3. 5. 3. 7. 9. Analisis Kandungan Kadmium (Cd) dalam Udang Windu (Penaeus monodon) yang Berada di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Terjun Kota Medan Tahun 2014

Tabel 2.2. Persyaratan minimal parameter kualitas air pasok No. Komponen Kisaran Optimal Keterangan 1.

2. 3.

4. 5.

6. 7.

Salinitas pH Suhu Alaklinitas Bahan Organik PO 4 NH 3 15 – 30 ppt 7,5 – 8,7 28 – 31,5 C 90 – 150 ppm 45 – 55 ppm 0,1 – 0,5 ppm 0,03 – 0,25 ppm Bila bahan organik air di atas 55 ppm dapat diantisipasi dengan pengendapan pada petak tandon air. Sumber : Mai, 2006

2.6.5. Kualitas Air Tambak

Kualitas air sangat penting untuk dilihat sebagai sumber utama dalam usaha budidaya udang windu. Dalam hal penilaian air, yang terpenting adalah: a mempunyai jumlah yang cukup; b tidak keruh; c pH sekitar 7,0; d salinitas tidak pernah lebih dari 40 ppt; e tidak berada pada daerah polluted area baik dari jenis logam dan organo-chlorin serta pestisida. Kualitas air yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan penurunan produksi dan akibatnya keuntungan yang diperoleh akan menurun dan bahkan dapat menyebabkan kerugian akibat matinya udang windu Darmono, 1991. Kualitas air sangat penting untuk dilihat sebagai sumber utama dalam usaha budidaya udang windu. Dalam hal penilaian air, yang terpenting adalah: a mempunyai jumlah yang cukup; b tidak keruh; c pH sekitar 7,0; d salinitas tidak pernah lebih dari 40 ppt; e tidak berada pada daerah polluted area baik dari jenis logam dan organo-chlorin serta pestisida. Kualitas air yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan penurunan produksi dan akibatnya keuntungan yang diperoleh akan menurun dan bahkan dapat menyebabkan kerugian akibat matinya udang windu Darmono, 1991. Universitas Sumatera Utara

2.6. Kerangka Konsep

Kandungan Kadmium Cd dalam Udang windu Penaeus monodon • Kandungan Kadmium Cd dalam air • Karakteristik tambak Memenuhi Syarat SNI 7387-2009 ≤ 1,0 mgkg Tidak Memenuhi Syarat SNI 7387-2009 1,0 mgkg Universitas Sumatera Utara 37 BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian bersifat deskriptif, yaitu untuk mengetahui kandungan Cd dalam udang windu Penaeus monodon yang berada di tambak sekitar Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Kelurahan Terjun Kota Medan Tahun 2014.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di tambak udang sekitar Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Kelurahan Terjun Kota Medan. Adapun alasan penulis memilih lokasi tersebut sebagai tempat penelitian adalah karena : 1. Banyaknya sampah yang bertumpuk di Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Kelurahan Terjun Kota Medan sehingga mengakibatkan pencemaran yang dapat mempengaruhi kualitas tambak udang yang berada di sekitar TPA 2. Banyak warga yang mengonsumsi udang dari tambak sekitar TPA 3. Udang hasil tambak yang berada di TPA juga di distribusikan ke wilayah- wilayah lain. 4. Berdasarkan Dinas Kebersihan Kota Medan 2013 terdapat kandungan Cd yang telah melebihi baku mutu lingkungan di air permukaan sekitar TPA Kelurahan Terjun sesuai yang ditetapkan dalam Permenkes No.492MenkesPerIV2010 tentang kualitas air minum yaitu 0,003 mgL. Rerata konsentrasi kadmium yang terdeteksi adalah 0,005 mgL. Universitas Sumatera Utara

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Mei 2014.

3.3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah air tambak udang dan udang windu Penaeus monodon. Tambak udang yang menjadi tempat objek penelitian berjumlah 3 tambak dengan luas yang bervariasi mulai dari 1.066 m 2 , 2.192 m 2 , dan 2.706 m 2 . Jarak tambak yang akan diteliti adalah mulai dari jarak tambak terdekat, sedang dan terjauh dari TPA Kelurahan Terjun Kota Medan. Metode pengambilan sampel udang dilakukan secara purposive sampling yang dikenal juga sebagai sampling pertimbangan dimana pengambilan sampel ditentukan berdasarkan asumsi bahwa semua jenis udang windu yang berada di tambak sekitar TPA adalah homogen tercemar logam berat. Pengambilan sampel udang sebanyak 150 gram pada masing-masing tambak, artinya udang yang diperlukan sebanyak 450 gram. Pengambilan sampel air tambak akan dilakukan pada 1 titik di masing-masing tambak yang berlokasi di tengah-tengah tambak dan 1 titik lagi diluar masing-masing tambak yaitu tepat pada pintu masukkeluar air sungai ke tambak atau sebaliknya. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 :

