Landasan Hukum Landasan Hukum dan Struktur Organisasi Komite Sekolah

18 Berdasarkan tujuan yang telah diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044U2002, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar pembentukan Komite Sekolah adalah untuk mewadahi dan menyalurkan aspirasi, meningkatkan tanggung jawab dan peran masyarakat, dan menciptakan kondisi transparansi, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan.

4. Peran dan Fungsi Komite Sekolah

a. Peran Komite Sekolah

Komite sekolah memiliki peran bagi kelangsungan sekolah. Peran komite sekolah telah diatur dalam Kepmendiknas No.044U2002. Penjelasan peran Komite Sekolah akan dijelaskan sebagai berikut. Komite sekolah berperan sebagai: 1 Pemberi pertimbangan advisory agency dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan; 2 Pendukung supporting agency, baik yang berwujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, 3 Pengontrol controlling agency dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. Sementara itu, Sri Renani 2008 : 83 menjelaskan bahwa Komite Sekolah mengemban peran sebagai berikut. 1. Pemberi pertimbangan Advisory Agency Komite Sekolah merupakan badan yang memberi pertimbangan bagi kepala sekolah atau lembaga pendidikan. Seharusnya sekolah dan lembaga pendidikan meminta pertimbangan kepada Komite 19 Sekolah terkait perumusan kebijakan, program, dan kegiatan sekolah, termasuk juga perumusan visi, misi, serta tujuan sekolah. Hal itu dikarenakan ada beberapa visi, misi, dan tujuan sekolah yang seharusnya dirumuskan bersama Komite Sekolah, misalnya program unggulan apa yang akan diterapkan di sekolah. Komite Sekolah harus terlibat dalam pengambilan kebijakan, perumusan program maupun visi, misi, serta tujuan karena Komite Sekolah merupakan wadah aspirasi masyarakat demi peningkatan kualitas pendidikan. 2. Pemberi dukungan Supporting Agency Komite Sekolah sebagai badan organisasi memiliki peran sebagai pendukung, yaitu memberi dukungan berupa dana, tenaga, dan juga pikiran. Sebelum terbentuknya Komite Sekolah, BP3 lebih menekankan sebagai pendukung dana, namun saat ini Komite Sekolah seharusnya tidak hanya terfokus pada bantuan dana saja, tetapi juga pada aspek lain. Sebagai contoh, Komite Sekolah memberikan dukungan bagi sekolah dengan cara memberi bantuan tenaga dalam pembenahan sarana dan prasarana, atau gagasan dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah. 3. Melakukan pengawasan Controlling Agency Berbeda dengan pengawasan yang dilakukan oleh inspektorat, Badan Pemeriksa Keuangan, mau pun badan pengawas fungsional lainnya, Komite Sekolah memberikan pengawasan sosial terhadap 20 sekolah. Pengawasan ini lebih fokus pada implikasi sosial dan dilakukan secara preventif, misalnya saja ketika sekolah menyusun RAPBS atau ketika sekolah menyusun laporan pertanggungjawaban kepada masyarakat. 4. Mediator Mediate Agency Selain memiliki tiga peran di atas, Komite Sekolah berperan pula sebagai mediator antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat. Menurut Sri Renani 2008:83 keberadaan Komite Sekolah di sekolah swasta dapat menjadi pengikat antara sekolah dengan orang tua. Begitu pula yang diharapkan di sekolah negeri, Komite Sekolah berperan dalam mengikat hubungan sekolah dengan orang tua siswa. Komite Sekolah sebagai perantara antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat harus mendorong orang tua dan masyarakat untuk ikut serta memberikan perhatian bagi proses pendidikan yang berkualitas. Berdasarkan uraian di atas, dalam Kepmendiknas dan pendapat Sri Renani, terdapat sedikit perbedaan. Sri Renani menambahkan peran Komite Sekolah sebagai mediator, sedangkan dalam Kepmendiknas tidak diatur mengenai peran tersebut. Akan tetapi, dengan adanya penambahan peran justru melengkapi peran Komite Sekolah yang sebenarnya.