56
INSTRUMEN PENELITIAN 1.
Kisi-kisi Pedoman Observasi
Observasi  dilakukan  untuk  memperoleh  data  mengenai  rapat  yang  dilakukan  sekolah  bersama  dengan  Komite  Sekolah  terkait RAPBS  atau  RKS  dan  ketersediaan  sarana  dan  prasarana  minimum  di  sekolah.  Kisi-kisi  observasi  dikembangkan  berdasarkan
gabungan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional mengenai peran Komite Sekolah dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013.
Tabel 1. Kisi-kisi Observasi No.
Aspek Yang Diobservasi Indikator
1. Pelaksanaan Rapat Sekolah dengan Komite Sekolah
1.  Komite Sekolah selalu hadir dalam rapat RAPBSRKS 2.  Memberikan usulan atau kritikan bagi sekolah terkait program
atau perencanaan program sekolah 2.
Sarana dan Prasarana Sekolah 1.  Ketersediaan ruang belajar siswa
2.  Ketersediaan tempat berolahragabermain 3.  Ketersediaan tempat ibadah
4.  Ketersediaan perpustakaan 5.  Ketersediaan laboratorium
6.  Ketersediaan ruang pimpinan 7.  Ketersediaan ruang guru
8.  Ketersediaan Kamar mandi, gudang, UKS
57
2. Kisi-kisi Pedoman Wawancara
Wawancara  dilakukan  untuk  memperoleh  data  mengenai  pelaksanaan  peran  Komite  Sekolah  dalam  pengelolaan  sarana  dan prasarana di SDN Serayu. Kisi-kisi pedoman wawancara dikembangkan berdasarkan gabungan dari teori Kepmendiknas Nomor
044U2002  mengenai  peran  Komite  Sekolah  dan  teori  Suharsimi  Arikunto  dan  Lia  Yuliana  mengenai  manajemen  sarana  dan prasarana pendidikan.
Tabel 2. Kisi-kisi wawancara No.
Peran Komite Sekolah Indikator Manajemen
Sarpras Hambatan Komite Sekolah
Indikator
1. Badan Pertimbangan Advisory
Agency Perencanaan
Menghadiri rapat sekolah Pengadaan
Pengaturan Penggunaan
Penghapusan
2. Badan Pendukung Supporting
Agency Pengadaan
Memberikan dukungan pengadaan sarana dan prasarana
3. Sebagai Pengontrol Controlling
Agency Perencanaan
Pengawasan dalam perencanaan, pengadaan, dan penggunaan sarpras
Pengadaan Penggunaan
4. Sebagai Mediator Mediate
Perencanaan Perantara antara sekolah dengan masyarakat
Penggunaan
58
2. Kisi-kisi Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan peran Komite Sekolah dalam rapat sekolah, seperti dari catatan notulen rapat dan buku inventaris. Kisi-kisi pedoman dokumentasi dikembangkan berdasarkan teori Sugiyono.
Tabel 3. Kisi-kisi dokumentasi No.
Dokumen Indikator
1. Catatan notulen rapat
1. Menghadiri rapat sekolah 2. Aktif memberikan usulan dan masukan
3. Foto pelaksanaan rapat Komite Sekolah
2. Buku inventaris
1. Inventaris sekolah 3.
Struktur organisasi Komite Sekolah 1. Susunan organisasi Komite Sekolah SDN Serayu
59
F. Teknik analisis data
Milles  dan  Hubberman  dalam  Sugiyono  2010  :334  mengatakan bahwa yang paling seirus dan sulit dalam analisis data kualitatif adalah karena
metode analisis belum dirumuskan dengan baik.  Penelitian ini menggunakan teknik  analisis  data  yang  mengacu  pada  model  Milles  dan  Hubberman.
Sugiyono  2010:337  mengatakan  bahwa  aktivitas  dalam  analisis  data kualitatif  dilakukan  secara  interaktif  dan  berlangsung  secara  terus  menerus
sampai  datanya  jenuh.  Penelitian  ini  menggunakan  model  analisis  data  yang dikembangkan  oleh  Miles  dan  Hubberman  yang  disebut  Model  Interaktif,
meliputi  :  reduksi  data  data  reduction,  penyajian  data  data  display,  dan penarikan kesimpulan conclusion drawingverification.
Apabila  digambarkan,  maka  proses  analisis  data  menurut  Miles  dan Hubberman adalah sebagai berikut.
Gambar 7. Analisis Data Interaktif Miles dan Hubberman
60
1. Data Reduction Reduksi Data
Data  yang  didapatkan  dari  lapangan  jumlahnya  cukup  banyak, sehingga  harus  dicatat  dengan  teliti  dan  rinci.  Reduksi  data  diartikan
sebagai  suatu  kegiatan  merangkum,  memilih  hal-hal  pokok, memfokuskan  pada  hal  yang  penting,  mencari  tema  dan  pola,  dan
membuang yang tidak diperlukan. Hal ini akan mempermudah peneliti untuk  melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila
diperlukan. Selain itu, reduksi data akan memberikan gambaran  yang lebih jelas.
