Population Attribute Risk PAR Karakteristik Responden

angka kekambuhan penderita skizofrenia paranoid di Rumah Sakit Jiwa Daerah Sumatera Utara. Dapat dihitung ramalan probalilitas risiko kekambuhan penderita skizofrenia paranoid dapat dihitung dengan persamaan berikut : y = -2,117 + 2,644 kepatuhan pengobatan + 1,964 koping keluarga internal + 1,249koping keluarga eksternal = -2,117 + 2,644 1 + 1,964 1 + 1,249 1 y = 3,74 Dengan nilai probalitasnya adalah : p = 11+e -y = 1 1+2,7 -3,74 Dengan demikian, kekambuhan penderita skizofrenia paranoid adalah 97. Artinya kekambuhan penderita skizofrenia paranoid yang diperankan oleh kepatuhan pengobatan, koping keluarga internal dan koping keluarga eksternal yang kurang baik akan meningkatkan angka kejadian kekambuhan penderita skizofrenia paranoid sebesar 97 = 0,97

4.6. Population Attribute Risk PAR

Variable yang digunakan untuk menghitung Population Attribute Risk PAR adalah variable yang paling dominan mempengaruhi kekambuhan penderita skizofrenia yaitu kepatuhan pengobatan. Rumus untuk menghitung PAR : PAR = PAR = 0,77514,06-1 x 100 Universitas Sumatera Utara 0,77514,06-1+1 PAR = 91 Dimana, p = proporsi kasus yang mempunyai faktor terpajan = 0,775 r = Rasio odd variabel yang paling dominan kepatuhan pengobatan = 14,067 Sehingga dari hasil perhitungan PAR yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa hampir 91 kasus dengan kekambuhan skizofrenia paranoid dapat dicegah dengan memperbaiki faktor resiko yaitu kepatuhan pengobatan yang kurang. Universitas Sumatera Utara BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Responden

