a. menyediakan air bersih;
b. tempat   penampungantanki   air   selalu   dibersihkan   untuk   menjaga
higiene; c.
menyediakan fasilitas WC yang bersih; d.
mengatur pembuangan sampah dan air buangan; dan e.
melakukan kampanye dengan menyebarkan poster atau leaflet tentang desain kompor dan dapur.
Sedangkan tindakan di masyarakat hampir sama dengan tindakan di rumah tangga, tetapi sifatnya lebih ditingkatkan pada pengawasan dan penyediaan
fasilitas yang tidak tersedia di tingkat rumah tangga seperti sumur umum dan MCK.
7 Anak dan Masalah Sosialnya
a. Anak yang Berhadapan Dengan Hukum
Berdasarkan hasil analisis situasi, dalam sistem peradilan anak di Indonesia ditemukan   lebih   dari   4.000   anak   dibawa   ke   pengadilan   setiap   tahunnya.
Sebagian besar pelanggaran yang dilakukan adalah kejahatan ringan dengan jumlah kerugian yang sedikit. Tetapi hampir 9 dari 10 anak tersebut berakhir
dipenahanan   atau   penjara   anak,   dan   sebagian   besar   harus   tinggal bersamadicampur dengan orang-orang dewasa Sumber: Media Perlindungan
Anak Konflik Hukum, RESTORASI, edisi 9-IV2008.
Anak yang berkonflik dengan hukum sebanyak 4.277 anak  16 tahun sedang menjalani   proses   pengadilan,   anak   yang   dipenjara   sebanyak   13.242   anak
dengan variasi usia antara 16-18 tahun, 98 diantaranya adalah anak laki-laki dan 83 yang menjalani pengadilan di hukum penjara, jumlah anak di penjara
usia  18 tertinggi di Jakarta, Jabar, Jatim. Sumsel Sumber: Bareskrim, Polri.
Berdasarkan   data   dari   Direktorat   Jenderal   Pemasyarakatan,   Departemen Hukum dan HAM, tahun 2008 menunjukkan bahwa penghuni Lapas, Rutan
dan anak binaan sebanyak 127.995 orang yang terdiri dari narapidana 73.686 orang dan tahanan 54.309 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 121.845
pria   dan   6.150   wanita.   Sedangkan   jumlah   narapidana   dan   tahanan   anak sebanyak 4.301 3.36 dengan rincian jumlah narapidana anak 2.282 Laki-
laki 2.161; Perempuan 121.   Tahanan anak sebanyak 2.019 orang Laki-laki 1.838; Perempuan 181.  Anak-anak tersebut ditempatkan di 20 lapas anak pria
dan 1 lapas anak wanita.
Perlindungan   anak   sesuai   dengan   Undang-Undang   Nomor   23   Tahun   2002, menjamin   terpenuhinya   hak   anak   sesuai   harkat   dan   martabat   kemanusiaan
serta   mendapatkan   perlindungan   dari   tindak   kekerasan   dan   diskriminasi. Berdasar atas Pasal 64 Undang-Undang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa
pemerintah   dan   masyarakat   berkewajiban   dan   bertanggungjawab   untuk memberikan   perlindungan   khusus   yang   salah   satunya   adalah   perlindungan
khusus kepada anak yang berhadapan dengan hukum, baik yang berkonflik
54
dengan hukum maupun anak korban tindak pidana. Perlindungan khusus bagi Anak yang berhadapan dengan hukum dilaksanakan
antara   lain   melalui   perlakuan   atas   anak   secara   manusiawi,   sesuai   dengan martabat   dan   haknya,   penyediaan   petugas   pendamping   khusus   sejak   dini,
penyediaan sarana dan prasarana khusus, penjatuhan sanksi yang tepat untuk kepentingan   terbaik   bagi   anak,   pemantauan   dan   pencatatan   terus   menerus
terhadap   perkembangan   anak   yang   berhadapan   dengan   hukum,   pemberian jaminan untuk mempertahankan hubungan dengan orang tua atau keluarganya,
dan perlindungan dari pemberitaan identitas melalui media masa serta untuk menghindari labelisasi.
b. Kekerasan Terhadap Anak