Tabel 2.2. Persyaratan minimal parameter kualitas air pasok No.
Komponen Kisaran Optimal
Keterangan 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
Salinitas pH
Suhu Alaklinitas
Bahan Organik PO
4
NH
3
15 – 30 ppt 7,5 – 8,7
28 – 31,5 C
90 – 150 ppm 45 – 55 ppm
0,1 – 0,5 ppm 0,03 – 0,25 ppm
Bila bahan organik air di atas 55 ppm dapat
diantisipasi dengan
pengendapan pada
petak tandon air.
Sumber : Mai, 2006
2.6.5. Kualitas Air Tambak
Kualitas air sangat penting untuk dilihat sebagai sumber utama dalam usaha budidaya udang windu. Dalam hal penilaian air, yang terpenting adalah: a
mempunyai jumlah yang cukup; b tidak keruh; c pH sekitar 7,0; d salinitas tidak pernah lebih dari 40 ppt; e tidak berada pada daerah polluted area baik dari jenis
logam dan organo-chlorin serta pestisida. Kualitas air yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan penurunan produksi dan akibatnya keuntungan yang diperoleh
akan menurun dan bahkan dapat menyebabkan kerugian akibat matinya udang windu Darmono, 1991.
Kualitas air sangat penting untuk dilihat sebagai sumber utama dalam usaha budidaya udang windu. Dalam hal penilaian air, yang terpenting adalah: a
mempunyai jumlah yang cukup; b tidak keruh; c pH sekitar 7,0; d salinitas tidak pernah lebih dari 40 ppt; e tidak berada pada daerah polluted area baik dari jenis
logam dan organo-chlorin serta pestisida. Kualitas air yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan penurunan produksi dan akibatnya keuntungan yang diperoleh
akan menurun dan bahkan dapat menyebabkan kerugian akibat matinya udang windu Darmono, 1991.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Kerangka Konsep
Kandungan Kadmium Cd dalam
Udang windu
Penaeus monodon •
Kandungan Kadmium Cd dalam air
• Karakteristik tambak
Memenuhi Syarat SNI 7387-2009
≤ 1,0 mgkg Tidak Memenuhi Syarat
SNI 7387-2009 1,0 mgkg
Universitas Sumatera Utara
37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian bersifat deskriptif, yaitu untuk mengetahui kandungan Cd dalam udang windu Penaeus monodon yang berada di
tambak sekitar Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Kelurahan Terjun Kota Medan Tahun 2014.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di tambak udang sekitar Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Kelurahan Terjun Kota Medan. Adapun alasan penulis memilih
lokasi tersebut sebagai tempat penelitian adalah karena : 1.
Banyaknya sampah yang bertumpuk di Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Kelurahan Terjun Kota Medan sehingga mengakibatkan pencemaran
yang dapat mempengaruhi kualitas tambak udang yang berada di sekitar TPA 2.
Banyak warga yang mengonsumsi udang dari tambak sekitar TPA 3.
Udang hasil tambak yang berada di TPA juga di distribusikan ke wilayah- wilayah lain.
4. Berdasarkan Dinas Kebersihan Kota Medan 2013 terdapat kandungan Cd yang
telah melebihi baku mutu lingkungan di air permukaan sekitar TPA Kelurahan Terjun sesuai yang ditetapkan dalam Permenkes No.492MenkesPerIV2010
tentang kualitas air minum yaitu 0,003 mgL. Rerata konsentrasi kadmium yang terdeteksi adalah 0,005 mgL.
Universitas Sumatera Utara
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Mei 2014.
