Kekuatan a Undang-Undang Perlindungan Anak UU PA dan Rativikasi Peluang a Pengetahuan masyarakat meningkat Hambatan

Strategi pembangunan yang peduli anak di daerah konflik dapat mengurangi berbagai resiko fatal tersebut. c Anak Cacat Kondisi anak cacat relatif telah mendapat perhatian dengan didirikannya berbagai panti dan pusat rehabilitasi, khususnya di perkotaan. Namun akses anak cacat terhadap fasilitas umum masih memprihatinkan, misalnya; tidak semua gedung, pasar, pusat perbelanjaan, stasiun, terminal dan pelabuhan dilengkapi dengan akses bagi anak cacat secara memadai. Dalam kehidupan sosialpun anak-anak cacat diperlakukan sebagai warga Negara kelas dua atau kelas tiga. Terlihat jelas adanya diskriminasi pada anak cacat. Undang-Undang mengamanatkan agar negara memberikan perlindungan khusus pada anak cacat. Dalam Undang-Undang Nomor 4 tahun 1997 tentang Penyandang Cacat pasal 6 huruf b disebutkan bahwa anak penyandang cacat mempunyai hak yang san antuk menumbuhkembangkan bakat, kemampuan dan kehidupan sosialnya dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. d Anak Jalanan Anak jalanan identik dengan masalah anak di perkotaan, masalah ini semakin kompleks karena bukan saja faktor kemiskinan yang menyebabkan anak menjadi anak jalanan, selain itu faktor sosial budaya juga mempengaruhi. Anak jalanan menghadapi resiko yang lebih besar menjadi obyek eksploitasi, kekerasan dan pelecehan seksual, kehidupannya sangat rentan terhadap narkoba, premanisme dan kejahatan lainnya. 8 Kekuatan, Peluang dan Tantangan

a. Kekuatan a Undang-Undang Perlindungan Anak UU PA dan Rativikasi

KHA. Adanya UU PA dan rativikasi konvensi hak anak merupakan kekuatan yang dapat dijadikan sebagai faktor pendorong pelaksanaan kebijakan KLA. b Peraturan Daerah Beberapa daerah telah memiliki peraturan daerah yang mendukung, secara langsung maupun tidak, terhadap upaya perlindungan anak. 57 Hal ini merupakan indikasi yang positif terhadap pelaksanaan kebijakan KLA c Renstra Kesejahteraan dan Perlindungan Anak Isu kesejahteraan dan perlindungan anak telah masuk dalam rencana strategis Kemeterian Negara Pemberdayaan Perempuan RI sehingga pelaksanaan kebijakan KLA mendapat kepastian dari sisi prioritas dan keberlanjutannya.

b. Peluang a Pengetahuan masyarakat meningkat

Semaraknya jumlah lembaga-lembaga sosial yang bergerak di bidang pendidikan anak, seperti pendidikan anak usia dini PAUD, Taman Kanak-Kanak, Kelompok bermain merupakan indikasi meningkatnya kesadaran masyarakat di bidang perlindungan anak. b Dukungan lembaga internasional kuat. Dukungan internasional, baik lembaga PBB maupun Internasional NGO di bidang anak, telah memberikan dukungan kepada Pemerintah Indonesia. c Jumlah ahli di bidang anak meningkat. Semakin banyaknya jumlah ahli di bidang perlindungan anak, semakin terbuka peluang bagi pelaksanaan kebijakan KLA yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah kabupatenkota.

c. Hambatan

a Kemauan politik terbatas Isu anak belum menjadi prioritas dari partai politik, pembuatan dan pengambil kebijakan. Hal ini dikarenakan isu anak kurang laku di jual, bila dibandingkan dengan isu ekonomi dan politik itu sendiri, misalnya pilkada, pemekaran daerah. b Belum tersosialisasinya konvensi dan peraturan perundang- undang di bidang anak Rendahnya frekuensi sosialisasi konvensi dan peraturan perundang- undangan di bidang anak menyebabkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya perlindungan dan pemenuhan hak terbatas.

d. Ancaman