PUHA sebagai strategi untuk mencapai perlindungan dan tumbuh kembang anak harus dapat membuktikan bahwa aspek perlindungan dan tumbuh
kembang anak benar-benar tercermin dan terpadu dalam empat fungsi utama manajemen program, yaitu :
1. Perencanaan : menyusun pernyataan atau tujuan yang jelas bagi perlindungan dan tumbuh kembang anak;
2. Pelaksanaan : memastikan bahwa strategi yang dijelaskan mempunyai dampak pada anak;
3. Pemantauan : mengukur kemajuan dalam pelaksanaan program dalam hal partisipasi dan manfaat bagi anak;
4. Penilaian : memastikan bahwa anak benar-benar menjadi terlindungi sebagai hasil prakarsa tersebut.
B. Komponen Pemenuhan Hak Anak
Pelaksanaan PUHA sebagai strategi pemenuhan dan perlindungan hak anak harus memperhatikan keterkaitan tiga komponen pemenuhan hak anak
yakni 1 kebijakan pembangunan; 2 kegiatan perwujudan hak anak; dan 3 keterlibatan dari para pemangku kepentingan.
1. kebijakan pembangunan
Upaya pengembangan kebijakan dibuat untuk mendorong dan melindungi upaya pemenuhan hak anak. Kebijakan publik seyogyanya sensitive
terhadap anak, dan mempunyai manfaat positif bagi nasib anak. Misalnya :
-
sudah adakah kode etik code of conduct yang terkait dengan
penegakan hak anak di lingkungan bekerja ? -
Berapa besar persentase anggaran yang dialokasikan bagi program untuk kepentingan terbaik bagi anak, termasuk kegiatan yang
mendorong strategi PUHA itu sendiri ?
2. kegiatan perwujudan hak anak Komponen pemenuhan hak anak merupakan wujud dari berbagai
kegiatan sebagai upaya untuk menghilangkan kesenjangan
affirmative actions.
Manfaat bagi anak selayaknya dipastikan dalam setiap program pembangunan berdasarkan kepentingan terbaik anak dalam menikmati
hak mereka.
Besaran masalah anak menjadi kunci bagi setiap proses pembangunan. Dengan demikian peningkatan pemahaman dan perhatian berbagai pihak
terhadap besaran masalah anak perlu menjadi perhatian dalam proses pembangunan dengan cara mengetengahkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Keterlibatan pemangku kepentingan Pemangku kepentingan pengambil keputusan, baik eksekutif dan
legislatief serta masyarakat sipil harus memiliki pemahaman terhadap hak anak, khususnya yang berkaitan dengan upaya pemenuhan dan
perlindungan hak anak.
39
Pemangku kepentingan diharapkan menjadi penggagas dan tokoh kunci dalam proses perencanaan program pembangunan secara
berkesinambungan.
Pemangku kepentingan harus memiliki pengetahuan, sikap dan tindakan
Knowlegde, attitude, PracticeKAP yang peduli terhadap
perwujudan hak anak. KAP yang wajib dimiliki oleh pemangku kepentingan adalah pemahaman terhadap hak anak, khususnya yang
berkaitan dengan upaya pemenuhan dan perlindungan hak anak.
Upaya penguatan kapasitas pemangku kepentingan tidak hanya untuk aparat pemerintah, tetapi termasuk juga pengasuh anak
care givers
dan masyarakat misalnya LSM peduli anak. Kelompok pemerhati hak anak
Community Based OrganizationCBO perlu dikembangkan
partisipasi mereka untuk membantu memastikan efektivitas program pembangunan bagi pemenuhan hak anak, sekaligus mendukung
pelaksanaan dan melakukan monitoring dan evaluasi.
Fokus PUHA tentu saja adalah anak sebagai pemegang hak. Dalam hal ini anak harus didorong untuk berperan aktif dalam memberikan masukan
sepanjang proses penyusunan kebijakan, program, kegiatan dan bahkan penganggaran. Anak hendaknya mendapatkan fasilitasi bagi ketersediaan
akses dan informasi yang layak sesuai dengan umur dan kematangan anak. Anak juga harus diberikan keterampilan untuk menyalurkan dan
menyampaikan ekspresinya, sedemikian rupa sehingga didengarkan, dihargai, dan dipertimbangkan oleh para pengambil keputusan.
Pemberdayaan dan perlindungan terhadap kelompok anak sendiri perlu dilakukan sebagai konsekuensi dari karakteristik anak itu sendiri sebagai
kelompok yang rentan, tidak berdaya dan masih memerlukan perlindungan dari orang dewasa. Jika anak harus diberdayakan maka hal
itu bukanlah dalam rangka untuk mensejajarkan status dan kedudukannya dihadapan orang dewasa, tetapi lebih merupakan upaya
perlindungan terhadap hak-haknya yang sering dilanggar orang dewasa. Apalagi jika kelompok anak itu adalah kelompok anak yang masuk
kategori memerlukan perlindungan khusus children in need special protectioncnsp, maka perlakuannyapun bersifat khusus.
Pemberdayaan pada kelompok anak bertujuan agar anak memahami dan menyadari bahwa mereka memiliki hak-hak yang harus dipenuhi dan
diperjuangkan, baik oleh mereka sendiri maupun melalui bantuan orang dewasa. Pemberdayaan ini lebih efektif jika ditujukan pada kelompok-
kelompok anak atau anak-anak yang sudah terorganisir dalam suatu kelompok, dan bukan pemberdayaan pada orang perorang. Dengan
demikian prasyarat yang berupa kelompok atau organisasi anak menjadi hal yang sangat mendasar. Oleh karena itu pembentukan kelompok-
kelompok anak atau organisasi abak harus didorong dan dikembangkan. Organisasi anak tersebut, apapun namanya, akan berfungsi sebagai
wadah penyalur aspirasi anggota mereka maupun anak-anak pada umumnya.
C. Tahapan PUHA