.Faktor yang Memengaruhi Strategi Koping Keluarga Tipe Strategi Koping Keluarga

Respons-respons koping keluarga meliputi tipe strategi koping eksternal dan internal. Sumber-sumber koping internal terdiri dari kemampuan keluarga yang menyatu sehingga menjadi kohesif dan terintegrasi. Integrasi keluarga memerlukan pengontrolan dari subsistem lewat ikatan kesatuan. Keluarga yang paling sukses meghadapi masalah-masalah mereka adalah keluarga yang paling sering terintegrasi dengan baik dimana anggota keluarga memiliki tanggung jawab yang kuat terhadap kelompok dan tujuan-tujuan kolektifnya. Satu sumber koping lainnya adalah fleksibilitas peran mampu memodifikasi peran-peran keluarga ketika dibutuhkan Friedman, 2003. Sumber-sumber koping eksternal berhubungan dengan penggunaan sistem pendukung sosial oleh keluarga, dalam memandang sumber-sumber eksternal ini, jelas bahwa keluarga berbeda satu sama lain dalam hal sejauh mana mereka mampu memperoleh persetujuan dari lingkungan mereka untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan terhadap informasi, barang, dan pelayanan. Seringkali sumber-sumber finansial dan pengetahuan kurang mendapat bantuan sehingga keluarga harus mampu mengurangi beberapa tuntutan darinya. Hal ini dilakukan lewat aturan batasan- batasan keluarga. Tanpa kemampuan yang memadai untuk mengamankan ketaatan terhadap lingkungan melalui pengaturan efektif dari batasan keluarga dan membawanya ke dalam masukan yang diperlukan, keluarga lebih berada pada risiko.

2.3.6 .Faktor yang Memengaruhi Strategi Koping Keluarga

Cara individu menangani situasi yang mengandung tekanan ditentukan oleh sumber daya individu yang meliputi kesehatan fisikenergi, keyakinan atau Universitas Sumatera Utara pandangan positif, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan sosial dan dukungan sosial dan materi. a. Kesehatan Fisik Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar. b. Keyakinan atau Pandangan Positif Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan akan nasib external locus of control yang mengerahkan individu pada penilaian ketidakberdayaan helplessness yang akan menurunkan kemampuan strategi coping tipe : problem solving focused coping. c. Keterampilan Memecahkan Masalah Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternative tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat. d. Keterampilan Sosial Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku dimasyarakat. Universitas Sumatera Utara e. Dukungan Sosial Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya. f. Materi Dukungan ini meliputi sumber daya berupa uang, barang- barang atau layanan yang biasanya dapat dibeli.