3.3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah air tambak udang dan udang windu Penaeus monodon. Tambak udang yang menjadi tempat objek penelitian berjumlah 3 tambak
dengan luas yang bervariasi mulai dari 1.066 m
2
, 2.192 m
2
, dan 2.706 m
2
. Jarak tambak yang akan diteliti adalah mulai dari jarak tambak terdekat, sedang dan terjauh
dari TPA Kelurahan Terjun Kota Medan. Metode pengambilan sampel udang dilakukan secara purposive sampling yang
dikenal juga sebagai sampling pertimbangan dimana pengambilan sampel ditentukan berdasarkan asumsi bahwa semua jenis udang windu yang berada di tambak sekitar
TPA adalah homogen tercemar logam berat. Pengambilan sampel udang sebanyak 150 gram pada masing-masing tambak, artinya udang yang diperlukan sebanyak 450
gram. Pengambilan sampel air tambak akan dilakukan pada 1 titik di masing-masing tambak yang berlokasi di tengah-tengah tambak dan 1 titik lagi diluar masing-masing
tambak yaitu tepat pada pintu masukkeluar air sungai ke tambak atau sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 :
3.4. Metode Pengum
3.4.1. Data Primer
Pengumpulan da yang berada di sekitar Te
Kota Medan, kemudia Laboratorium Balai Tekni
PP untuk mengetahui ka
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder di yang berkaitan dengan ju
2.1 : Posisi tambak dan sungai yang berdampingan
gumpulan Data
data dilakukan secara observasi langsung ke ta r Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Kelur
udian sampel dipreparasi dan dilakukan pem Teknik Kesehatan Lingkungan – Pengendalian Pen
kadar kadmium Cd dalam udang windu Penaeus
er
diperoleh dari literatur perpustakaan dan penelit n judul penelitian.
ngan
tambak udang Kelurahan Terjun
pemeriksaan di enyakit BTKL-
naeus monodon.
litian-penelitian
Universitas Sumatera Utara
3.5. Defenisi Operasional
1. Kandungan Kadmium dalam udang adalah banyaknya kadmium yang ditemukan dalam udang melalui pemeriksaan laboratorium dalam satuan
mgkg ppm dengan menggunakan metode Inductively Coupled Plasma ICP
2. Kandungan Kadmium dalam air adalah banyaknya kadmium yang ditemukan dalam air melalui pemeriksaan laboratorium dalam satuan mgL
dengan menggunakan metode Inductively Coupled Plasma ICP 3. Karakterisktik tambak adalah keadaan tambak yang meliputi jarak tambak
dengan TPA dan luas tambak 4. Memenuhi syarat adalah jika kadar Cd dalam udang belum melebihi batas
maksimum yang ditetapkan oleh Dirjen Standar Nasional Indonesia 7387- 2009 yaitu 1,0 mgkg ppm
5. Tidak memenuhi syarat adalah jika kadar Cd dalam udang telah melebihi batas maksimum yang ditetapkan oleh Dirjen Standar Nasional Indonesia
7387-2009 yaitu 1,0 mgkg ppm
3.6. Aspek Pengukuran Kadmium Cd
Kadmium dalam udang diukur dengan mengunakan metode Inductively Coupled Plasma ICP, kemudian hasil pengukuran dibandingkan dengan batas
maksimum kadmium dalam udang menurut SNI 7387-2009 tentang batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan yaitu kadmium sebesar 1,0 mgkg
.
Universitas Sumatera Utara
3.7. Prosedur Pengukuran Kadmium Cd
3.7.1. Prinsip Pengukuran
Inductively Coupled Plasma ICP adalah sebuah teknik analisis yang digunakan untuk deteksi trace metals dalam sampel lingkungan pada umumnya.
Prinsip utama ICP dalam penentuan elemen adalah pengatomisasian elemen sehingga memancarkan cahaya panjang gelombang tertentu yang kemudian dapat di ukur.
3.7.2. Peralatan dan Bahan
Peralatan : 1. Kjehdal Aparatus
2. Inductively Coupled Plasma ICP 3. Neraca Analitik Kapasitas 200 gr, ketelitian 0,1
4. Bekker Glass 5. Glass ukur
6. Labu Kjehdal 7. Labu ukur 50 ml
8. Pipet Tetes 9. Spatula
10. Batang Pengaduk 11. Blender
12. Kertas SaringSaringan 13. Timbangan
Bahan atau Pereaksi :
Universitas Sumatera Utara
1. Air suling 2. Asam nitrat HN
O3
p.a 3. Asam Sulfat H
2
SO
4
p.a 4. Asam Perkolat HClO
4
p.a 5. Asam asetat
6. Aquadest 7. Udang windu Penaeus monodon
3.7.3. Cara Kerja 3.7.3.1.Pengambilan dan Penanganan sampel
Sampel air tambak diambil sebanyak 50 ml dengan menggunakan botol plastik PE polyetilen pada setiap titik sampling, kemudian sampel diawetkan
dengan asam nitrat HNO
3
pekat untuk mendapatkan pH ≤ 2 1 ml per 500 ml sampel, selanjutnya dimasukkan ke dalam icebox dan ditambahkan es sebelum
dibawa ke laboratorium untuk dianalisis. Pengambilan sampel udang dilakukan dengan cara menjaring udang yang
berada dalam tambak di sekitar TPA Kelurahan Terjun Kota Medan. Sampel udang yang digunakan dalam penelitian ini adalah udang windu Penaeus monodon.
