37 Dalam keadaan rusak berat yang sudah dipastikan tidak dapat
diperbaiki lagi, Perbaikan menelan biaya yang sangat besar,
Kegunaan tidak seimbang dengan biaya pemeliharaan, Penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang,
Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan mas kini, Barang-barang yang disimpan lebih lama akan rusak,
Penurunan efektivitas kerja, dan Dicuri, dibakar, diselewengkan, atau rusak akibat bencana alam.
Berdasarkan uraian di atas, penyingkiran atau penghapusan perlu dilakukan untuk memudahkan sekolah dalam melakukan
pengawasan terhadap sarana dan prasarana yang disediakan. Hal itu juga akan memberikan keringanan pembiayaan sarana dan prasarana
yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi.
3. Standar Sarana dan prasarana Sekolah
Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria mengenai ruang belajar, tempat berolahraga, tempat ibadah, perpustakaan, laboratorium,
tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Apabila suatu sekolah telah memenuhi kriteria yang telah disebutkan, maka sekolah tersebut telah
memenuhi standar sarana dan prasarana pendidikan.
38 Standar sarana dan prasarana SDMI diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 Bab II, sebagai berikut. a Standar Lahan
Lahan merupakan inventaris yang paling penting untuk pendirian sekolah formal. Ketersediaan lahan yang memadai untuk sekolah dapat
memberikan akses pendidikan yang dibutuhkan oleh peserta didik. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2007 mengatur kriteria lahan yang
memenuhi standar nasional pendidikan Lahan yang digunakan untuk membangun sekolah harus terhindar
dari potensi bahaya kesehatan dan keselamatan jiwa bagi seluruh warga sekolah, serta memiliki akses ketika terjadi keadaan darurat. Sebagai
contoh, lahan sekolah harus jauh dari gangguan pencemaran air, kebisingan yang dapat mengganggu proses belajar mengajar, dan
pencemaran udara. Lahan harus memiliki status yang jelas mengenai kepemilikan dan atau memiliki izin untuk dimanfaatkan. Selain itu
lahan disesuaikan dengan peruntukan lokasi yang sudah diatur oleh Pemerintah Daerah terkait dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.
b Bangunan Menurut UU No. 24 Tahun 2007 ketentuan bangunan memenuhi
koefisien lantai dan tinggi maksimal bangunan sesuai dengan Peraturan Daerah, memperhitungkan jarak bangunan dengan as jalan, tepi sungai,
pantai, rel kereta api, dan sebagainya. Bangunan juga harus memenuhi syarat kesehatan seperti memiliki ventilasi udara, pencahayaan yang
39 memadai, sanitasi di dalam maupun luar ruangan, serta bahan bangunan
yang aman bagi kesehatan pengguna. Bangunan harus memiliki konstruksi yang stabil, kokoh, dapat bertahan minimal 20 tahun, serta
mampu menahan gempa dan kekuatan alam lain. Bangunan harus memiliki sistem perlindungan baik pasif maupun aktif untuk
menanggulangi bahaya kebakaran dan petir, memiliki peringatan bahaya, pintu keluar darurat, jalur evakuasi dan penunjuk arah yang
jelas. Bangunan harus memperhatikan kenyamanan bagi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, seperti mampu meredam getaran, kebisingan
dan menyediakan lampu penerangan. Fasilitas listrik yang dipasang minimal dengan daya listrik 900 watt.
Bangunan sekolah harus dipelihara dan dirawat agar tidak mudah rusak. Pemeliharaan yang dapat dilakukan ialah pemeliharaan ringan
dan pemeliharaan berat. Pemeliharaan ringan seperti pengecatan ulang, perbaikan daun jendelapintu, penutup lantai, penutup atap, plafon,
instalasi air serta listrik, dilakukan minimal sekali dalam 5 tahun. Pemeliharaan berat seperti penggantian rangka atap, plafon, kayu,
kusen, dan semua penutup atap minimal dalam jangka waktu 20 tahun sekali. Sama halnya dengan lahan, bangunan juga harus memiliki izin
pendirian bangunan yang diakui Pemerintah Daerah setempat. a. Ruang Kelas
Ruang kelas sebagai tempat kegiatan pembelajaran teori dan praktik baik yang menggunakan alat maupun yang tanpa alat.
40 Banyak ruang kelas minimal di satuan pendidikan sama dengan
banyak rombongan belajar. Ruang kelas dilengkapi dengan jendela yang memungkinkan pencahayaan yang memadai dan memiliki
pintu yang memadai ketika terjadi bahaya atau pintu yang dapat dikunci ketika tidak dipergunakan.
Sarana yang harus tersedia di dalam ruang kelas meliputi: kursi siswa, meja siswa, kursi guru, meja guru, lemari, rak hasil
karya siswa, papan panjang, papan tulis, papan tulis, tempat sampah, tempat cuci tangan, jam dinding, dan kotak kontak.
Perabot kelas yang terbuat dari kayu harus kuat, stabil, dan aman bagi pengguna.
b. Ruang perpustakaan Perpustakaan merupakan ruang yang berfungsi untuk
memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka melalui kegiatan
membaca, mengamati,
dan mendengar.
Ruang perpustakaan minimal memiliki luas sama dengan ruang kelas dan
lebar yang sama di lengkapi dengan jendela yang memberikan pencahayaan yang memadai untuk membaca.
Buku teks pelajaran, buku panduan pendidik, buku pengayaan, buku referensi, sumber belajar lain, rak buku, rak
majalah, rak surat kabar, meja baca, kursi baca, kursi kerja, meja kerjasirkulasi, lemari katalog, lemari, papan pengumuman, meja
multimedia, peralatan multimedia, buku inventaris, tempat sampah,