Adanya logam berat diperairan, berbahaya baik secara langsung terhadap kehidupan organisme, maupun efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan
manusia. Hal ini terkait dengan sifat-sifat logam berat Sutamihardja et al, 1982, yaitu :
1. Sulit didegradasi, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan dan
keberadaannya secara alami sulit terurai dihilangkan. 2.
Dapat terakumulasi dalam organisme termasuk udang, kerang dan ikan yang akan membahayakan kesehatan manusia yang mengkonsumsi organisme
tersebut. 3.
Mudah terakumulasi di sedimen, sehingga konsentrasinya selalu lebih tinggi dari konsentrasi logam dalam air. Disamping itu sedimen mudah tersuspensi karena
pergerakan massa air yang akan melarutkan kembali logam yang dikandungnya ke dalam air, sehingga sedimen menjadi sumber pencemar potensial dalam skala
waktu tertentu.
2.4. Kadmium Cd
2.4.1. Pengertian Kadmium Cd
Kadmium Cd adalah logam berwarna putih perak, lunak, mengkilat, tidak larut dalam basa, mudah bereaksi, serta menghasilkan kadmium oksida bila
dipanaskan. Cd umumnya terdapat dalam kombinasi dengan klor Cd klorida atau belerang Cd sulfit. Kadmium bisa membentuk ion Cd
2+
yang bersifat tidak stabil. Kadmium merupakan unsur logam yang terletak dalam grup IIB pada tabel periodik
dengan nomor atom 40, berat atom 112,4 gmol, mencair pada suhu 321 C, dan
mendidih pada suhu 767 C. Kadmium bersifat lentur, tahan terhadap tekanan, serta
Universitas Sumatera Utara
dapat dimanfaatkan sebagai pencampur logam lain, seperti nikel Ni, emas Au, kuprum Cu, dan besi Fe Widowati et al, 2008.
Karakteristik kadmium yang lainnya adalah bila dimasukkan ke dalam larutan yang mengandung ion OH
-
, ion-ion Cd
2+
akan mengalami pengendapan. Endapan yang terbentuk biasanya dalam bentuk senyawa terhidratasi yang berwarna putih. Bila
logam kadmium digabungkan dengan senyawa karbonat, posfat, arsenat dan oksalat- ferro sianat maka akan terbentuk senyawa berwarna kuning Palar, 2008.
2.4.2. Sumber Pencemaran Kadmium Cd
Kadmium Cd berada di lingkungan secara alami dan dapat terbentuk melalui proses alami seperti kebakaran hutan, emisi vulkanik gunung berapi, dan pelapukan
tanah serta bebatuan. Hanya ada satu jenis mineral kadmium di alam yaitu greennockite CdS yang selalu ditemukan bersamaan dengan mineral spalerite
ZnS. Kadmium yang terdapat di dalam lingkungan pada kadar yang rendah berasal dari kegiatan penambangan seng Zn, timah Pb dan kobalt Co serta kuprum Cu.
Sementara dalam kadar tinggi, berasal dari emisi industri, antara lain dari hasil sampingan penambangan, peleburan seng Zn, dan timbal Pb. Kadar Cd dari hasil
sampingan peleburan dan refining bijih Zn rata-rata memiliki kadar Cd sebesar 0,2 – 0,3 . Sumber lain adalah dari penggunaan sisa lumpur kotor sebagai pupuk tanaman
yang kemudian terbawa oleh aliran angin dan air Widowati, 2008. Sumber pencemaran dan paparan Cd berasal dari polusi udara, rokok, air
sumur, makanan yang tumbuh di daerah pertanian yang tercemar Cd, keramik berglazur, fungisida, pupuk serta cat. Paparan dan toksisitas Cd berasal dari rokok,
Universitas Sumatera Utara
tembakau, pipa rokok yang mengandung Cd, perokok pasif, plastik berlapis Cd, serta air minum yang mengandung Cd Widowati, 2008.
2.4.3. Sifat-Sifat Kadmium Cd