2.3.7. Tipe Strategi Koping Keluarga

Upaya-upaya dan perilaku koping keluarga atau individual yang spesifik untuk masalah atau situasi yang spesifik pula. Berbeda dalam situasi dan masalah, berbeda pula solusinya yaitu penggunaan berbagai respons-respons koping. Akan tetapi, respons- respons koping memiliki gaya-gaya dan kecondongan tertentu, yang juga mempengaruhi tipe-tipe upaya-upaya tertentu di mana keluarga berhubungan dengan suatu masalah. Dua tipe strategi koping keluarga adalah internal atau intrafamilialdalam keluarga inti dan eksternal atau ekstrafamilial di luar keluarga inti.Friedmen, 2003. a. Strategi Koping Keluarga Internal Dalam strategi koping keluraga internal atau intrafamilial dalam keluarga inti terdapat 7 tujuh strategi yaitu: 1. Mengandalkan Kelompok Keluarga Untuk mengatasi masalahstressor yang dihadapinya, keluarga seringkali melakukan upaya untuk menggali dan mengandalkan sumber-sumber mereka Universitas Sumatera Utara sendiri. Keluarga melakukan ini dengan membuat struktur dan organisasi yang lebih besar dalam keluarga, yakni dengan membuat jadwal dan tugas rutinitas yang dipikul oleh setiap anggota keluarga yang lebih ketat. Hal ini diharapkan setiap anggota dapat lebih disiplin dan taat. Dalam kondisi ini keluarga dapat mengontrolnya, jika berhasil maka akan mencapai integrasi dan ikatan yang lebih kuat. Burgess 1979 dalam Friedman 2003 mengatakan bahwa strategi koping yang khas adalah disiplin diri dikalangan anggota keluarga yang mengalami stress, mereka harus memelihara ketenangan dan dapat memecahkan masalah karena mereka yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan anak-anaknya. 2. Penggunaan Humor Perasaan humor merupakan asset yang penting dalam keluarga karena dapat memberikan perubahan bagi sikap- sikap keluarga terhadap masalah-masalah dan perawatan kesehatan. Humor juga diakui sebagai suatu cara bagi individu dan kelompok untuk menghilangkan rasa cemas dan stresstegang. 3. Lebih banyak melakukan pengungkapan bersama memelihara ikatan Suatu cara untuk membawa keluarga lebih dekat satu sama lain dan memelihara serta mengatasi tingkat stress dan pikiran, ikut serta dengan aktivitas setiap anggota keluarga merupakan cara untuk menghasilkan suatu ikatan yang kuat dalam sebuah keluarga. Cara untuk mengatasi masalah dalam keluarga adalah: adanya waktu untuk makan bersama-sama dalam keluarga, saling mengenal, membahas masalah bersama, makan malam bersama, adanya Universitas Sumatera Utara kegiatan yang menantang bersama keluarga, beribadah bersama, bermain bersama, bercerita pada anak sebelum tidur, menceritakan pengalaman pekerjaan maupun sekolah, tidak ada jarak diantara anggota keluarga. 4. Mengontrol makna dari masalah dan penyusunan kembali kognitif Salah satu cara untuk menemukan koping efektif adalah menggunakan mekanisme mental dengan mengartikan masalah yang dapat mengurangi atau menetralisir secara kognitif rangsang berbahaya yang dialami dalam hidup. Menambah pengetahuan keluarga merupakan cara yang paling efektif untuk mengetahui stressor yaitu dengan keyakinan yang optimis dan penilaian yang positif. Keluarga menggunakan strategi ini cenderung melihat segi positif dari kejadian yang menyebabkan stress. Friedman, 2003. 5. Pemecahan masalah bersama dikalangan anggota keluarga Pemecahan masalah bersama dapat digambarkan sebagai suatu situasi dimana keluarga dapat mendiskusikan masalah yang ada secara bersama-sama oleh keluarga dengan mengupayakan dengan mencari solusi atau jalan keluar atas dasar logika, mencapai suatu consensus tentang apa yang perlu dilakukan atas dasar petunjuk, persepsi dan usulan dari anggota keluarga yang berbeda. Friedman, 2003. 6. Fleksibilitas Peran Adanya perubahan dalam kondisi dan situasi dalam keluarga yang setiap saat dapat berubah, fleksibilitas peran merupakan suatustrategi koping yang kokoh untuk mengatasi suatu masalah dalam keluarga. Pada keluarga yang berduka, Universitas Sumatera Utara fleksibilitas peran adalah sebuah strategi koping fungsional yang penting untuk membedakan tingkat berfungsinya sebuah keluarga. 7. Menormalkan keadaan keluarga Kecenderungan keluarga menormalkan keadaan sehingga keluarga dapat melakukan koping terhadap sebuah stressor jangka panjang yang dapat merusak kehidupan keluarga dan kegiatan rumah tangga. Friedman 2003 mengatakan bahwa “Normalisasi” merupakan cara untuk mengkonseptualisasikan bagaimana keluarga mengelola ketidakmampuan seorang anggota keluarga, sehingga dapat menggambarkan respons keluarga terhadap sakit atau kecacatan. Bila anak dalam anggota keluarga sakit, maka keluarga dapat menormalkan situasi dengan meminimalkan situasi abnormalitas dalam penampilan anak, berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan biasa dan terus memelihara ikatan sosial. b. Strategi Koping Keluarga Eksternal Dalam strategi koping keluarga ekternal ekstrafamilial terdapat 4 empat strategi yaitu : 1. Mencari informasi Keluarga yang mengalami stress memberikan respons secara kognitif dengan mencari pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan stressor. Ini berfungsi untuk menambah rasa memiliki kontrol terhadap situasi dan mengurangi perasaan takut terhadap orang yang tidak dikenal dan membantu keluarga menilai stressor secara lebih akurat. Universitas Sumatera Utara 2. Memelihara hubungan aktif dengan komunitas Pada strategi koping keluarga eksternal, dibutuhkan pemeliharaan hubungan aktif dengan komunitas. Kategori ini berbeda dengan koping yang menggunakan system dukungan sosial dimana kategori ini merupakan suatu koping keluarga yang berkesinambungan, jangka panjang dan bersifat umum, bukan sebuah kategori yang dapat meningkatkan stressorspesifik tertentu. Dalam hal ini anggota keluarga adalah pemimpin dalam suatu kelompok, organisasi dan kelompok komunitas. 3. Mencari dukungan sosial Mencari sistem pendukung sosial dalam jaringan kerja sosial keluarga merupakan strategi koping keluarga eksternal yang utama. Sistem pendukung sosial ini dapat diperoleh dari sistem kekerabatan keluarga, kelompok professional, para tokoh masyarakat dan lain-lain yang didasarkan pada kepentingan bersama. Menurut Caplan 1974 dalam Friedman 2003, terdapat tiga sumber umum dukungan sosial yaitu penggunaan jaringan dukungan sosial informal, penggunaan sistem sosial formal, dan penggunaan kelompok-kelompok mandiri. 4. Mencari dukungan spiritual Beberapa studi mengatakan keluarga berusaha mencari dan mengandalkan dukungan spiritual anggota keluarga sebagai cara keluarga untuk mengatasi masalah. Friedman 2003 mengatakan bahwa kepercayaan kepada Tuhan dan berdoa diidentifikasikan oleh anggota keluarga sebagai cara paling penting. Universitas Sumatera Utara 2.4. Keluarga 2.4.1. Konsep Keluarga