Sampel udang diambil sebanyak 150 gram pada masing-masing tambak, artinya udang yang diperlukan sebanyak 450 gram. Selanjutnya sampel tersebut dimasukkan
kedalam kantong plastik yang telah diberi kode setiap tambak. Kemudian sampel yang terkumpul diawetkan dengan es batu dalam kotak pendingin untuk
mempertahankan tingkat kesegaran sehingga diharapkan pada saat pengambilan contoh daging udang, daging masih dalam kondisi relatif tidak berbeda seperti pada
Universitas Sumatera Utara
saat diperoleh dari tambak udang. Setelah itu, udang contoh dibawa ke Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan - Pengendalian Penyakit BTKL-PP untuk
dibedah dan diambil daging udangnya agar dapat mengetahui kadar kadmium Cd dalam udang contoh.
3.7.3.2.Preparasi sampel
Sebelum dilakukan pemeriksaan kadar kadmium pada udang windu harus dipreparasi terlebih dahulu dengan proses destruksi. Adapun proses kerja yang
dilakukan yaitu : 1. Lumatkanhaluskan contoh dengan blender yang sebelumnya udang windu
telah dibuang kulitnya 2. Timbang 10 gr udang windu dalam labu kjehdal
3. Tambah 20 mL H2SO
4
p.a dan 15 mL HNO
3
p.a 4. Setelah reaksi selesai, panaskan dan tambahkan lagi HNO
3
p.a sedikit demi sedikit panaskan lagi hingga sampel berwarna coklat atau kehitaman
5. Tambah 10 mL HClO
4
sedikit demi sedikit, panaskan lagi hingga larutan menjadi jernih atau berwarna kuning jika terjadi pengarangan setelah
penambahan HClO
4
tambahkan lagi sedikit HNO
3
p.a 6. Masukkan ke dalam labu ukur 50 mL dan himpitkan dengan air suling.
3.7.3.3.Analisis Kadar Kadmium dengan Metode ICP Inductively Coupled
Plasma
1. Hidupkan komputer 2. Alirkan gas karbon, tunggu 5 menit
3. Hidupkan instrument ICP, tunggu 10 menit
Universitas Sumatera Utara
4. Hidupkan water chiller, tunggu 5 menit sampai temperature stabil 19 C –
20 C
5. Buka ICP software, klik instrument icon 6. Klik WL Calib, tunggu ICP selesai wavelength calibration
7. Masukkan blank Aquadest 8. Hidupkan plasma, tunggu 5 menit sampai stabil
9. Setting parameter yang diperlukan. Setiap ada perubahan angka setting, klik read spectrum
10. Klik standar dan masukan jumlah standard 0,01 mgL; 0,03 mgL; 0,05 mgL; 0,1 mgl; 0,25 mgL; 0,5 mgL
11. Masukkan sample number dan calibration solution 12. Setelah klik OK, Klik manual sample source
13. Klik analysis page 14. Pilih standard sampel yang akan dianalisa, aktifkan dengan cara diblok, klik
kanan, dan pilihlah select for analysis, kemudian klik start icon kadmium, maka kadar kadmium yang terkandung pada larutan destruksi udang windu
akan terbaca pada layar komputer. 15. Setelah selesai mengukur standar sampel, celupkan blanko selama 3 menit
16. Matikan plasma, tutup worksheet, tutup ICP soft 17. Matikan water chiller
18. Matikan ICP instrument 19. Matikan komputer
20. Matikan exhaust system, tutup gas.
Universitas Sumatera Utara
3.8. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Editing
Yaitu memeriksa data yang terkumpul tentang hasil pengukuran pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu hasil pemeriksaan kadar Cd dalam
udang windu. b. Koding
Yaitu pemberian kode-kode tertentu untuk memudahkan dalam tahap pengolahan data yaitu dengan cara memberikan kode angka.
c. Entry Data Memasukkan data yang telah diedit dan dicoding dengan menggunakan
fasilitas komputer. d. Tabulasi Data
Yaitu mengelompokkan data kedalam tabel yang dibuat sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.
