Koping Keluarga Eksternal drh. Hiswani. M.Kes

15,5 kali kecenderungan dengan normalisasi kurang baik dibanding dengan penderita skizofrenia paranoid yang tidak kambuh. Hal ini sesuai dengan penelitian Marpaung 2010, bahwa keluarga penderita skizofrenia harus melibatkan penderita kegiatan sehari-hari dirumah, melatih dalam kegiatan mandiri serta memberikan penghargaan ketika mereka berhasil melakukan sesuatu yang benar atauu salah. Bahwa strategi ini menurut Friedman 1998 sering digunakan dalam keluarga yang mengalami anggota keluarga sakit kronis.

b. Koping Keluarga Eksternal

Hasil analisis pengaruh koping keluarga eksternal terhadap pencegahan kekambuhan penderita skizofrenia paranoid diperoleh bahwa hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,0001 0,05, artinya ada pengaruh antara koping keluarga eksternal dengan pencegahan kekambuhan penderita skizofrenia paranoid, dengan OR sebesar 23,74 95 CI=10,29-54,78 menunjukkan bahwa penderita skizofrenia paranoid yang kambuh 23,74 kali kecenderungan koping keluarga eksternal kurang baik dibanding dengan penderita skizofrenia paranoid yang tidak kambuh. Hal ini sesuai dengan penelitian Sirait 2008, bahwa koping keluarga eksternal yang tidak baik dapat meningkatkan kejadian relaps pada penderita skizofrenia 19 kali dibandingkan dengan koping keluarga eksternal yang baik. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendirian tanpa bantuan orang lain. Kebutuhan fisik sandang, pangan, papan, kebutuhan sosial pergaulan, pengakuan, sekolah, pekerjaan dan kebutuhan psikis termasuk rasa ingin tahu, rasa Universitas Sumatera Utara aman, perasaan religiusitas, tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan orang lain. Apalagi jika orang tersebut sedang menghadapi masalah, baik ringan maupun berat. Pada saat menghadapi masalah seseorang akan mencari dukungan sosial dari orang- orang di sekitarnya, sehingga dirinya merasa dihargai, diperhatikan dan di cintai. Contoh nyata yang paling sering dilihat dan dialami adalah bila ada seseorang yang sakit dan terpaksa dirawat di rumah sakit, maka sanak saudara ataupun teman-teman biasanya datang berkunjung. Dengan kunjungan tersebut maka orang yang sakit tentu merasa mendapat dukungan sosial Friedman, 1998. Hasil analisis pengaruh mencari informasi terhadap pencegahan kekambuhan penderita skizofrenia paranoid diperoleh bahwa kelompok kasus kambuh sebanyak 34 orang 42,5 pada mencari informasi kurang baik sedangkan sebaliknya pada kelompok kontrol tidak kambuh sebanyak 50 orang 62,5 mencari informasi baik. Dengan OR sebesar 4,7 95 CI =2,84-8,02 menunjukkan bahwa penderita skizofrenia paranoid yang kambuh 4,7 kali kecenderungan dengan mencari informasi kurang baik dibanding dengan penderita skizofrenia paranoid yang tidak kambuh. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sullinger 1988, menyatakan bahwa keluarga berperan dalam mencegah kekambuhan pasien gangguan jiwa. Jika keluarga mengetahui tentang penyakit yang diderita anggota keluarganya maka akan memengaruhi proses penerimaan untuk melakukan perawatan kepada pasien dan akhirnya memiliki dampak pada kekambuhan pasien Yosep, 2007. Menurut Notoatmodjo 2003, salah satu sumber pengetahuan adalah adalah berasal dari informasi yang berasal dari orang lain, dalam hal ini orang yang berperan Universitas Sumatera Utara penting dalam memberikan informasi gangguan jiwa adalah petugas kesehatan terutama perawat. Berdasarkan hal tersebut, jika keluarga telah mendapatkan informasi yang benar dari petugas kesehatan atau dari media cetak dan elektronik, hal yang diharapkan adalah keluarga akan memiliki sikap yang baik untuk menerima pasien gangguan jiwa yang telah tenang, sehingga kemungkinan pasien gangguan jiwa untuk kambuh kembali dapat diminimalisir. Hasil analisis pengaruh memelihara hubungan aktif dengan komunitas terhadap pencegahan kekambuhan penderita skizofrenia paranoid diperoleh bahwa kelompok kasus kambuh sebanyak 42 orang 52,5 baik sedangkan pada kelompok kontrol tidak kambuh sebanyak 75 orang 93,8 . dengan OR sebesar 6,4 95CI=3,0-13,82 menunjukkan bahwa penderita skizofrenia paranoid yang kambuh 6,4 kali kecenderungan dengan memelihara hubungan aktif dengan komunitas kurang baik dibanding dengan penderita skizofrenia paranoid yang tidak kambuh. Menurut Vijay 2005, penting adanya pengetahuan masyarakat untuk tidak mengecap penderita dengan kata-kata seperti “gila” atau “kurang waras” bahkan mengejek atau menghujat mereka. Keluarga harus membina hubungan baik dengan komunitas, mengikuti kegiatan sosial untuk mendapatkan dukungan moril dan material serta yang paling penting adalah untuk menghilangkan stigma dan diskriminasi. Hasil analisis pengaruh mencari dukungan sosial terhadap pencegahan kekambuhan penderita skizofrenia paranoid diperoleh bahwa kelompok kasus Universitas Sumatera Utara kambuh sebanyak 45 orang 56,3 baik sedangkan pada kelompok kontrol tidak kambuh sebanyak 48 orang 60,0 . Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,631 0,05, artinya tidak ada pengaruh antara variable mencari dukungan sosial dengan pencegahan kekambuhan penderita skizofrenia paranoid. Hal ini berbeda dengan penelitian Butar-Butar, 2012 dukungan sosial juga berhubungan dengan kepatuhan pasien skizofrenia minum obat. Berdasarkan observasi bahwa sebagian besar keluarga selalu memberi dukungan kepada anggota keluarganya agar cepat sembuh dengan menemani pasien pada saat jadwal berobat atau kontrol ulang. Dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga, teman, waktu dan uang merupakan faktor-faktor penting dalam kepatuhan terhadap program-program medis. Keluarga dan teman dapat membantu mengurangi atau menghilangkan godaan pada ketidaktaatan, dan mereka sering kali dapat menjadi kelompok pendukung dalam mencapai kepatuhan. Hasil analisis pengaruh mencari dukungan spiritual terhadap pencegahan kekambuhan penderita skizofrenia paranoid diperoleh bahwa kelompok kasus kambuh sebanyak 24 orang 30,0 baik sedangkan pada kelompok kontrol tidak kambuh sebanyak 55 orang 68,8. Dengan OR sebesar 4,5 95 CI=2,63-7,68 menunjukkan bahwa penderita skizofrenia paranoid yang kambuh 4,5 kali kecenderungan dengan mencari dukungan spiritual kurang baik dibanding dengan penderita skizofrenia paranoid yang tidak kambuh. Friedman 2003 mengatakan bahwa kepercayaan kepada Tuhan dan berdoa diidentifikasikan oleh anggota keluarga sebagai cara paling penting bagi keluarga Universitas Sumatera Utara untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Dukungan spiritual membantu keluarga mentolenransi yang bersikap krotis dan lama. Demikian halnya dengan penderita skizofrenia yang bersifat kronis dan lama, sehingga keluarga perlu melakukan konsultasi dengan tokoh agama, melakukan ibadah secara teratur dan mengikuti kegiatan kerohanian agar mereka kuat dan mampu menghadapi masalah yang terjadi ditengah keluarga. Marpaung, 2010.

