Peran komite sekolah sebagai mediator sekolah dalam pengelolaan

85 membantu sekolah dalam rencana pembiayaan sarana pembelajaran, mungkin dengan dana yang dikumpulkan oleh komite atau dengan mencari bantuan dari sponsor dan instansi yang bersedia membantu. Pengadaan sarana pembelajaran memerlukan peran komite sebagai penghubung ketika untuk pengadaan sarana pembelajaran berupa LCD dan kipas angin, komite bisa mencari wali murid yang memiliki usaha bidang tersebut atau melalui relasinya. Di situlah peran komite diperlukan sekolah sebagai penghubung dalam pengadaan sarana pembelajaran. Peran komite sebagai mediator dalam pengaturan sarana dan prasarana tidak terlalu nampak, karena pengaturan menjadi wewenang sekolah. Akan tetapi, jika ada keluhan terkait pengaturan sarana dan prasarana misalnya dalam inventarisasi, penggunaan, dan pemeliharaan komite akan segera menyampaikan ke sekolah meski pun hanya melalui telepon. Ketika ada sarana dan prasarana yang rusak perlu perbaikan atau yang sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi, sekolah akan melaporkan ke komite, selanjutnya komite yang akan menyampaikan kepada seluruh wali murid melalui perwakilan forum kelas. Komite SDN Serayu dalam mengumpulkan dana untuk pemenuhan sarana dan prasarana sekolah dilakukan dengan membangun komunikasi dengan perwakilan forum kelas. Komite SDN Serayu memberdayakan perwakilan kelas untuk mengajak seluruh anggota forum kelas supaya peduli terhadap kebutuhan sekolah yang pada dasarnya memang untuk 86 menunjang kualitas siswa. Pengumpulan dana tidak bersifat memaksa karena tidak seluruh wali murid SDN Serayu berasal dari ekonomi atas, sehingga hanya bersifat sukarela. Komite SDN Serayu sebagai mediator menjadi penghubung antara sekolah dengan orang tua, masyarakat, dan dinas dalam upaya pengelolaan sarana dan prasarana sekolah. Komite sekolah membantu sekolah dalam segala kegiatan terkait usaha untuk pengelolaan sarana dan pasarana sekolah, termasuk dalam menyalurkan dana yang didapat dari masyarakat atau instansi. Komite SDN Serayu memiliki hambatan dalam melaksanakan perannya dalam pengelolaan sarana pembelajaran. Hambatan yang dialami berkaitan dengan waktu yang dimiliki oleh masing-masing pengurus komite SDN Serayu. Dikarenakan kesibukan yang dimiliki, sesuatu yang seharusnya bisa diputuskan segera justru terulur ketika beberapa pengurus tidak dapat menghadiri rapat yang dilaksanakan, sehingga ketua komite harus mengadakan rapat lagi agar dapat dihadiri seluruh pihak yang diperlukan partisipasinya.