2. Data Display Penyajian data
Langkah  selanjutnya  setelah  melakukan  reduksi  data  ialah menyajikan  data.  Menurut  Miles  dan  Hubberman  dalam  Sugiyono
2013  :341  penyajian  data  kualitatif  dapat  disajikan  dalam  bentuk uraian  singkat,  bagan,  hubungan  antarkategori,  flowchart,  dan
sebagainya.  Penelitian  kualitatif  lebih  sering  disajikan  dalam  bentuk teks naratif.
Proses display data, huruf besar, huruf kecil, dan angka disusun ke  dalam  urutan  sehingga  strukturnya  dapat  dipahami.  Praktiknya,
fenomena  sosial  bersifat  kompleks  dan  dinamis  sehingga  apa  yang ditemukan  pada  saat  memasuki  lapangan  dan  setelah  berlangsung
lama  di  lapangan  akan  mengalami  perkembangan  data.  Apabila  pola yang  ditemukan  telah  didukung  oleh  data  selama  penelitian,  maka
pola tersebut sudah menjadi pola yang baku dan tidak dapat berubah.
61 Pola itu yang akhirnya akan didisplaykandisajikan pada laporan akhir
penelitian.
3. Conclusion Drawing Penarikan kesimpulan
Langkah terakhir dalam model interaktif Miles dan Hubberman ialah  menarik  kesimpulan.  Apabila  kesimpulan  yang  dikemukakan
pada  tahap  awal  didukung  oleh  bukti-bukti  yang  valid  dan  konsisten saat  peneliti  kembali  ke  lapangan,  maka  kesimpulan  yang
dikemukakan  merupakan  kesimpulan  yang  kredibel  sehingga kesimpulan  tersebut  dapat  menjawab  rumusan  masalah  yang
dirumuskan sejak awal atau mungkin juga tidak. Kesimpulan  yang  diharapkan  ialah  kesimpulan  yang  berupa
temuan  baru  yang  sebelumnya  belum  pernah  ada,  berupa  deskripsi atau gambaran objek yang sebelumnya masih remang-remang. Fungsi
dari  kesimpulan  dalam  penelitian  kualitatif  ialah  untuk  memperjelas suatu hal yang awalnya remang-remang atau tidak jelas.
G. Uji Keabsahan Data
Data  yang  diperoleh  dalam  penelitian  ini  diuji  dengan menggunakan  uji  kredibilitas.  Uji  kredibilitas  dilakukan  dengan  cara
triangulasi  sumber  dan  juga  triangulasi  teknik.  Menurut  Sugiyono 2013:372 triangulasi merupakan pengecekan data yang telah didapatkan
dari berbagai sumber dan dari berbagai waktu. Triangulasi  sumber  utuk  menguji  kredibilitas  data  dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
62 Sebagai  contoh,  data  dari  beberapa  sumber  yang  berbeda  tidak  dapar
dirata-rata melainkan dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari sumber-sumber data.
Triangulasi  teknik  untuk  menguji  kredibilitas  dilakukan  dengan cara  mengecek  data  kepada  sumber  yang  sama  dengan  teknik  yang
berbeda. sebagai contoh, data yang didapat melalui wawancara, lalu dicek dengan hasil data observasi dan dokumentasi. Apabila melalui hal tersebut
didapati  data  yang  berbeda,  maka  peneliti  melakukan  diskusi  lebih  lanjut kepada  sumber  data  yang  bersangkutan  untuk  memastikan  mana  yang
dianggap benar.
H. Definisi Operasional
Peneliti  membatasi  penafsiran  untuk  menghindari  kesalahan penafsiran istilah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1.  Peran  Komite  Sekolah  adalah  tugas  dan  wewenang  Komite  Sekolah sebagai  organisasi  yang  terdiri  dari  tokoh  masyarakat  dan  orang  tua
siswa untuk ikut serta dalam upaya peningkatan pelayanan pendidikan bagi  peserta  didik.  Komite  Sekolah  berperan  sebagai  badan
pertimbangan,  badan  pendukung,  badan  pengawas,  dan  mediator antara sekolah dengan orang tua maupun masyarakat.
2.  Pengelolaan  sarana  dan  prasarana  adalah  kegiatan  untuk  mengelola sarana  dan  prasarana  pendidikan  yang  meliputi  perencanaan,
pengadaan,  pengaturan,  penggunaan,  dan  penyingkiran  sarana  dan prasarana.
63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
SDN Serayu merupakan salah satu sekolah negeri kota Yogyakarta yang berlokasi  di  Jalan  Juadi  No.  2,  Kotabaru,  Yogyakarta  Telp.  0274  515501,
website :
www.sdnserayuyogya.sch.id
. SDN Serayu memiliki status akreditasi A dan termasuk kategori SDSSN. Letak sekolahnya sangat strategis karena dekat
dengan  jalan  raya  dan  beberapa  lembaga  pendidikan  formal  mau  pun  non- formal.