3.4. Metode Pengum

3.4.1. Data Primer

Pengumpulan da yang berada di sekitar Te Kota Medan, kemudia Laboratorium Balai Tekni PP untuk mengetahui ka

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder di yang berkaitan dengan ju 2.1 : Posisi tambak dan sungai yang berdampingan gumpulan Data data dilakukan secara observasi langsung ke ta r Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Kelur udian sampel dipreparasi dan dilakukan pem Teknik Kesehatan Lingkungan – Pengendalian Pen kadar kadmium Cd dalam udang windu Penaeus er diperoleh dari literatur perpustakaan dan penelit n judul penelitian. ngan tambak udang Kelurahan Terjun pemeriksaan di enyakit BTKL- naeus monodon. litian-penelitian Universitas Sumatera Utara

3.5. Defenisi Operasional

1. Kandungan Kadmium dalam udang adalah banyaknya kadmium yang ditemukan dalam udang melalui pemeriksaan laboratorium dalam satuan mgkg ppm dengan menggunakan metode Inductively Coupled Plasma ICP 2. Kandungan Kadmium dalam air adalah banyaknya kadmium yang ditemukan dalam air melalui pemeriksaan laboratorium dalam satuan mgL dengan menggunakan metode Inductively Coupled Plasma ICP 3. Karakterisktik tambak adalah keadaan tambak yang meliputi jarak tambak dengan TPA dan luas tambak 4. Memenuhi syarat adalah jika kadar Cd dalam udang belum melebihi batas maksimum yang ditetapkan oleh Dirjen Standar Nasional Indonesia 7387- 2009 yaitu 1,0 mgkg ppm 5. Tidak memenuhi syarat adalah jika kadar Cd dalam udang telah melebihi batas maksimum yang ditetapkan oleh Dirjen Standar Nasional Indonesia 7387-2009 yaitu 1,0 mgkg ppm

3.6. Aspek Pengukuran Kadmium Cd

Kadmium dalam udang diukur dengan mengunakan metode Inductively Coupled Plasma ICP, kemudian hasil pengukuran dibandingkan dengan batas maksimum kadmium dalam udang menurut SNI 7387-2009 tentang batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan yaitu kadmium sebesar 1,0 mgkg . Universitas Sumatera Utara

3.7. Prosedur Pengukuran Kadmium Cd

3.7.1. Prinsip Pengukuran

Inductively Coupled Plasma ICP adalah sebuah teknik analisis yang digunakan untuk deteksi trace metals dalam sampel lingkungan pada umumnya. Prinsip utama ICP dalam penentuan elemen adalah pengatomisasian elemen sehingga memancarkan cahaya panjang gelombang tertentu yang kemudian dapat di ukur.

