Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Tulisan
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016
115
8
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi dan hasil tentang pelaksanaan kegiatan refleksi, yang hasilnya bisa dilihat pada lampiran
maka, dapat dianalisis bahwa kegiatan refleksi merupakan kegiatan yang disengaja dan direncanakan setelah kegiatan perdati atau percami untuk
menyadarkan anak tunarungu tentang penggunaan aspek kebahasaan yang terdapat pada hasil percakapan. Kegiatan refleksi ada dua macam yaitu
refleksi kecil dan refleksi besar, refleksi kecil dilakukan setelah kegiatan perdati dan atau setelah kegiatan percami. Refleksi kecil merupakan kegiatan
menyadarkan anak tunarungu tentang adanya aturan penggunaan tata bahasa yang terkandung dalam bacaan deposit seperti, menyadarkan
penggunaan kata ganti orang, penggunaan tanda baca dan lain-lain. Sedangkan refleksi besar dinamakan percakapan linguistik atau percali,
dimana materi yang diberikan sudah mulai kompleks yaitu mengenai linguistik atau keilmuan dalam berbahasa contonya seperti menyadarkan
tentang adanya istilah kata ganti orang, kata berimbuhan, kalimat langsung dan tak langsung, kalimat majemuk, makna kata dan lain sebagainya yang
menyangkut tentang ilmu bahasa. Waktunya pun terpisah dan khusus membahas mengenai percakapan linguistik, biasanya kegiatan percali hanya
dilaksanakan pada kelas-kelas dasar tinggi seperti kelas delapan, dimana siswa sudah mendekati purna bahasa dan sudah memiliki banyak
pengalaman dalam melaksanakan kegiatan refleksi kecil. Materi refleksi diambil dari gejala bahasa yang terdapat dalam bacaan
deposit, yaitu menyadarkan tentang adanya aspek kebahasaan seperti menyadarkan tentang penggunaan kata ganti orang seperti ”saya dan kami”.
Semua ungkapan dalam percakapan dilaksanakan secara spontan, bebas
dan murni berasal dari dalam diri anak tanpa di buat-buat dan tidak ada rekayasa di dalamnya. Yang lebih aktif bercakap selama proses
pembelajaran adalah
siswa dimana
mereka bebas
berekspresi, mengeluarkan pendapat, menyanggah dan sebagainya sesuai dengan
prinsip MMR yaitu child centered sedangkan guru hanya bertindak sebagai mitra dialog dan sebgaai orang yang membimbing dan memfasilitasi mereka
dalam belajar tanpa sifat menggurui.