3.9. Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian laboratorium diolah dan disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis secara deskriptif dan dinarasikan. Hasil
pengukuran kadmium Cd akan dibandingkan dengan baku mutu kadmium dalam udang menurut SNI 7387-2009 yaitu kadmium sebesar 1,0 mgkg BSN, 2009
.
Universitas Sumatera Utara
46
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Data Geografi
Tempat pembuangan akhir TPA sampah Kelurahan Terjun terletak di Kecamatan Medan Marelan Kota Medan, salah satu Kecamatan yang berada di
bagian Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Medan Marelan memiliki luas wilayah 44,47 km
2
dan ketinggian wilayah 5 meter di atas permukaan laut, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Belawan 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Belawan 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
Kecamatan Medan Marelan terdiri dari lima Kelurahan yaitu kelurahan Labuhan Deli, Kelurahan Paya Pasir, Kelurahan Rengas Pulau, Kelurahan Tanah
Enam Ratus, dan Kelurahan Terjun BPS Kota Medan, 2013.
4.1.2. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kecamatan Medan Marelan pada tahun 2012 sebanyak 147.318 jiwa penduduk terdiri dari 74.673 jiwa penduduk laki-laki dan 72.645 jiwa
penduduk perempuan. Kelurahan Terjun sendiri memiliki jumlah penduduk 32.526 jiwa penduduk dengan luas wilayah 16,05 km
2
yang terdiri dari 22 lingkungan, sedangkan tempat pembuangan akhir TPA sampah Terjun berada di wilayah
lingkungan 6 enam Kelurahan Terjun BPS Kota Medan, 2013.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3. Gambaran Umum TPA Terjun
TPA Kelurahan Terjun berlokasi di lingkungan 6 Kecamatan Medan Marelan Kota. Pengelolaan sampah di TPA mulai dari penanganan kegiatan yang
menghasilkan sampah sampai tempat pembuangan akhir TPA di Kota Medan telah ditangani oleh Dinas sejak 7 Januari 1993, luas areal 14 Ha, berjarak 100 m dari
pemukiman penduduk, 4 km dari Sungai Deli, 6 Km dari garis pantai, dan 14 km dari pusat kota. Jenis tanah lempung dan lapisan dasar tanah liat dengan keadaan topografi
yang relatif datar. TPA Terjun menggunakan metode pengolahan sampah secara open dumping dan belum memiliki penampungan air lindi leacheate dengan pengolahan
yang baik. Jadi air lindi merupakan hasil sampingan dari pengolahan sampah yang berupa rembesan dari timbunan sampah yang banyak di TPA, sehingga air lindi perlu
pengelolaan terlebih dahulu sebelum dibuang ke perairansungai dan menyebabkan pencemaran yang berdampak buruk pada makhluk hidup TPA Terjun-Marelan, 2007
dalam Azmir, 2009 . Sebelum dilakukan pembuangan sampah, terlebih dahulu lokasi TPA dibagi
dalam beberapa zona, agar pembuanganpemaparan sampah menjadi teratur. Sampah yang masuk ke TPA ditimbun di satu zona tertentu, dan apabila zona tersebut telah
penuh dengan timbunan sampah, maka pembuangan dan penimbunan sampah dialihkan ke zona yang baru, demikian seterusnya Setyowati, 2008.
Sekitar lokasi TPA Kelurahan Terjun Kota Medan terdapat tambak udang yang dimiliki oleh masyarakat, bahkan tambak udang ini langsung berbatasan dengan
lokasi TPA. Selain itu terdapat juga banyak kolam pemancingan ikan. Berikut adalah
Universitas Sumatera Utara
data mengenai kondisi TPA Kelurahan Terjun Kota Medan yang dapat di lihat pada
Tabel 4.1 .
Tabel 4.1. Data Mengenai Kondisi TPA Kelurahan Terjun Kota Medan
Sumber : Dinas Kebersihan Kota Medan, 2006
No. Uraian
TPA Terjun 1.
2. 3.
4.
5.
6. 7.
8. 9.
10.
11.
Lokasi : a. Kelurahan
b. Kecamatan c. Dati II
Luas Lokasi Kepemilikan Lahan
Jarak Lokasi TPA dari : a. Permukiman
b. Sungai c. Pantai
d. Lapangan Terbang e. Pusat Kota
Kondisi Tanah : a. Areal
b. Lapisan Dasar Topografi
Prasarana Umum : a. Jalan Masuk
b. Jalan Operasional c. Pagar
d. Pos Jaga e. Kantor
f.
IPAL Leachate Mulai dioperasikan
Sistem Pemusnahan Fasilitas Lain :
a. Incenerator b. Instalasi Pengolahan Limbah Tinja IPLT
c. Komposting Persen Pemakaian
Sampah yang masuk per hari Terjun
Medan Marelan Kota Medan
137.563 m
2
Pemko Medan 5 km Sei Deli
6 km Belawan 5 km
23 km 14 km
Tanah Lempung Tanah Liat
Relatif Datar
Ada Ada
Tanggul Ada
Ada Tidak Ada
7 Januari 1993 Open Dumping
Tidak Ada Tidak Ada
Tidak Ada 90
50 dari sampah terangkut
Universitas Sumatera Utara
4.1.4. Sistem Pengolahan Air Lindi di TPA
Sampah yang dibiarkan terbuka tidak hanya mengakibatkan pencemaran udara akibat bau. Sampah tersebut juga akan menghasilkan lindi yakni cairan yang berasal
dari proses pembusukan sampah dengan adanya pengaruh dari limpasan air hujan. Kedua hal itu akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas lindi. Kualitas lindi itu
masih dipengaruhi komposisi atau karakteristik sampah yang dibuang, umur timbunan, dan pola operasional TPA. Semakin banyaknya lindi, maka semakin
berpotensi untuk masuk ke dalam air tanah dan mencemari badan air yang berada di lokasi TPA Damanhuri, 2008.
TPA Terjun yang belum memiliki pengumpul lindi menyebabkan lindi keluar dari timbunan sampah dan mengalir mengikuti kemiringan lahan lalu mengalir
menuju drainase. Lindi di sekitar TPA berada di dekat parit pembuangan depan pos jaga, pintu masuk TPA Terjun, dan air lindi juga terdapat di sekeliling pinggir TPA,
bahkan air lindi juga berada di pertengahaan antara TPA dengan tambak udang sebagai lokasi penelitian. Air lindi yang ada di sekitar TPA Terjun akan menuju
sungai paluh nibung yang ada di sekitar TPA dan juga dapat masuk ke tambak yang berada di sekitar TPA Terjun.
4.1.5. Karakteristik Tambak Udang Windu Penaeus Monodon
Tambak udang windu Penaeus monodon yang menjadi tempat penelitian memiliki jarak 13 meter, 57 meter, dan 82 meter dari TPA, sementara luasnya
masing-masing 2.192 m
2
, 2.706 m
2
, dan 1.066 m
2
. Tambak udang windu ini memiliki caren dan pelataran. Caren terdapat pada bagian tengah dan di buat dari sudut ke
sudut diagonal. Bagian pelataran atau yang biasa disebut bagian dasar petakan dapat
Universitas Sumatera Utara
menampung air sedalam 80 cm. Pada tempat ini akan tumbuh kelekap sebagai pakan alami bagi udang.
Sumber air tambak udang windu berasal dari aliran air sungai paluh nibung sehingga air akan mengisi tambak sewaktu air pasang maupun membuang air sewaktu
surut. Petakan tambak pada tingkat budidaya udang windu, bentuk dan ukuran tidak teratur. Petakan tambak tidak dilengkapi dengan pintu air pasok dan pintu air buang
yang diletakkan secara terpisah. Dinding tambak tidak terbuat kokoh dan kedap air, sehingga apabila air sedang pasang maka air sungai dapat merembes langsung ke air
tambak. Benih udang windu di tambak sekitar TPA Terjun di tabur pada tanggal 25
februari 2014 dan panen pada tanggal 4 mei 2014. Selama pemeliharaan berlangsung, petambak memproduksi pakan dengan cara pemupukan tambak dengan urea dan TSP.
Pupuk buatan ini mudah larut dalam air hingga dapat mendorong pertumbuhan pakan alami. Pemupukan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan pakan alami, seperti
kelekap, lumut, plankton dan bentos. Berikut adalah data mengenai kondisi TPA Kelurahan Terjun Kota Medan
yang dapat di lihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Data Mengenai Karakteristik Tambak di sekitar TPA Kelurahan