Pengaturan atau Penggunaan Sarana dan Prasarana Sekolah
35 berpikiran bahwa yang wajib merawat sarana dan prasarana adalah
pihak sekolah. Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana 2012 : 194 berpendapat
bahwa dengan adanya pengaturan sebagaimana yang telah dipaparkan , maka penggunaan alat dan ruang dapat dilaksanakan dengan efektif
dan efisien sehingga pemeliharaan alat akan lebih terjamin. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan
untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk
digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan. Barnawi dan Mohammad Arifin
2012 : 74
Ibrahim Bafadal 2004 : 49 berpendapat ada beberapa macam cara untuk melakukan pemelihaaraan terhadap sarana dan prasarana
sekolah yang berupa mesin. Apabila ditinjau dari sifatnya, terdapat 4 macam cara. Pertama, pemeliharaan yang bersifat pengecekan.
Pengecekan harus dilakukan oleh orang yang benar-benar paham tentang mesin. Kedua, pemeliharaan yang bersifat pencegahan dengan
tujuan agar kondisi mesin selalu dalam keadaan baik. Ketiga, pemeliharaan dengan cara perbaikan ringan. Keempat, perbaikan
berat. Lebih lanjut ia memaparkan pemeliharaan ditinjau dari waktu
perbaikannya, meliputi pemeliharaan sehari-hari dan pemeliharaan berkala. Pemeliharaan sehari-hari misalnya, menyapu dan mengepel.
Pemeliharaan secara berkala misalnya, mengecat ulang, mengontrol genting, dan pengapuran tembok. Sarana dan prasarana sekolah bisa
36 dikatakan sebagai fasilitas. Fasilitas pasti akan mengalami pemudaran
manfaat atau kerusakan sehingga tidak dapat digunakan atau bisa digunakan melalui reparasi. Manajemen sarana dan prasarana
memiliki tahapan penyingkiran barang. Penyingkiran memiliki arti yang sama dengan penghapusan.
Barnawi dan Mohammad Arifin 2012 : 79 mengemukakan bahwa penghapusan merupakan kegiatan pembebasan sarana dan
prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Penghapusan merupakan kata lain dari
penyingkiran. Menurut Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana 2012 :195
penghapusan atau penyingkiran memiliki arti: 1 Mencegah atau membatasi kerugian yang ditimbulkan akibat:
Biaya untuk perawatanperbaikan terhadap barang yang semakin buruk kondisinya
Pemborosan biaya pengamanan barang yang kelebihan atau tidak dapat digunakan lagi
2 Meringankan beban kerja inventarisasi, dan 3 Membebaskan barang-barang dari tanggung jawab organisasi.
Lebih lanjut, dalam bukunya mereka memaparkan bahwa untuk melakukan penghapusan barang harus memenuhi salah satu atau
lebih persyaratan, yaitu:
37 Dalam keadaan rusak berat yang sudah dipastikan tidak dapat
diperbaiki lagi, Perbaikan menelan biaya yang sangat besar,
Kegunaan tidak seimbang dengan biaya pemeliharaan, Penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang,
Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan mas kini, Barang-barang yang disimpan lebih lama akan rusak,
Penurunan efektivitas kerja, dan Dicuri, dibakar, diselewengkan, atau rusak akibat bencana alam.
Berdasarkan uraian di atas, penyingkiran atau penghapusan perlu dilakukan untuk memudahkan sekolah dalam melakukan
pengawasan terhadap sarana dan prasarana yang disediakan. Hal itu juga akan memberikan keringanan pembiayaan sarana dan prasarana
yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi.