Menurut laporan saat ini ada 50 - 78 pengguna narkoba jarum suntikan adalah pengidap HIV Djauhari dan Djoerban, 2002 dalam
website Ditjen Pelayanan dan Rehab Sosial, Depsos RI, 2008.
Estimasi Departemen Kesehatan pada tahun 2006 menyebutkan terdapat antara 191.000 sampai 248.000 penasun di Indonesia.
Badan Narkotika Nasional BNN menunjuk kepada angka 508.000 pada tahun yang sama. Penasun masih terkonsentrasi di daerah
perkotaan di Jawa dan kota-kota provinsi di luar Jawa. Strategi Nasional Penanggulangan HIVAIDS 2007 – 2010, 2007.
Karakteristik penyalahguna Napza di kalangan siswa dan mahasiswa menunjukkan bahwa lebih dari separuh penyalahguna
Napza berada pada kelompok usia 15-19 tahun 58, terutama pada mereka yang duduk di bangku SLTA 94. Pada kelompok
usia kurang dari 15 tahun penyalahguna lebih banyak berada di kabupaten, sedangkan pada kelompok usia diatas 20 tahun lebih
banyak ada di kota.
Diperkirakan angka penyalahguna Napza suntik ada sekitar 2 dari 1000 pelajarmahasiswa yang disurvei atau sekitar 2,4 dari yang
pernah menyalahgunakan Napza. Irjabar 5 per 1000 dan Maluku 4 per 1000 adalah propinsi yang paling banyak ditemukan angka
penyalahguna Napza cara suntik. Di tingkat SLTP ada 2 propinsi yang cukup tinggi yaitu NTT dan Irjabar sekitar 4 per 1000
responden. Di tingkat SLTA, di Papua ada sekitar 8 dari 1000 responden yang pernah menyuntik. Selanjutnya DKI Yogyakarta 16
per 1000, DKI Jakarta 15 per 1000, dan Jawa Tengah 14 per 1000 adalah 3 propinsi tertinggi angka menyuntiknya di PT Survey
Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di Indonesia, BNN, 2006.
h. Anak Jalanan
Berdasarkan data PMKS 2007, Departemen Sosial RI menunjukkan jumlah anak jalanan di seluruh Indonesia pada tahun 2007
berjumlah 104.497 anak. Jumlah anak jalanan terbanyak berturut- turut adalah Jawa Timur 13.136 anak, Nusa Tenggara Barat 12.307
anak, dan Nusa Tenggara Timur 11.889 anak. Sedangkan 3 propinsi dengan jumlah anak jalanan paling sedikit berturut-turut adalah
Kalimantan Tengah 10 anak, Gorontalo 66 anak, dan Kepulauan Riau 186 anak.
28
Pada tahun 2006, data PMKS menunjukkan di seluruh Indonesia ada 144.889 anak jalanan. Dibandingkan dengan angka tahun 2007
104.497 anak berarti ada penurunan jumlah yang cukup signifikan sebesar 30. Penurunan terbesar terutama terjadi pada propinsi
Maluku, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara. Adapun penyediaan
rumah singgah pada tahun 2007 hanya menampung kira-kira 12 dari jumlah anak jalanan seluruhnya.
Jumlah Anak Jalanan seluruh Indonesia Tahun 2007
No PROVINSIKABUPATENKOTA
ANAK JALANAN [jiwa]
1 Nanggroe Aceh Darussalam
608 2
Sumatera Utara 4.525
3 Sumatera Barat
6.330 4
Riau 914
5 Jambi
1.756 6
Sumatera Selatan 1.764
7 Bengkulu
794 8
Lampung 1.096
9 Bangka Belitung
191 10
Kepulauan Riau 186
11 DKI Jakarta
4.478 12
Jawa Barat 6.428
13 Jawa Tengah
10.025 14
DI Yogyakarta 1.305
15 Jawa Timur
13.136 16
Banten 2.492
17 Bali
680 18
Nusa Tenggara Barat 12.307
19 Nusa Tenggara Timur
11.889 20
Kalimantan Barat 3.240
21 Kalimantan Tengah
10 22
Kalimantan Selatan 3.671
23 Kalimantan Timur
1.330 24
Sulawesi Utara 451
25 Sulawesi Tengah
2.652 26
Sulawesi Selatan 3.931
27 Sulawesi Tenggara
2.254 28
Gorontalo 66
29 Sulawesi Barat
249 30
Maluku 2.728
29
31 Maluku Utara
2.430 32
Papua Barat 227
33 Papua
354
TOTAL 104.497
[Data PMKS 2007, Departemen Sosial RI]
i. Anak yang Berhadapan dengan Hukum
Anak yang berhadapan dengan hukum dapat juga berupa akasus Napza Narkotika, Psikotropika Bahan Berbahaya di Indonesia
yang tercatat pada 2001 – 2007 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Data tahun 2007 menunjukkan jumlah 22.630 kasus di
wilayah propinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Jawa Barat dan Riau Dit IV Narkoba KT Bareskrim Polri, 2008.
Berdasarkan kelompok usia pelaku kasus tindak pidana Napza, maka 2 kelompok usia termuda yang terlibat adalah 16 tahun
sebesar 110 kasus dan 16 – 19 tahun sebesar 2.617 kasus.
Tindak Pidana yang Dilakukan Anak Data Lapas Tangerang dan Pondok Bambu
Kategori Tindak Pidana
2002 [Tangerang]
2006 [Pondok Bambu]
Pencurian 85
44,74 111
31,27 Napza
55 27,37
148 41,69
Sajam [Senjata
Tajam] 22
11,58 10
2,82 Pengeroyokan
19 10
- -
Kejahatan Susila 3
1,58 -
- Perjudian
3 1,58
12 3,38
Upal [Uang Palsu] 2
1,05 -
- Penganiayaan
2 1,05
- -
Penipuan 1
0,53 3
0,85 Lain-Lain
1 0,53
50 14,08
Jumlah 190
355
Sumber : Herlina A., Anak yang Berkonflik dengan Hukum Materi Presentasi, 2006
Anak yang terkena kasus Napza menempati urutan kedua pada data Lapas Anak Tangerang dan Pondok Bambu tidak dijelaskan terlibat
sebagai pengguna atau pembuatpengedar. Hasil asesmen cepat ILOIPEC, 2004, memperlihatkan bahwa dari 92 responden usia 14
– 19 tahun yang diwawancara, sebanyak 50 pernah terlibat dalam
30
produksi Napza Children Involved In The Production, Sale and DistributionOf Illicit Drugs In Jakarta : A Rapid Assessment. 2004.
j. Anak yang Membutuhkan Orang Tua Pengganti