3.7.2. Peralatan dan Bahan

Peralatan : 1. Kjehdal Aparatus 2. Inductively Coupled Plasma ICP 3. Neraca Analitik Kapasitas 200 gr, ketelitian 0,1 4. Bekker Glass 5. Glass ukur 6. Labu Kjehdal 7. Labu ukur 50 ml 8. Pipet Tetes 9. Spatula 10. Batang Pengaduk 11. Blender 12. Kertas SaringSaringan 13. Timbangan Bahan atau Pereaksi : Universitas Sumatera Utara 1. Air suling 2. Asam nitrat HN O3 p.a 3. Asam Sulfat H 2 SO 4 p.a 4. Asam Perkolat HClO 4 p.a 5. Asam asetat 6. Aquadest 7. Udang windu Penaeus monodon 3.7.3. Cara Kerja 3.7.3.1.Pengambilan dan Penanganan sampel Sampel air tambak diambil sebanyak 50 ml dengan menggunakan botol plastik PE polyetilen pada setiap titik sampling, kemudian sampel diawetkan dengan asam nitrat HNO 3 pekat untuk mendapatkan pH ≤ 2 1 ml per 500 ml sampel, selanjutnya dimasukkan ke dalam icebox dan ditambahkan es sebelum dibawa ke laboratorium untuk dianalisis. Pengambilan sampel udang dilakukan dengan cara menjaring udang yang berada dalam tambak di sekitar TPA Kelurahan Terjun Kota Medan. Sampel udang yang digunakan dalam penelitian ini adalah udang windu Penaeus monodon. Sampel udang diambil sebanyak 150 gram pada masing-masing tambak, artinya udang yang diperlukan sebanyak 450 gram. Selanjutnya sampel tersebut dimasukkan kedalam kantong plastik yang telah diberi kode setiap tambak. Kemudian sampel yang terkumpul diawetkan dengan es batu dalam kotak pendingin untuk mempertahankan tingkat kesegaran sehingga diharapkan pada saat pengambilan contoh daging udang, daging masih dalam kondisi relatif tidak berbeda seperti pada Universitas Sumatera Utara saat diperoleh dari tambak udang. Setelah itu, udang contoh dibawa ke Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan - Pengendalian Penyakit BTKL-PP untuk dibedah dan diambil daging udangnya agar dapat mengetahui kadar kadmium Cd dalam udang contoh. 3.7.3.2.Preparasi sampel Sebelum dilakukan pemeriksaan kadar kadmium pada udang windu harus dipreparasi terlebih dahulu dengan proses destruksi. Adapun proses kerja yang dilakukan yaitu : 1. Lumatkanhaluskan contoh dengan blender yang sebelumnya udang windu telah dibuang kulitnya 2. Timbang 10 gr udang windu dalam labu kjehdal 3. Tambah 20 mL H2SO 4 p.a dan 15 mL HNO 3 p.a 4. Setelah reaksi selesai, panaskan dan tambahkan lagi HNO 3 p.a sedikit demi sedikit panaskan lagi hingga sampel berwarna coklat atau kehitaman 5. Tambah 10 mL HClO 4 sedikit demi sedikit, panaskan lagi hingga larutan menjadi jernih atau berwarna kuning jika terjadi pengarangan setelah penambahan HClO 4 tambahkan lagi sedikit HNO 3 p.a 6. Masukkan ke dalam labu ukur 50 mL dan himpitkan dengan air suling. 3.7.3.3.Analisis Kadar Kadmium dengan Metode ICP Inductively Coupled Plasma 1. Hidupkan komputer 2. Alirkan gas karbon, tunggu 5 menit 3. Hidupkan instrument ICP, tunggu 10 menit Universitas Sumatera Utara 4. Hidupkan water chiller, tunggu 5 menit sampai temperature stabil 19 C – 20 C 5. Buka ICP software, klik instrument icon 6. Klik WL Calib, tunggu ICP selesai wavelength calibration 7. Masukkan blank Aquadest 8. Hidupkan plasma, tunggu 5 menit sampai stabil 9. Setting parameter yang diperlukan. Setiap ada perubahan angka setting, klik read spectrum 10. Klik standar dan masukan jumlah standard 0,01 mgL; 0,03 mgL; 0,05 mgL; 0,1 mgl; 0,25 mgL; 0,5 mgL 11. Masukkan sample number dan calibration solution 12. Setelah klik OK, Klik manual sample source 13. Klik analysis page 14. Pilih standard sampel yang akan dianalisa, aktifkan dengan cara diblok, klik kanan, dan pilihlah select for analysis, kemudian klik start icon kadmium, maka kadar kadmium yang terkandung pada larutan destruksi udang windu akan terbaca pada layar komputer. 15. Setelah selesai mengukur standar sampel, celupkan blanko selama 3 menit 16. Matikan plasma, tutup worksheet, tutup ICP soft 17. Matikan water chiller 18. Matikan ICP instrument 19. Matikan komputer 20. Matikan exhaust system, tutup gas. Universitas Sumatera Utara

3.8. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Editing Yaitu memeriksa data yang terkumpul tentang hasil pengukuran pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu hasil pemeriksaan kadar Cd dalam udang windu. b. Koding Yaitu pemberian kode-kode tertentu untuk memudahkan dalam tahap pengolahan data yaitu dengan cara memberikan kode angka. c. Entry Data Memasukkan data yang telah diedit dan dicoding dengan menggunakan fasilitas komputer. d. Tabulasi Data Yaitu mengelompokkan data kedalam tabel yang dibuat sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.

3.9. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian laboratorium diolah dan disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis secara deskriptif dan dinarasikan. Hasil pengukuran kadmium Cd akan dibandingkan dengan baku mutu kadmium dalam udang menurut SNI 7387-2009 yaitu kadmium sebesar 1,0 mgkg BSN, 2009 . Universitas Sumatera Utara 46 BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Data Geografi

Tempat pembuangan akhir TPA sampah Kelurahan Terjun terletak di Kecamatan Medan Marelan Kota Medan, salah satu Kecamatan yang berada di bagian Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Medan Marelan memiliki luas wilayah 44,47 km 2 dan ketinggian wilayah 5 meter di atas permukaan laut, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Belawan 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Belawan 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang Kecamatan Medan Marelan terdiri dari lima Kelurahan yaitu kelurahan Labuhan Deli, Kelurahan Paya Pasir, Kelurahan Rengas Pulau, Kelurahan Tanah Enam Ratus, dan Kelurahan Terjun BPS Kota Medan, 2013.