SDN  Serayu  dipimpin  oleh  kepala  sekolah  yang  bernama  Kupiyosari, S.Pd.  Bangunan  SDN  Serayu  cukup  menudukung  untuk  terjadinya  proses
belajar mengajar karena dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memadai. Ada pun visi SDN Serayu, sebagai berikut.
Unggul dalam kebersihan dan kesehatan lingkungan Unggul dalam perolehan nilai UAS dan UN
Unggul dalam kompetisi kreativitas siswa Unggul dalam kompetisi keagamaan
Unggul dalam perilaku beragama Unggul dalam pembelajaran berbasis IPTEK
Unggul dalam kompetisi bidang olahraga dan Seni Misi SDN Serayu, sebagai berikut.
  Melaksanakan  7-K  yaitu  keamanan,  kebersihan,  ketertiban,  keindahan, kekeluargaan,  kerindangan  dan  kesehatan  untuk  mewujudkan  sekolah
Adiwiyata.
64   Meningkatkan mutu lulusan yang mempunyai daya saing  tinggi
  Mengembangkan potensi setiap individu   Mengembangkan kepribadian siswa yang berkarakter
  Menciptakan lingkungan  pembelajaran yang kondusif dan agamis   Mengembangkan pembelajaran berbasis TIK
  Membekali siswa dengan ketrampilan, olah raga, dan seni budaya lokal Berdasarkan prestasinya  yang unggul  maka oleh  pemerintah diamanati
sebagai : Sekolah Dasar PAI  Model propinsi DIY
SD Pilot Proyek Bahasa Inggris Nasional SD Bilingual Nasional untuk Sains dan Matematika
SD Pembelajaran Penjas Propinsi DIY SD Koalisi Nasional Regional
Sejarah  SDN  Serayu  berawal  pada  tahun  1927,  dengan  nama  SRP Sekolah  Rakyat  Perempuan,  sebuah  sekolah  yang  didirikan  Pemerintah
Belanda. Sekolah tersebut pada tanggal 2 Mei 1947 oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan  diganti  menjadi  SD  jalan  Serayu  dan  akhirnya  menjadi  SD
Serayu. Melihat respon dan minat dari masyarakat sangat luar biasa, maka pada tanggal  2  Mei  1957  berdiri  SD  Serayu  1  dan  SD  serayu  2.  SD  Serayu  selalu
menjadi favorit sehingga oleh masyarakat diberi predikat sebagai SD Favorit di Propinsi  DIY.  Tanggal  26  Mei  2003,  dengan  adanya  otonomi  daerah  H.  Heri
Zudianto,  bapak  Walikota  Yogyakarta  meresmikan  Penggabungan  SD  Serayu 1 dan SD Serayu 2 menjadi SD Serayu Yogyakarta.
65
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Peran Komite Sekolah sebagai badan pertimbangan Advisory
Agency dalam pengelolaan sarana pembelajaran
Komite  SDN  Serayu  berperan  sebagai  pemberi  pertimbangan dalam  pengelolaan  sarana  pembelajaran  sekolah  berupa  ruang  kelas  dan
sarana yang harus disediakan di dalam ruang kelas tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan P pada tanggal 9 Februari 2016, KS pada
17 Februari 2016, ACP  pada 17 Februari 2016,  dan TS  pada 25  Februari 2016 sebagai berikut.
P :  sekolah  bekerja  sama  dengan  komite  sekolah  untuk
melengkapi sarana dan prasarana sekolah, khususnya sarana ruang  kelas  supaya  menciptakan  kenyamanan  bagi  peserta
didik
KS :  Mushola  kalau  hujan  sering  bocor,  padahal  sudah
diperbaiki  dan  diantisipasi  bekerja  sama  dengan  Komite juga,  namun  tampungan  yang  di  atasnya  tidak  dapat
menampung air hujan dengan baik.
ACP :  Rapat  pengadaan  atau  penyediaan  fasilitas  Komite  juga
akan hadir sebagai pemberi pertimbangan TS
:  Komite  mendukung  untuk  membuat  norma-norma  atau standar  ruang  kelas  seperti  apa,  karena  saat  ini  fasilitas  di
masing-masing kelas itu tergantung pada forum kelas.
Berdasarkan  triangulasi  sumber  hasil  wawancara  di  atas,  dapat diketahui  bahwa  Komite  SDN  Serayu  memberikan  pertimbangan  dalam
perencanaan  sarana pembelajaran sekolah seperti rencana untuk  membuat standar minimal sarana yang harus tersedia di ruang kelas. Karena fasilitas
yang tersedia di masing-masing kelas berbeda tergantung pada forum kelas yang  ada.  Perencanaan  sarana  pembelajaran  sekolah  dilakukan  pada  saat
rapat RAPBS bersama dengan sekolah, pengawas, dan petugas dari dinas.