Ruang Lingkup Sarana dan Prasarana

49 Sarana pendidikan dilihat dari kaitannya dengan proses pembelajaran dibagi menjadi 3, yaitu alat pelajaran alat yang bisa digunakan secara langsung dalam proses pembelajaran misalnya buku, alat peraga, alat tulis, dan alat praktik, alat peraga alat bantu pendidikan yang dapat mengkongkretkan materi pembelajaran , dan media pengajaran 3 jenis media: visual, audio, dan audiovisual. Pembelajaran memerlukan sarana berupa alat peraga dan media pengajaran. Alat peraga dan media pengajaran membantu siswa dalam memahami apa yang dipelajari. Prasarana dibagi menjadi 2 yaitu prasarana langsung dan prasarana tidak langsung. Prasarana langsung merupakan prasarana yang digunakan dalam proses pembelajaran misalnya, ruang kelas, laboraturium, praktik, dan komputer. Prasarana tidak langsung adalah prasarana yang tidak digunakan secara langsung tapi keberadaanya sangat menunjang proses pembelajaran, misalnya ruang kantor, kantin, jalan menuju sekolah, kamar kecil, UKS, ruang guru, ruang kepala sekolah, taman, dan parkir kendaraan. Ibrahim Bafadal 2004 : 3 Dari uraian di atas, sarana dan prasarana dibedakan berdasar fungsinya. Sarana memiliki fungsi yang langsung dalam proses pembelajaran sedangkan prasarana memiliki fungsi tidak langsung dalam proses pembelajaran namun keberadaannya sangat menunjang dalam keterlaksanaan proses pembelajaran. Sarana diklasifikasikan menjadi 3 macam, ditinjau dari habis tidaknya dipakai, bergerak tidaknya pada saat digunakan, dan hubungannya dengan proses belajar mengajar. Prasarana 50 diklasifikasikan menjadi 2 macam yaitu prasarana langsung dan prasarana tidak langsung.

3. Sarana Pembelajaran

Pembelajaran di kelas memerlukan adanya sarana yang mendukung agar dapat terlaksana dengan baik dan memberikan kenyamanan bagi siswa yang belajar di dalamnya. Ruang kelas merupakan salah satu sarana pembelajaran karena siswa mengembangkan pengetahuan dan potensi dirinya di ruang kelas. Menurut PP No. 24 Tahun 2007 mengatur tentang ruang kelas yang harus disediakan untuk penyelenggaraan pembelajaran. Ruang kelas sebagai tempat kegiatan pembelajaran teori dan praktik baik yang menggunakan alat maupun yang tanpa alat. Banyak ruang kelas minimal di satuan pendidikan sama dengan banyak rombongan belajar. Ruang kelas dilengkapi dengan jendela yang memungkinkan pencahayaan yang memadai dan memiliki pintu yang memadai ketika terjadi bahaya atau pintu yang dapat dikunci ketika tidak dipergunakan. Sarana yang harus tersedia di dalam ruang kelas meliputi: kursi siswa, meja siswa, kursi guru, meja guru, lemari, rak hasil karya siswa, papan panjang, papan tulis, papan tulis, tempat sampah, tempat cuci tangan, jam dinding, dan kotak kontak. Perabot kelas yang terbuat dari kayu harus kuat, stabil, dan aman bagi pengguna. Kursi siswa harus sesuai dengan jumlah siswa yang ada di setiap kelas. 51

D. Pertanyaan penelitian

1. Bagaimana komite sekolah dalam melaksanakan perannya sebagai badan pertimbangan Advisory Agency dalam pengelolaan sarana pembelajaran di SDN Serayu? 2. Bagaimana komite sekolah dalam melaksanakan perannya sebagai badan pendukung Supporting Agency dalam pengelolaan sarana pembelajaran di SDN Serayu? 3. Bagaimana komite sekolah dalam melaksanakan perannya sebagai badan pengontrol Controlling Agency dalam pengelolaan sarana pembelajaran di SDN Serayu? 4. Bagaimana komite sekolah dalam melaksanakan perannya sebagai mediator mediate dalam pengelolaan sarana pembelajaran di SDN Serayu? 52

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan atau mendeskripsikan peran Komite Sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana sekolah di SDN Serayu. Penelitian dimulai dengan melakukan pengamatan observasi di SDN Serayu, menganalisis peran Komite Sekolah, observasi sarana dan prasarana sekolah, serta menganalisis hubungan sekolah dengan Komite Sekolah. Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan filsafat postpositivisme yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah berlawanan dengan eksperimen, peneliti sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi gabungan, analisis data bersifat induktifkualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Sugiyono 2010 : 15 SDN Serayu merupakan salah satu sekolah dasar negeri yang unggul di Yogyakarta. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti peran Komite sekolah SDN Serayu dalam pengelolaan sarana dan prasarana sekolah.

B. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini berjumlah 4 orang yang terdiri dari 2 Komite Sekolah, 1 kepala sekolah, dan 1 guru yang ditunjuk sebagai petugas sarana dan prasarana. Ketua Komite Sekolah diwawancarai terkait peran Komite Sekolah sebagai badan pertimbangan, badan pendukung, badan pengawas dan mediator dalam pengelolaan sarana dan prasarana di SDN Serayu. Pengurus 53 Komite Sekolah bidang Sarana dan Prasarana sekolah diwawancarai terkait bentuk pertimbangan dukungan, pengawasan, dan mediator dalam pemenuhan sarana dan prasarana sekolah. Kepala Sekolah diwawancari karena kepala sekolah adalah pihak yang paling memahami dan mengetahui kondisi sekolah secara mendalam berkaitan dengan visi misi sekolah, sarana dan prasarana, serta mutu pendidikan sekolah. Guru yang ditunjuk sebagai petugas sarana dan prasarana sekolah dipilih dengan pertimbangan sebagai informan yang memberikan penilaian terhadap kinerja Komite Sekolah dalam hal pengelolaan sarana dan prasarana sekolah.

C. Setting penelitian

Penelitian deskriptif kualitatif ini dilaksanakan di SD N Serayu. Alamat sekolah Jalan Juadi No. 2 Kotabaru, Gondokusuman, Yogyakarta. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Februari 2016.

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian bertujuan untuk mengumpulkan data di lapangan yang kemudian akan diolah dan ditarik kesimpulan penelitiannya. Oleh karena itu, dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono 2013 : 308 bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.