55
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Kandungan Kadmium Cd dalam Air
Berdasarkan hasil pemeriksaan Cd dalam air sungai yang berada tepat di pintu masukkeluar air sungai ke tambak atau sebaliknya, terdapat kandungan Cd dalam air
sungai dan telah melebihi baku mutu yang ditetapkan oleh PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yaitu diatas 0,01
mgL. Kandungan Cd terbesar pada pintu air tambak I yaitu 0,01474 mgL. Sedangkan hasil pemeriksaan Cd dalam air tambak juga terdapat kandungan Cd di
masing-masing air tambak udang windu dan telah melebihi baku mutu yang ditetapkan oleh PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air yaitu diatas 0,01 mgL. Kandungan Cd terbesar pada jarak 13 meter, yang terdapat pada tambak I yaitu 0,01381 mgL.
Air sungai yang ada disekitar TPA Terjun dijadikan sebagai sumber air tambak udang windu. Sementara dari hasil pemeriksaan sampel air sungai
menunjukkan bahwa air sungai telah tercemar oleh kadmium, sehingga mengakibatkan air tambak yang digunakan untuk pembudidayaan udang windu juga
ikut tercemar oleh kadmium yang berasal dari air sungai. Selain dari air sungai, tambak juga dapat tercemar kadmium dari air lindi yang dihasilkan TPA Terjun.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, kandungan Cd dalam air sungai lebih besar dibandingkan dalam air tambak kemungkinan dikarenakan air sungai lebih banyak
menerima kontaminan Cd. Menurut Clark 1986, Cd berasal dari sumber alami yang berasal dari erosi berbagai batuan mineral yang umumnya terjadi di sungai. Faktor
Universitas Sumatera Utara
lain yaitu karena penduduk daerah tersebut membuang limbah rumah tangga di sungai yang merupakan satu saluran dengan masuknya air sungai ke tambak.
Pembuangan limbah rumah tangga tersebut seperti air bilasan sampah-sampah plastik hasil memulung dari TPA Terjun. Selain itu Cd juga terdapat di air sungai karena
aliran air sungai yang berasal dari laut Belawan yang telah banyak menerima kontaminan Cd dari berbagai industri-industri. Menurut Ramlal 1987, juga
dipengaruhi oleh daya larut logam berat Cd yang rendah di dalam tambak sehingga logam Cd akan mudah mengendap di dasar perairan. Daya larut logam Cd rendah dan
mudah mengendap di air tambak dikarenakan air tambak yang kekurangan oksigen misalnya akibat kontaminasi bahan organik serta penggunaan pupuk buatan oleh
petambak untuk mendorong pertumbuhan pakan alami. Besarnya kandungan Cd pada tambak I diasumsikan karena tambak I
merupakan tambak yang terdekat dengan TPA, sehingga air lindi sangat lebih berpotensi mencemari dan membentuk sedimentasi di tambak I. Kandungan Cd yang
terdapat di air tambak tersebut sangat dipengaruhi oleh air lindi karena lindi dapat meresap dalam tanah, menyebabkan pencemaran tanah dan air tanah secara langsung
dengan adanya limpasan air hujan, sehingga tambak yang berada di dekat TPA dapat tercemar oleh lindi yang mengandung Cd.
Air lindi
pada umumnya
mengandung senyawa-senyawa
organik hidrokarbon, asam humat, fulfat, tanat dan galat dan anorganik natrium, kalium,
kalsium, magnesium, klor, sulfat, fosfat, nitrogen, dan senyawa logam berat seperti kadmium yang tinggi. Konsentrasi dari komponen-komponen tersebut dalam air
lindi bisa mencapai 1000 sampai 5000 kali lebih tinggi daripada konsentrasi dalam air
Universitas Sumatera Utara
tanah. Selayaknya benda cair, air lindi akan mengalir ke tempat yang lebih rendah. Secara langsung air tanah atau air sungai tersebut akan tercemar. Air lindi juga dapat
mencemari sumber air minum pada jarak 100 meter dari sumber pencemaran Mahardika, 2010.
Menurut Dinas Kebersihan Kota Medan 2013, terdapat kandungan Cd yang telah melebihi baku mutu lingkungan di sekitar TPA Kelurahan Terjun sesuai yang
dipersyaratkan dalam Permenkes No. 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum yaitu 0,003 mgL. Rerata konsentrasi kadmium yang terdeteksi
adalah 0,005 mgL, dengan konsentrasi tertinggi 0,006 mgL. Mekanisme masuknya air lindi ke lapisan air tanah, terutama air tanah
dangkal sumur melalui proses sebagai berikut : 1. Air lindi ditemukan pada lapisan tanah yang digunakan sebagai open
dumping, yaitu kira-kira berjarak 2 meter di bawah permukaan tanah. 2.
Secara khusus, bila air lindi masuk dengan cara infiltrasi di tanah, segera permukaan tanah dijenuhi air.
3.
Akibat adanya faktor seperti air hujan, mempercepat air lindi masuk ke lapisan tanah yaitu zona aerasi yang mempunyai kedalaman 10 meter di
bawah permukaan tanah.
4.
Lalu akibat banyaknya air lindi yang terbentuk menyebabkan air lindi masuk ke lapisan air tanah dangkal atau lapisan air tanah jenuh.
5.
Dan di lapisan tanah jenuh tersebut, air yang terkumpul bercampur dengan air lindi dimana di air tanah dangkal ini dimanfaatkan untuk sumber air minum
melalui sumur-sumur dangkal Mahardika, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Damanhuri 2008, lindi terjadi karena sifat dan proses sampah yang terjadi menyimpan atau menahan air sesuai dengan kemampuan materialnya. Lindi
dari TPA sebagai bahan pencemar dapat mengganggu kesehatan manusia dan mencemari lingkungan dan biota perairan karena dalam lindi terdapat berbagai
senyawa kimia organik maupun anorganik serta sejumlah pathogen. Kadmium terdapat di air tambak juga dapat dikaitkan dengan karakteristik
tambak itu sendiri. Jarak tambak dari TPA sangat mempengaruhi masuknya Cd yang dibawa oleh air lindi ke tambak. Tambak udang yang menjadi lokasi penelitian
sekitar TPA memiliki jarak kurang dari 100 meter dari lokasi TPA. Menurut Mahardika 2010, air lindi dapat merembes masuk ke dalam tanah dan bercampur
dengan air tanah sampai pada jarak 200 meter, ataupun mengalir di permukaan tanah dan bermuara pada aliran air sungai. Cd juga terdapat di tambak karena penggunaan
Urea dan TSP oleh petambak yang digunakan untuk mendorong pertumbuhan pakan alami untuk udang windu.
5.2. Kandungan Kadmium dalam Udang Windu