5.4. Analisis Multivariat

Dokumen yang terkait

Kepatuhan Pasien Skizofrenia Paranoid Rawat Jalan Dalam Penggunaan Obat Antipsikotik Di Rumah Sakit Jiwa (Rsj)Daerah Provinsi Sumatera Utara

5 79 83

PENGARUH MANAJEMEN ASET TERHADAP OPTIMALISASI ASET RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

3 55 9

Kemampuan Sosialisasi Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara 2013

0 39 64

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Pencegahan Sekunder pada Pasien Diabetes Mellitus (DM) Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Pura Kabupaten Langkat

0 44 106

Pengaruh Koping Keluarga Terhadap Kejadian Relaps Pada Skizofrenia Remisi Sempurna Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Tahun 2006

2 58 112

Kepatuhan Pasien Skizofrenia Paranoid Rawat Jalan Dalam Penggunaan Obat Antipsikotik Di Rumah Sakit Jiwa (Rsj)Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 15

Kepatuhan Pasien Skizofrenia Paranoid Rawat Jalan Dalam Penggunaan Obat Antipsikotik Di Rumah Sakit Jiwa (Rsj)Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 22

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia 2.1.1. Defenisi Skizofrenia - Pengaruh Kepatuhan Pengobatan dan Koping Keluarga terhadap Pencegahan Kekambuhan Penderita Skozofrenia Paranoid di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

0 0 52

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Kepatuhan Pengobatan dan Koping Keluarga terhadap Pencegahan Kekambuhan Penderita Skozofrenia Paranoid di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

0 0 11

Pengaruh Kepatuhan Pengobatan dan Koping Keluarga terhadap Pencegahan Kekambuhan Penderita Skozofrenia Paranoid di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

0 0 20