5454
Pembuatan Preparat
Pembuatan preparat dilakukan oleh teknisi laboratorium Patologi Anatomi, di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran USU.
Dengan cara sebagai berikut : organ hati difiksasi dengan larutan formalin kemudian masuk dalam alcohol 70. Setelah itu, dipotong-potong dan dimasukkan dalam
tissue cassette
untuk melewati proses dehidrasi dalam seri alkohol bertingkat yaitu mulai dari alkohol 80 sampai alkohol absolute.
Penjernihan jaringan hati dilakukan dengan xylol lalu di
embedding
dalam farafin. Blok jaringan diotong menggunakan mikrotom 5µm dan potongan jaringan dilekatkan pada gelas objek.
Pewarnaan
Hematoxylin Eosin
HE
Pewarnaan
Hematoxylin Eosin
dilakukan untuk mengamati struktur umum jaringan. Tahapan yang dilakukan dalam pewarnaan ini dimulai dengan deparafinisasi, yaitu penghilangan paraffin dengan
memasukkan preparat ke dalam sari larutan xylol. Tahap selanjutnya adalah rehidrasi, yaitu dengan memasukkan preparat ke dalam seri larutan alkohol absolute sampai alcohol 70. Preparat direndam
dalam air kran, kemudian dalam aquadest. Preparat diwarnai dengan hematoxylin dilanjutkan lagi dengan perendaman dalam aquadest. Setelah itu, preparat diwarnai menggunakan eosin alkohol diikuti
perendaman kembali dengan aquadest. Kemudian dilakukan proses dehidrasi dengan alkohol bertingkat serta penjernihan
clearing
dengan menggunakann xylol. Sediaan di tutup dengan
cover glass mounting
III. Hasil Dan Pembahasan
1. Pemeriksaan karakterisasi kulit batang malaka
dapat dilihat pada tabel1 sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Karakterisasi Kulit Batang Malaka
No Parameter
Hasil 1
2 3
4 5
Penetapan kadar air Penetapan kadar abu
Penetapan kadar sari larut dalam etanol Penetapan kadar sari larut dalam air
Penetapan kadar abu tidak larut dalam asam 5,62
8,45 26,1
17,3 0,45
2. Hasil skrining fitokimia dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Skrining Fitokimia dari Serbuk Kulit Batang Malaka dan Ekstrak Etanol Kulit
Batang MalakaEEKBM
No Golongan Senyawa Kimia
Simplisia Ekstrak
1 Alkaloid
- -
2 Flavonoid
+ +
3 Glikosida
- -
4 Saponin
+ +
5 Tanin
+ +
6 Steroid Triterpenoid
+ +
3. Hasil uji Toksisitas
3.1 Hasil Uji Tahap pertama Orientasi dosis
Uji tahap pertama dilakukan sebagai uji orientasi untuk mengetahui dosis yang akan diberikan pada pengujian berikutnya, diberikan bahan uji dengan peningkatan dosis kelipatan dua dan diamati selama 24
jam sampai diperoleh adanya hewan yang mati. Hasil Orientasi pemberian Ekstrak Etanol Kulit Batang Malaka EEKBM 60
5455
Grafik.1 Dosis pemberian mg20g BB versus kematian
Hasil uji pertama orientasi dosis terlihat kematian 20 pada kelompok P4 dosis 80 mg20 g BB. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dilanjutkan ke uji tahap kedua uji pendahuluan
menggunakan dosis terkecil yang diambil dari hasil uji tahap pertama yaitu dosis yang mendekati dosis saat kematian 20.
3.2 Hasil Uji Tahap Kedua uji pendahuluan
Dosis yang digunakan adalah dosis terkecil yang mendekati dosis kematian. Dalam hal ini dipilih dosis 50 mg20g BB. Selanjutnya pemberian dosis ditingkatkan dengan kelipatan 2. Dan dilakukan
pengamatan selama 24 jam .
Grafik 2. Dosis pemberian mg20g BB versus kematian
Hasil uji tahap pendahuluan terlihat kematian 0 pada kelompok P1 dan P2. Maka dapat dilanjutkan ke uji tahap ketiga uji sebenarnya menggunakan dosis awal yang ditentukan berdasarkan
dosis tertinggi yang menyebabkan kematian yaitu 100 mg2 g BB.
3.3 Hasil Uji Tahap ke tiga uji sebenarnya
Hasil uji pendahuluan menunjukkan kematian dosi tertinggi yang menyebabkan kematian 0 adalah 100 mg20 g BB, maka pada uji tahap ketiga diberikan dosis terkecil sebesar 100 mg20g BB,
selanjutnya pemberian dosis ditingkatkan dengan kelipatan dosis sebesar hasil perhitungan harga R = 1,4142. Dilakukan pengamatan selama 14 hari.
Grafik 3. Dosis pemberian mg20g BB versus kematian
D O
S I
S m
g 20g
BB
kematian
D O
S I
S m
g 20g
BB
kematian
D O
S I
S m
g 20g
5456
Berdasarkan hasil uji tahap ketiga uji sebenarnya, dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol kulit batang malaka EEKBM dalam dosis tunggal dapat menyebabkan kematian pada beberapa
tingkat dosis. Kemudian berdasrkan data LD
50
Menggunakan rumus Thomson-Weil, diperoleh LD
50
sebesar 11,85 gkg BB per oral pada mencit jantan. perhitungan dapat dilihat pada lampiran…Berdasarkan rentang LD50 kriteria toksisitas Menggunakan
table Frank C.Lu,1995 menunjukkan bahwa ektrak etanol kulit batang malaka Phyllantus emblica L dapat digolongkan dalam criteria “toksik ringan”.
4. Hasil Pemeriksaan Hispatologi