berkenaan dengan waktu, transport dan pengeluaran untuk obat. Hal ini dapat meningkatkan ketidakpatuhan pasien terhadap instruksi karena mereka merasa bahwa
profesional pelayan kesehatan tidak ada perhatian pada penyembuhan penyakit mereka. Untuk itu pentingnya rumah sakit agar mempertimbangkan untuk
memperpanjang waktu konsultasi bagi pasien. Profesional pelayan kesehatan harus didorong untuk mengerti bahwa komunikasi yang efektif dengan pasien bukanlah
suatu ideal yang tidak realistik, tetapi merupakan suatu aspek inti dari keberhasilan praktik klinik. Fenton, 2005
Dengan tersedianya informasi tercetak dalam bahasa yang sederhana. Di beberapa negara maju, semua IFRS Instalasi Farmasi Rumah Sakit harus
mempunyai lembaran informasi untuk pasien, tersedia untuk setiap obat. Instruksi sederhana untuk obat yang paling banyak digunakan dan obat yang paling banyak
disalahgunakan dapat dicetak pada kertas murah.Feton, 2005
2.2.2. Jenis Ketidakpatuhan
Pengobatan akan efektif apabila mematuhi aturan dalam pengobatan, Menurut Siregar 2006 adapun beberapa jenis ketidakpatuhan yang terjadi adalah disebabkan
oleh sebagai berikut : a.
Ketidakpatuhan pada terapi obat, mencakup kegagalan menebus resep, melalaikan dosis, kesalahan dosis, kesalahan dalam waktu pemberian konsumsi
obat, dan penghentian obat sebelum waktunya.
Universitas Sumatera Utara
b. Tidak menebus resep obatnya , yaitu karena pasienkeluarga pasien tidak merasa
memerlukan obat atau tidak menghendaki mengambilnya. Ada juga pasien tidak menebus resepnya karena tidak mampu membelinya.
c. Kesalahan pada waktu konsumsi obat, yaitu dapat mencakup situasi yang
obatnya di konsumsi tidak tepat dikaitkan dengan waktu makan. contohnya : 1 jam sebelum makan dan 2 jam setelah makan
d. Penghentian pemberian obat sebelum waktunya,pasien harus di beritahu
pentingnya penggunaan obat antibiotik yang di konsumsi sampai habis selama terapi Pemberian obat kurang dari dosis yang tertulis dan penghentian obat
sebelum waktunya, faktor lain yaitu ketidakpatuhan mencakup pengetiketan yang tidak benar dan penggunaan “sendok teh” yang mempunyai berbagai volume
yang berbeda. e.
Pasien rawat jalan yang tidak patuh karena tidak mengerti instruksi penggunaan dengan benar dan ada yang salah menginterpretasikan, Selain itu kemungkinan
ketidakpatuhan pasien rawat jalan karena kurangnya pengawasan terapi.
2.2.3. Ketidakpatuhan terhadap Pengobatan
Menurut penelitian Simanjuntak 2008 bahwa faktor yang paling penting sehubungan dengan relaps pada skizofernia adalah ketidakpatuhan terhadap
pengobatan. Bahkan dalam penelitian terkontrol, persentase pasien-pasien yang tidak memakai obat 36,5 secara nyata lebih tinggi dariapada pasien-pasien yang
menjalani pengobatan secara rutin. Menurut data Ayuso-Guiterrez et. al., banyak
Universitas Sumatera Utara
sekali penderita skizofrenia yang mengalami eksaserbasi klinis dan membutuhkan perawatan akibat tidak menuruti penatalaksanaan yang diberikan.
Menurut Kinon et. al., kriteria ketidakpatuhan terhadap pengobatan adalah jika ditemukan salah satu keadaan di bawah ini :
a. Pada pasien rawat jalan atau rawat inap dalam 72 jam menunjukkan ≥ 2 episode
dari : 1. Menolak obat yang diresepkan baik secara aktif dan pasif. 2. Adanya bukti atau kecurigaan menyimpan atau meludahkan obat yang diberikan. 3.
Menunjukkan keragu-raguan terhadap obat yang diberikan b.
Pasien rawat inap dengan riwayat tidak patuh pada pengobatan sewaktu rawat jalan minimal tidak patuh selama 7 hari dalam sebulan.
c. Pasien rawat jalan dengan riwayat ketidakpatuhan yang sangat jelas seperti sudah
pernah dilakukan keputusan untuk mengawasi dengan ketat oleh orang lain dalam waktu sebulan.
d. Pasien rawat inap yang mengatakan dirinya tidak dapat menelan obat-obatan
walaupun tidak ditemukan kondisi medis yang dapat mengakibatkan hal tersebut. Faktor-faktor yang mempunyai hubungan dengan ketidakpatuhan antara lain :
a. Faktor-faktor sehubungan dengan pasien keparahan penyakit, insight yang
buruk, komorbid dengan penggunaan zat. b.
Faktor-faktor sehubungan dengan pengobatan efek samping obat yang mengganggu, dosis yang tidak efektif.
c. Faktor lingkungan kurangnya dukungan
Universitas Sumatera Utara
d. Faktor-faktor sehubungan dengan dokter ikatan terapetik yang buruk.
Simanjuntak, 2008
2.2.4. Akibat Ketidakpatuhan