14 Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 25 yang
menyatakan bahwa Komite Sekolah merupakan lembaga mandiri yang beranggotakan orang tuawali peserta didik, komunitas sekolah, serta
tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. Oleh karena itu, komite sekolah merujuk kepada badan atau organisasi yang terdiri dari satuan orang tua
siswa, komunitas sekolah, atau sekelompok orang yang peduli terhadap dunia pendidikan sehingga berdasarkan ayat ini menegaskan bahwa
komite sekolah tidak harus terdiri dari kumpulan orang tua siswapeserta didik. Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010, Komite
Sekolah memiliki definisi yang sama dengan yang tercantum dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003. Definisi mengenai komite sekolah
diperjelas di dalam Lampiran II Keputusan Menteri Nomor 044U2002 bahwa Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta
masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada jalur pendidikan
prasekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Komite
Sekolah merupakan satu wadah atau organisasi yang dibentuk untuk menyalurkan aspirasi orang tua pada sekolah terutama dalam usaha
meningkatakan mutu sekolah. Kesimpulan mengenai tujuan pembentukan Komite Sekolah ialah untuk mendukung peningkatan mutu, pemerataan,
dan efisiensi pengelolaan pendidikan.
15
2. Landasan Hukum dan Struktur Organisasi Komite Sekolah
a. Landasan Hukum
Suatu organisasi atau lembaga yang dibentuk harus berlandaskan hukum, begitu pula dengan Komite Sekolah. Komite
sekolah memiliki landasan hukum sesuai yang tercantum dalam
Peraturan pemerintah No. 39 tahun 1992 tentang peran serta
masyarakat dalam Pendidikan Nasional. Terbentuknya komite sekolah dilandasi oleh adanya undang-
undang maupun keputusan menteri. Pada awalnya Komite Sekolah terbentuk karena adanya Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
nomor 044U2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Keputusan menteri pendidikan pada waktu itu menjadi dasar hukum
berdirinya komite sekolah di sekolah-sekolah. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 044U2002
pasal 1 ayat 2 berbunyi “pada setiap satuan pendidikan atau kelompok
satuan pendidikan dibentuk Komite Sekolah atas prakarsa masyarakat, satuan pendidikan dan atau pemerintah kabupaten kota”. Dengan
adanya keputusan menteri tersebut, maka setiap lembaga sekolah atau setidaknya gabungan dari beberapa lembaga sekolah diharapkan
membentuk Komite Sekolah. Berkaitan dengan keputusan menteri yang telah dikeluarkan mengenai Komite Sekolah, maka keputusan
menteri sebelumnya nomor 0293U1993 Tahun 1993 tentang Pembentukan Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan BP3
16 dinyatakan tidak berlaku. Hal ini tercantum dalam Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 044U2002 pasal 3. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 56 ayat 3 mengatur peran utama Komite Sekolah dalam pendidikan yang berbunyi “Komite sekolahmadrasah,
sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan petimbangan, arahan dan
dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.” Dalam pasal ini dinyatakan dengan
jelas wewenang yang diberikan oleh pemerintah kepada komite sekolah dalam pelaksanaan pendidikan.
Undang-undang Nomor 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggara
an pendidikan pasal 196 ayat 4 berbunyi “Komite sekolahmadrasah dibentuk untuk satu satu satuan pendidikan atau
gabungan satuan pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.” Menurut undang –undang ini, komite sekolah harus
dibentuk untuk satu satuan pendidikan, namun apabila sekolah memiliki jumlah siswa kurang dari 200 maka sekolah dapat
membentuk Komite Sekolah gabungan dengan sekolah lain.