8 Institusi   Perlindungan   Anak:   Adanya   kelembagaan   yang
mengkoordinasikan semua upaya pemenuhan hak anak.
c. Langkah-Langkah Pengemangan Kebijakan KLA 1
Pembentukan Gugus Tugas “KLA”
Gugus  Tugas   KLA  merupakan   lembaga   koordinatif   yang   beranggotakan wakil dari unsur eksekutif, legislatif, dan yudikatif yang membidangi anak,
perguruan tinggi, organisasi non pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta, orang tua, dan anak.
Tugas Pokok Gugus Tugas KLA adalah: a
Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan dan pengembangan KLA; b
Menetapkan tugas-tugas dari anggota Gugus Tugas; c
Melakukan sosialisasi, advokasi, fasilitasi dan KIE konsep KLA; d
Mengumpulkan data dasar; e
Melakukan analisis kebutuhan yang bersumber dari data dasar; f
Melakukan deseminasi data dasar; g
Menentukan   fokus   dan   prioritas   program   dalam   mewujudkan   KLA, yang   disesuaikan   dengan   potensi   daerah   masalah   utama,   kebutuhan,
dan sumber daya;
h Menyusun Rencana Aksi Daerah KLA 5 tahun dan mekanisme kerja;
Menyiapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Aksi Daerah KLA; dan Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan minimal 1 tahun sekali.
2 Pengumpulan Data Dasar
Pengumpulan data dasar dimaksudkan untuk mengetahui kondisi obyektif awal   sebuah   kabupatenkota   sebagai   dasar   pertimbangan   perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pembangunan KLA. Pengumpulan data dasar dilakukan oleh lembaga yang memiliki kompetensi dan otoritas
di daerah yaitu Badan Pusat Statistik KabupatenKota.
3 Penentuan Fokus dan Prioritas Program
Memperhatikan   hasil   analisis   data   dasar,   permasalahan   dan   potensi kabupatenkota ditentukan fokus dan prioritas program dalam mewujudkan
KLA.   Program   ini   dimaksudkan   supaya   setiap   Satuan   Kerja   Perangkat Daerah SKPD, pemangku kepentingan di bidang anak dan dunia usaha
61
dapat berperan aktif sesuai dengan tugas dan fungsinya.
4 Rencana Aksi Daerah RAD KLA
Untuk   mempercepat   pelaksanaan   Program   KLA   secara   terfokus   dan berdasarkan prioritas diperlukan adanya pembagian peran dan fungsi dari
setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah, pemangku kepentingan  di bidang anak dan dunia usaha diuraikan secara sistematis, terstruktur dan terukur
dalam RAD KLA.
Untuk   memperkuat   kedudukan   Rencana   Aksi   Daerah   KLA   ditetapkan melalui Keputusan BupatiWalikota dan atau Peraturan Daerah.
Rencana  Aksi   Daerah  KLA meliputi  substansi  pokok  perlindungan  anak yang meliputi:
a. telaah kebutuhan atau need assessment KLA;
b. harmonisasi kebijakan perlindungan anak;
c. pelayanan dasar, rujukan, penyelidikan epidemiologi, penanggulangan
KLB dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan; d.
pelayanan pendidikan dasar, menengah umum dan kejuruan, formal dan informal;
e. perlindungan anak di bidang hak sipil dan partisipasi, program bagi
anak yang memerlukan perlindungan khusus; f.
pelayanan   bidang   perunahan,   sarana   dan   prasarana   lingkungan   dan pelayanan fasilitas umum;
g pelayanan lingkungan hidup, kebutuhan dasar sanitasi dan penanganan
akibatnya. Format   RAD   KLA   dapat   disesuaikan   dengan   matriks   RAD   dalam
lampiran o
d.
5 Monitoring dan Evaluasi
a. Monitoring dilakukan sejak awal proses perencanaan sampai dengan
pelaksanaan RAD KLA yang dilaksanakan di tingkat kabupatenkota. b.
Evaluasi   dilakukan   secara   periodik   untuk   melihat   kemajuan pembangunan KLA yang telah dicapai dalam kurun waktu satu tahun
sebagai   masukan   bagi   perencanaan   dan   pelaksanaan   pembangunan periode berikutnya dan sebagai bahan laporan.
c. Laporan   hasil   monitoring   dan   evaluasi   KLA   diberikan   kepada
BupatiWalikota   dan   Menteri   Negara   Pemberdayaan   Perempuan sebagai   wakil   Pemerintah   yang   menjadi   koordinator   di   bidang
62
kesejahteraan dan perlindungan anak.
63
BAB V INDIKATOR PROGRAM KLA
Indikator KLA dibagi dalam dua kategori yaitu indikator umum dan indikator khusus. Indikator umum adalah dampak jangka menengah dan jangka panjang dari
pengembangan kebijakan KLA dimana Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan KPP  dan Badan Pemberdayaan Perempuan di provinsi dan kabupatenkota tidak
terlibat secara langsung dalam upaya mencapai indikator tersebut. Dalam hal ini peran KPP lebih pada pembuatan kebijakan agar tercipta suatu keadaan yang kondusif dalam
rangka  mempercepat pencapaian indikator tersebut. Indikator khusus adalah dampak jangka pendek dan jangka menengah dari
pengembangan kebijakan KLA dimana Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan KPP dan Badan Pemberdayaan Perempuan di provinsi dan kabupatenkota terlibat
secara langsung dalam upaya mencapai indikator tersebut.
Mengingat tugas pokok KPP antara lain adalah membuat kebijakan KLA dan mempromosikan pelaksanaan kebijakan tersebut, maka indikator keberhasilan KLA
dapat dilihat dari aspek kebijakan dan aspek promosi pelaksanaan kebijakan yang diklasifikasikan sebagai berikut:
5.1. Indikator Umum 5.1.1.