 80,0 cukup baik sedangkan pada kelompok
kontrol tidak kambuh sebanyak 76 orang 95,0 normalisasi baik. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,0001 0,05, artinya ada pengaruh antara
koping keluarga internal dengan pencegahan kekambuhan penderita skizofrenia paranoid, dengan OR sebesar 76,0 95CI=24,18-238,82 menunjukkan bahwa
penderita skizofrenia paranoid yang kambuh 76,0 kali kecenderungan koping keluarga internal kurang baik dibanding dengan penderita skizofrenia paranoid yang
tidak kambuh.
b. Koping Eksternal