2. Rubbish, yaitu sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan baik
yang mudah terbakar, seperti kertas, karton, plastik, dan sebagainya, maupun yang tidah mudah terbakar, seperti kaleng bekas, klip, pecahan kaca, gelas,
dan sebagainya. 3.
Ashes abu, yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah terbakar, termasuk abu rokok.
4. Sampah jalanan street sweeping, yaitu sampah yang berasal dari
pembersihan jalan, yang terdiri dari campuran yang bermacam-macam sampah, daun-daunan, kertas, plastik, pecahan kaca, besi, debu, dan
sebagainya. 5.
Sampah industri, yaitu sampah yang berasal dari industri atau pabrik-pabrik. 6.
Bangkai binatang dead animal, yaitu bangkai binatang yang mati karena alam, ditabrak kendaraan, atau dibuang oleh orang.
7. Bangkai kendaraan Abandoned vehicle, adalah bangkai mobil, sepeda,
sepeda motor, dan sebagainya. 8.
Sampah pembangunan construction waste, yaitu sampah dari proses pembangunan gedung, rumah, dan sebagainya, yang berupa puing-puing,
potongan-potongan kayu, besi beton, bambu, dan sebagainya Mukono, 2006.
2.2. Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah
2.2.1. Pengertian Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah
Tempat Pembuangan Akhir TPA merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber,
Universitas Sumatera Utara
pengumpulan, pemindahan pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. TPA merupakan tempat sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan
terhadap lingkungan sekitarnya. Di TPA, sampah masih mengalami proses penguraian secara alamiah dengan
rangka waktu panjang. Beberapa jenis sampah dapat terurai secara cepat, sementara yang lain lebih lambat, bahkan ada beberapa jenis sampah yang tidak berubah sampai
puluhan tahun, misalnya plastik. Hal ini memberikan gambaran bahwa setelah TPA selesai digunakan pun masih ada proses yang berlangsung dan menghasilkan
beberapa zat yang dapat mengganggu lingkungan Royadi, 2006.
2.2.2. Metode Pengolahan Sampah di TPA
Pembuangan akhir sampah adalah rangkaian atau proses terakhir dalam sistem pengelolaan sampah pada suatu tempat yang telah dipersiapkan, aman, serta tidak
mengganggu lingkungan. Menurut Sastrawijaya 2009 sistem pembuangan akhir sampah adalah sebagai berikut :
1. Sistem Open Dumping pembuangan terbuka
Sistem open dumping merupakan sistem yang tertua yang dikenal manusia dalam sistem pembuangan sampah. Sampah hanya dibuangditimbun tanpa ada
perlakuan khusus, sehingga dapat menimbulkan gangguan pada lingkungan. Pembuangan sampah secara terbuka dapat menjadi sarangtempat perkembangan
vektor penyakit lalat, tikus, kecoa, menyebarkan bau, mencemari udara, air permukaan dan air tanah, bahaya kebakaran dan menimbulkan asap tebal yang
berkepanjangan. Keuntungan menggunakan sistem open dumping antara lain :
Universitas Sumatera Utara
a. Investasi awal paling murah dibandingkan dengan sistem yang lain
b. Biaya operasi rendah
c. Tidak memerlukan teknologi tinggi
d. Mempunyai toleransi yang tinggi terhadap perubahan volume sampah
e. Dapat menampung berbagai macam sampah tanpa harus disortir terlebih dahulu,
kecuali sampah yang diklasifikasikan berbahaya atau beracun. Kerugian menggunakan sistem open dumping antara lain :
a. Potensi pencemarannya terhadap lingkungan tinggi, sehingga lokasi harus
berjauhan dari wilayah pemukiman kota b.
Memerlukan lahan yang relatif luas 2.
Sistem Controlled landfill Controlled landfill adalah sistem open dumping yang telah diperbaiki atau
ditingkatkan dan peralihan teknik open dumping dan sanitary landfill. Pada sistem ini penutupan sampah dengan lapisan tanah dilakukan setelah TPA penuh dengan
timbunan sampah yang telah dipadatkan atau setelah mencapai tahapperiode tertentu. Penutupan dengan tanah ini tidak dilakukan setiap hari, tetapi dengan periode waktu
yang lebih panjang dengan maksud untuk mengurangi kemungkinan adanya pencemaran, tetapi dengan biaya yang relatif masih rendah Royadi, 2006.
3. Sistem sanitary landfill
Sistem sanitary landfill dianggap cara yang lebih baik karena sampah padat yang datang langsung diproses dengan penimbunan tanah di atasnya pada hari itu
juga sehingga tidak menimbulkan masalah pencemaran. Namun cara ini ternyata kurang efisien karena memerlukan areal yang luas, memerlukan alat-alat yang besar
Universitas Sumatera Utara
dan manajemen yang baik. Sanitary landfill juga diduga dapat menimbulkan masalah pencemaran di bawah tanah sehingga dapat terjadi penurunan kualitas lingkungan
karena dapat mencemari sumber air tanah dan air permukaan Suyono, 2014. Resiko yang tidak dapat dihindarkan dari pembuangan sampah di landfill
adalah terbentuknya gas dan lindi yang dipengaruhi oleh dekomposisi dari mikroba dan iklim, sifat dari sampah dan iklim pengoperasian sampah di landfill.
Perpindahan gas dan lindi dari landfill ke lingkungan sekitarnya menyebabkan dampak yang serius pada lingkungan, selain berdampak buruk terhadap kesehatan
juga dapat menyebabkan dampak-dampak yang lain, yaitu sebagai berikut : a.
Kebakaran dan peledakan b.
Kerusakan pada tanaman c.
Bau yang tidak sedap d.
Pencemaran air tanah, udara dan pencemaran global Royadi, 2006
2.2.3. Persyaratan Lokasi TPA