Melalui bercerita yang baik, sesungguhnya siswa tidak hanya memperoleh kesenangan atau hiburan saja, tetapi mendapatkan pendidikan yang
lebih luas serta mampu membentuk kepribadian dan perbuatan yang baik.
d. Faktor – faktor Penunjang dan Penghambat Keefektifan Bercerita
Bercerita merupakan kegiatan untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada orang lain secara lisan. Dalam menyampaikan pesan atau informasi
seorang pembicara harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat menunjang keefektifan bercerita. Adapun faktor yang harus diperhatikan adalah faktor
kebahasaan dan nonkebahasaan. Arsjad dan Mukti 1993: 17-22 mengemukakan faktor-faktor kebahasaan dan nonkebahasaan yang dapat menunjang kekefektifan
bercerita sebagai berikut: faktor kebahasaan meliputi: 1 Ketepatan ucapan, seorang pembicara harusmembiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa
secara tepat. Pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang kurang tepat dapat mengalihkan perhatian pendengar dan menimbulkan kebosanan, kurang
menyenangkan, kurang menarik, atau setidaknya dapat mengalihkan perhatian pendengar; 2 Penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai,
kesesuaian tekanan, nada, sendi, dan durasi merupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara, bahkan kadang-kadang merupakan faktor penentu. Walaupun masalah
yang dibicarakan kurang menarik, dengan penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai akan menyebabkan permasalahan menjadi menarik; 3 Pilihan
kata diksi, pilihan kata hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. Jelas dimaksudkan mudah dimengerti oleh pendengar yang menjadi sasaran; 4 Ketepatan sasaran
pembicaraan, hal ini menyangkut pemakaian kalimat. Pembicara yang
menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap pembicaraan.
Faktor nonkebahasaan meliputi : 1 Sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku, pembicaraan yang tidak tenang, lesu dan kaku tentulah akan memberikan
kesan pertama yang kurang menarik. Dari sikap yang wajar saja sebenarnya pembicara sudah dapat menunjukkan otoritas dan integritas diri. Sikap ini sangat
banyak ditentukan oleh situasi, tempat dan penguasaan materi; 2 Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara, pandangan pembicara hendaknya diarahkan
kepada semua pendengar. Pandangan yang hanya tertuju pada satu arah akan menyebabkan
pendengar merasa kurang diperhatikan; 3 Gerak-gerik dan mimik yang tepat, gerak-gerik dan mimik yang tepat dapat pula menunjang keefektifan berbicara.
Hal-hal penting selain mendapatkan tekanan, biasanya juga dibantu dengan gerak tangan atau mimik, tetapi tidak boleh berlebihan; 4 Kenyaringan suara, tingkat
kenyaringan ini tentu disesuaikan dengan situasi, tempat, jumlah pendengar, dan akustik. Yang perlu diperhatikan adalah jangan berteriak; 5 Kelancaran, seorang
pembicara yang lancar berbicara akan memudahkan pendengar menangkap isi pembicaraan; 6 Penguasaan topik, pembicaraan formal selalu menuntut
persiapan. Tujuannya tidak lain supaya topik yang dipilih betul-betul dikuasai. Penguasaan topik ini sangat penting, bahkan merupakan faktor utama dalam
berbicara. Faktor penghambat dalam kegiatan bercerita, Sujanto 1988: 192
membagi faktor penghambat kemampuan bercerita menjadi tiga yaitu: 1 faktor
fisik, yang merupakan faktor dari dalam diri partisipan dan dari luar partisipan; 2 faktor media, yang terdiri dari segi linguistik dan nonlinguistik
misalnya:tekanan, ucapan, dan gestur; 3 faktor psikologis, yang merupakan kondisi kejiwaan partisipan dalam keadaan marah, menangis, dan sakit.
3. Pengertian Teknik Partners A and B
Kegiatan belajar di sekolah tidak dilakukan begitu saja, tetapi setiap guru memiliki cara yang berbeda dalam menyampaikan pelajarannya. Cara-cara
tersebut dapat berupa strategi, metode, dan teknik yang diharapkan akan membantu dalam mencapai standar kompetensi siswa. Berikut akan diulas tentang
teknik pembelajaran, teknik Partners A and B, dan tahap-tahap teknik Partners A and B.
a Teknik Pembelajaran
Menurut Sudrajat 2008: 1 teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan pengajar dalam menerapkan metode pembelajaran tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut teknik pembelajaran berarti cara yang akan dipilih oleh pengajar dalam menerapkan metode yang telah dipilih. Hal tersebut
berkaitan dengan aplikasi metode pembelajaran, misalnya penggunaan sebuah teknik mengajar. Apabila keadaan siswa maupun tempat pembelajaran berada di
tempat terpencil, akan berbeda dengan pelaksanaan teknik mengajar di perkotaan. Hal ini juga dapat berkaitan dengan jumlah siswa yang diberikan sebuah teknik
pembelajaran, serta pembelajaran apa yang sedang dilakukan.