Dokumen yang terkait

Kepatuhan Pasien Skizofrenia Paranoid Rawat Jalan Dalam Penggunaan Obat Antipsikotik Di Rumah Sakit Jiwa (Rsj)Daerah Provinsi Sumatera Utara

5 79 83

PENGARUH MANAJEMEN ASET TERHADAP OPTIMALISASI ASET RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

3 55 9

Kemampuan Sosialisasi Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara 2013

0 39 64

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Pencegahan Sekunder pada Pasien Diabetes Mellitus (DM) Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Pura Kabupaten Langkat

0 44 106

Pengaruh Koping Keluarga Terhadap Kejadian Relaps Pada Skizofrenia Remisi Sempurna Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Tahun 2006

2 58 112

Kepatuhan Pasien Skizofrenia Paranoid Rawat Jalan Dalam Penggunaan Obat Antipsikotik Di Rumah Sakit Jiwa (Rsj)Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 15

Kepatuhan Pasien Skizofrenia Paranoid Rawat Jalan Dalam Penggunaan Obat Antipsikotik Di Rumah Sakit Jiwa (Rsj)Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 22

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia 2.1.1. Defenisi Skizofrenia - Pengaruh Kepatuhan Pengobatan dan Koping Keluarga terhadap Pencegahan Kekambuhan Penderita Skozofrenia Paranoid di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

0 0 52

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Kepatuhan Pengobatan dan Koping Keluarga terhadap Pencegahan Kekambuhan Penderita Skozofrenia Paranoid di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

0 0 11

Pengaruh Kepatuhan Pengobatan dan Koping Keluarga terhadap Pencegahan Kekambuhan Penderita Skozofrenia Paranoid di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

0 0 20