Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bercerita adalah suatu kegiatan yang menjelaskan terjadinya suatu hal, peristiwa, dan kejadian
yang dialami diri sendiri ataupun orang lain. Kegiatan bercerita dilakukan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain.
b. Faktor – faktor Pokok Bercerita
Untuk mencapai keberhasilan dalam bercerita menurut Sudarmaji 2010:27, harus memperhatikan dua faktor pokok yaitu sebagai berikut.
1 Menyiapkan naskah cerita
a Dari sumber cerita yang sudah ada
Apabila pendidik mengambil dari buku majalah atau komik tertentu itu dinamakan menggunakan sumber cerita yang sudah ada, tentu saja cerita yang
dipilih sudah dipertimbangkan masak-masak. b
Mengarang cerita sendiri Apabila seorang pencerita hendak membuat naskah sendiri, maka yang
terpenting yaitu harus menentukan terlebih dahulu alur atau plot cerita bisa dalam bentuk karangan atau sinopsis, bisa pula ditulis secara detail. Hal penting yang
harus dilakukan dalam mengarang cerita yaitu alur dan plot cerita harus benar- benar dikuasai.
c Teknik Penyajian
Menurut Sudarmadji 2010:32, seorang pencerita perlu menguasai keterampilan dalam bercerita, baik dalam olah vokal, olah gerak, ekspresi dan
sebagainya. Seorang pencerita harus pandai megembangkan berbagai unsur penyajian cerita sehingga terjadi harmoni yang tepat. Secara garis besar unsur-
unsur penyajian cerita yang harus dikombinasikan secara proposional adalah 1 narasi pemaparan cerita, 2 dialog percakapan para tokoh ,3 ekspresi
terutama mimik muka, 4 visualisasi gerakperagaan acting, 5 ilustrasi suara, suara lazim dan suara tidak lazim suara asli, suara besar dan kecil, suara
hewan, suara kendaraan, dsb, 6 media atau alat peraga jika ada, 7 teknik
ilustrasi yang lain musik, permainan, lagu. c.
Tujuan dan Fungsi Bercerita
Bercerita secara umum mempunyai tujuan untuk menghibur, selain itu tujuan lain bercerita adalah 1 untuk menambah pengalaman, 2 memberikan
variasi pada pembacanya, 3 menemukan moral yang baik, dan 4 untuk membagi kesenangan Scott via Santosa, 1982: 161. Berdasarkan tujuan bercerita
yang diuraikan oleh Scott, dapat diketahui bahwa bercerita tidak hanya untuk menghibur dan memberitahukan kepada orang lain sebuah peristiwa yang dilihat
ataupun yang dialaminya. Bercerita juga dapat untuk berkomunikasi mengenai ide yang menjadikan pendengarnya bertambah pengalaman, informasi, dan mendapat
hiburan. Bercerita dalam dunia pendidikan mempunyai banyak manfaat bagi
siswa. Sudarmadji, dkk 2010: 5-9 menyatakan bahwa bercerita mempunyai beberapa fungsi yang amat penting. Beberapa fungsi bercerita antara lain 1
sebagai kontak batin, 2 sebagai media penyampai pesan moral dan nilai agama, 3 pendidikan imajinasifantasi, 4 pendidikan emosi, 5 membantu proses
identifikasi diri dan perbuatan, 6 memperkaya pengalaman batin, dan 7 hiburan dan penarik perhatian.
Melalui bercerita yang baik, sesungguhnya siswa tidak hanya memperoleh kesenangan atau hiburan saja, tetapi mendapatkan pendidikan yang
lebih luas serta mampu membentuk kepribadian dan perbuatan yang baik.
d. Faktor – faktor Penunjang dan Penghambat Keefektifan Bercerita
Bercerita merupakan kegiatan untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada orang lain secara lisan. Dalam menyampaikan pesan atau informasi
seorang pembicara harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat menunjang keefektifan bercerita. Adapun faktor yang harus diperhatikan adalah faktor
kebahasaan dan nonkebahasaan. Arsjad dan Mukti 1993: 17-22 mengemukakan faktor-faktor kebahasaan dan nonkebahasaan yang dapat menunjang kekefektifan
bercerita sebagai berikut: faktor kebahasaan meliputi: 1 Ketepatan ucapan, seorang pembicara harusmembiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa
secara tepat. Pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang kurang tepat dapat mengalihkan perhatian pendengar dan menimbulkan kebosanan, kurang
menyenangkan, kurang menarik, atau setidaknya dapat mengalihkan perhatian pendengar; 2 Penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai,
kesesuaian tekanan, nada, sendi, dan durasi merupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara, bahkan kadang-kadang merupakan faktor penentu. Walaupun masalah
yang dibicarakan kurang menarik, dengan penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai akan menyebabkan permasalahan menjadi menarik; 3 Pilihan
kata diksi, pilihan kata hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. Jelas dimaksudkan mudah dimengerti oleh pendengar yang menjadi sasaran; 4 Ketepatan sasaran
pembicaraan, hal ini menyangkut pemakaian kalimat. Pembicara yang