C. Pembahasan

Peneliti akan membahas hasil penelitian yang telah dilakukan dan dijelaskan sebelumnya. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan yaitu bagaimana peran komite sekolah dalam 87 pengelolaan sarana dan prasarana di SDN Serayu. Ada pun uraian pembahasannya sebagai berikut. Standar sarana dan prasarana merupakan salah satu standar nasional pendidikan di Indonesia, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 bab II pasal 2 1. Standar sarana dan prasarana merupakan standar sarana dan prasarana minimal yang harus dimiliki oleh sekolah dalam rangka penyelenggaraan pendidikan. Ketersediaan sarana dan prasarana sekolah menjadi tolak ukur keunggulan suatu sekolah, sehingga menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Barnawi dan Mohammad Arifin 2013 : 45 bahwa fasilitas sering digunakan masyarakat untuk menilai kualitas sekolah. Pemenuhan fasilitas tentu memerlukan bantuan dari pihak lain selain sekolah sendiri, misalnya orang tua, masyarakat, dan dinas terkait. Sarana dan prasarana minimal harus dimiliki oleh seluruh sekolah agar ketika melakukan akreditasi sekolah tersebut mendapat nilai yang baik. Sekolah hendaknya memiliki prasarana minimal sekolah seperti ruang kelas, ruang guru, ruang pimpinan, kamar mandi, ruang perpustakaan, tempat olahraga dan rekreasi, gudang, UKS, laboratorium IPA, ruang sirkulasi, dan tempat ibadah. Akan lebih baik lagi jika sekolah memiliki sarana dan prasarana di atas standar sarana dan prasarana minimal dengan melibatkan komite sekolah. Ruang kelas merupakan sarana pembelajaran yang digunakan langsung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Sesuai dengan PP Nomor 24 tahun 2007, ruang kelas harus dilengkapi sarana berupa kursi siswa, meja siswa, kursi 88 guru, meja guru, lemari, rak hasil karya siswa, papan panjang, papan tulis, papan tulis, tempat sampah, tempat cuci tangan, jam dinding, dan kotak kontak. Secara umum, seluruh kelas sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan, justru lebih lengkap dengan adanya penambahan sarana pembelajaran berupa LCD dan kipas angin. Komite sekolah merupakan wadah bagi orang tua dan masyarakat untuk menampung aspirasinya sebagai implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 tentang peran serta masyarakat dalam pendidikan nasional. Komite terdiri dari sekelompok orang yang peduli terhadap pendidikan. Pembentukan komite sekolah merupakan bagian dari usaha pemerintah untuk pengelolaan pendidikan dengan melibatkan orang tua dan masyarakat sekitar. Kepmendiknas No 044U2002 mengatur peran komite sekolah dalam membantu sekolah, yaitu sebagai badan pertimbangan Advisory Agency, pendukung Supporting Agency, pengawas Controlling Agency, dan mediator. Komite SDN Serayu sebagai badan pertimbangan Advisory Agency dalam pengelolaan sarana pembelajaran dengan cara memberikan ide, masukan, dan saran terhadap sekolah. Ide, masukan, dan saran terkait perencanaan, pengadaan sarana pembelajaran disampaikan kepada sekolah secara resmi dalam rapat RKAS dan RAPBS. Ketika sekolah menyampaikan rencana terkait sarana pembelajaran, komite SDN Serayu memberikan pertimbangan dan saran dalam perencanaan mau pun pelaksanaannya. Pelaksanaan peran komite SDN Serayu sebagai badan pertimbangan ialah 89 memberikan pertimbangan terhadap program-program SDN Serayu dan mengusulkan programnya kepada sekolah. Upaya sekolah dalam perencanaan pengadaan sarana pembelajaran SDN Serayu dengan cara menyampaikan apa saja kebutuhan sekolah terkait dengan sarana pembelajaran, kemudian komite akan memilih mana yang sekiranya bisa dibantu komite dan juga forum kelas. Komite SDN Serayu tidak hanya menyoroti masalah sarana pembelajaran saja, tapi juga dalam prasarana sekolah komite memberi perhatian, misalnya ketika dinas perhubungan melarang adanya parkir di depan sekolah, komite memberi pertimbangan bagaimana solusi atas hal tersebut. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa komite telah melaksanakan perannya sebagai badan pemberi pertimbangan bagi sekolah. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan dalam “Fungsi dan tugas Dewan Sekolah dan Komite Sekolah” bahwa Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah memberi pertimbangan dan masukan terhadap peraturan-peraturan yang dirumuskan oleh lembaga eksekutif dan legislatif di daerah dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan masyarakat dalam berbagai kebijakan sekolah. Komite SDN Serayu sebagai pendukung Supporting Agency dalam pengelolaan prasarana memiliki cakupan yang sangat luas. Dukungan yang diberikan bisa berupa ide, tenaga, dan juga finansial jika itu dibutuhkan. Komite SDN Serayu tidak hanya mendukung sekolah dengan dukungan finansial saja, tetapi dalam bentuk ide dan tenaga. Ketua komite SDN Serayu selalu menanamkan dalam dirinya dan anggotanya untuk tidak berpikir bahwa dukungan hanya berupa dana, tapi justru ide dan tenaga yang paling penting.