Hasil Penelitian menunjukkan menunjukkan bahwa mayoritas keluarga penderita skizofrenia paranoid yang kambuh sebesar 61 orang 76,3 41-60 tahun, sedangkan keluarga penderita skizofrenia paranoid yang tidak kambuh sebesar 56 orang 70 41-60 tahun. Menurut Sunaryo 2004 umur 41-60 tahun merupakan golongan dewasa menengah, golongan umur ini sudah menyadari dan menerima arti kehidupan sehingga mereka lebih mampu untuk mengontrol emosi saat menghadapi anggota keluarga yang sakit. Hasil penelitian tentang jenis kelamin menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara penderita yang kambuh dan tidak kambuh , hal ini terlihat mayoritas keluarga penderita skizofrenia paranoid yang kambuh berjenis kelamin laki-laki sebesar 48 orang 60 , sedangkan keluarga penderita skizofrenia paranoid yang tidak kambuh berjenis kelamin perempuan sebesar 45 orang 56,3. Secara teori pun tidak ada pendapat yang mengatakan bahwa ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam melakukan perawatan terhadap penderita , namun hal ini disebabkan oleh tingkat kedewasaan seseorang dalam bertanggung jawab terhadap dirinya maupun orang lain serta kemampuan dalam menghadapi masalah.Sirait, 2008 108 Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian tentang hubungan kekeluargaan responden dengan penderita yang kambuh sebagai anak sebanyak 28 orang 35 , sedangkan keluarga penderita skizofrenia paranoid yang tidak kambuh sebagai orang tua sebanyak 30 orang 37,5 .Merupakan keluarga inti dan serumah. Keluarga penderita skizofrenia paranoid tersebut adalah orang yang paling dekat dan merawat penderita.Marsaulina, 2012. Menurut Efendy 1998 bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatankeperawatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lain dan keluarga yang ada disekitarnya, dalam hal ini orang tua merupakan individu yang akan sangat terpengaruh akan kondisi tersebut. Hasil penelitian tentang pekerjaan keluarga penderita skizofrenia paranoid mayoritas keluarga skizofrenia paranoid yang kambuh bekerja sebagai wiraswasta sebesar 54 orang 67,5 , sedangkan keluarga penderita skizofrenia paranoid yang tidak kambuh dengan bekerja sebagai wiraswata sebesar 48 orang 60 . Menurut Sirait 2008 bahwa jenis pekerjaan tidak akan mempengaruhi kemampuan keluarga dalam merawat penderita skizofrenia melainkan lebih dipengaruhi oleh keadaan status sosial ekonomi dari keluarga. Menurut Lauriello, 2005, tingkat kekambuhan lebih tinggi pada pasien skizofrenia yang hidup bersama anggota keluarga yang penuh ketegangan, permusuhan dan keluarga yang memperlihatkan kecemasan yang berlebihan. Tingkat kekambuhan dipengaruhi juga oleh stress dalam kehidupan, seperti hal yang berkaitan dengan keuangan dan pekerjaan. Keluarga merupakan bagian yang penting dalam proses pengobatan pasien dengan skizofrenia Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian tentang status pendidikan keluarga mayoritas keluarga penderita skizofrenia paranoid yang kambuh dengan pendidikan SLTA sebanyak 35 orang 43,8, sedangkan keluarga penderita skizofrenia paranoid yang tidak kambuh dengan pendidikan SD sebanyak 32 orang 40 . Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Andriza 2007 di RS. Jiwa Tampan Riau, bahwa pasien skizofrenia 79 berasal dari golongan pendidikan rendah. Hal ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi kognitif, afektif, dan psikomotor klien dalam meningkatkan kemandiriannya, Stuart 2009, menyatakan bahwa klien dengan pendidikan rendah memiliki motivasi yang rendah untuk menjalani pengobatan klien yang berpendidikan rendah kurang peka terhadap informasi-informasi terkait pengobatannya. Hasil penelitian tentang alamat keluarga penderita mayoritas keluarga penderita skizofrenia paranoid yang kambuh dengan alamat sebanyak di Medan sebanyak 38 orang 47,5, sedangkan keluarga penderita skizofrenia paranoid yang tidak kambuh dengan alamat di Medan sebanyak 43 orang 53,8 . Gambaran ini sesuai dengan epidemiologi penyakit skizofrenia yaitu lebih tinggi pada wilayah rural yang padat dan ramai serta pada status perekonomian yang rendah Sadock, 2003.

5.2. Karakteristi Penderita

Dokumen yang terkait

Kepatuhan Pasien Skizofrenia Paranoid Rawat Jalan Dalam Penggunaan Obat Antipsikotik Di Rumah Sakit Jiwa (Rsj)Daerah Provinsi Sumatera Utara

5 79 83

PENGARUH MANAJEMEN ASET TERHADAP OPTIMALISASI ASET RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

3 55 9

Kemampuan Sosialisasi Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara 2013

0 39 64

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Pencegahan Sekunder pada Pasien Diabetes Mellitus (DM) Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Pura Kabupaten Langkat

0 44 106

Pengaruh Koping Keluarga Terhadap Kejadian Relaps Pada Skizofrenia Remisi Sempurna Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Tahun 2006

2 58 112

Kepatuhan Pasien Skizofrenia Paranoid Rawat Jalan Dalam Penggunaan Obat Antipsikotik Di Rumah Sakit Jiwa (Rsj)Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 15

Kepatuhan Pasien Skizofrenia Paranoid Rawat Jalan Dalam Penggunaan Obat Antipsikotik Di Rumah Sakit Jiwa (Rsj)Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 22

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia 2.1.1. Defenisi Skizofrenia - Pengaruh Kepatuhan Pengobatan dan Koping Keluarga terhadap Pencegahan Kekambuhan Penderita Skozofrenia Paranoid di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

0 0 52

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Kepatuhan Pengobatan dan Koping Keluarga terhadap Pencegahan Kekambuhan Penderita Skozofrenia Paranoid di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

0 0 11

Pengaruh Kepatuhan Pengobatan dan Koping Keluarga terhadap Pencegahan Kekambuhan Penderita Skozofrenia Paranoid di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

0 0 20