4.1.2. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kecamatan Medan Marelan pada tahun 2012 sebanyak 147.318 jiwa penduduk terdiri dari 74.673 jiwa penduduk laki-laki dan 72.645 jiwa penduduk perempuan. Kelurahan Terjun sendiri memiliki jumlah penduduk 32.526 jiwa penduduk dengan luas wilayah 16,05 km 2 yang terdiri dari 22 lingkungan, sedangkan tempat pembuangan akhir TPA sampah Terjun berada di wilayah lingkungan 6 enam Kelurahan Terjun BPS Kota Medan, 2013. Universitas Sumatera Utara

4.1.3. Gambaran Umum TPA Terjun

TPA Kelurahan Terjun berlokasi di lingkungan 6 Kecamatan Medan Marelan Kota. Pengelolaan sampah di TPA mulai dari penanganan kegiatan yang menghasilkan sampah sampai tempat pembuangan akhir TPA di Kota Medan telah ditangani oleh Dinas sejak 7 Januari 1993, luas areal 14 Ha, berjarak 100 m dari pemukiman penduduk, 4 km dari Sungai Deli, 6 Km dari garis pantai, dan 14 km dari pusat kota. Jenis tanah lempung dan lapisan dasar tanah liat dengan keadaan topografi yang relatif datar. TPA Terjun menggunakan metode pengolahan sampah secara open dumping dan belum memiliki penampungan air lindi leacheate dengan pengolahan yang baik. Jadi air lindi merupakan hasil sampingan dari pengolahan sampah yang berupa rembesan dari timbunan sampah yang banyak di TPA, sehingga air lindi perlu pengelolaan terlebih dahulu sebelum dibuang ke perairansungai dan menyebabkan pencemaran yang berdampak buruk pada makhluk hidup TPA Terjun-Marelan, 2007 dalam Azmir, 2009 . Sebelum dilakukan pembuangan sampah, terlebih dahulu lokasi TPA dibagi dalam beberapa zona, agar pembuanganpemaparan sampah menjadi teratur. Sampah yang masuk ke TPA ditimbun di satu zona tertentu, dan apabila zona tersebut telah penuh dengan timbunan sampah, maka pembuangan dan penimbunan sampah dialihkan ke zona yang baru, demikian seterusnya Setyowati, 2008. Sekitar lokasi TPA Kelurahan Terjun Kota Medan terdapat tambak udang yang dimiliki oleh masyarakat, bahkan tambak udang ini langsung berbatasan dengan lokasi TPA. Selain itu terdapat juga banyak kolam pemancingan ikan. Berikut adalah Universitas Sumatera Utara data mengenai kondisi TPA Kelurahan Terjun Kota Medan yang dapat di lihat pada Tabel 4.1 . Tabel 4.1. Data Mengenai Kondisi TPA Kelurahan Terjun Kota Medan Sumber : Dinas Kebersihan Kota Medan, 2006 No. Uraian TPA Terjun 1.

2. 3.

4. 5.

6. 7.

8. 9.

10. 11. Lokasi : a. Kelurahan b. Kecamatan c. Dati II Luas Lokasi Kepemilikan Lahan Jarak Lokasi TPA dari : a. Permukiman b. Sungai c. Pantai d. Lapangan Terbang e. Pusat Kota Kondisi Tanah : a. Areal b. Lapisan Dasar Topografi Prasarana Umum : a. Jalan Masuk b. Jalan Operasional c. Pagar d. Pos Jaga e. Kantor f. IPAL Leachate Mulai dioperasikan Sistem Pemusnahan Fasilitas Lain : a. Incenerator b. Instalasi Pengolahan Limbah Tinja IPLT c. Komposting Persen Pemakaian Sampah yang masuk per hari Terjun Medan Marelan Kota Medan 137.563 m 2 Pemko Medan 5 km Sei Deli 6 km Belawan 5 km 23 km 14 km Tanah Lempung Tanah Liat Relatif Datar Ada Ada Tanggul Ada Ada Tidak Ada 7 Januari 1993 Open Dumping Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada 90 50 dari sampah terangkut Universitas Sumatera Utara

4.1.4. Sistem Pengolahan Air Lindi di TPA

Sampah yang dibiarkan terbuka tidak hanya mengakibatkan pencemaran udara akibat bau. Sampah tersebut juga akan menghasilkan lindi yakni cairan yang berasal dari proses pembusukan sampah dengan adanya pengaruh dari limpasan air hujan. Kedua hal itu akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas lindi. Kualitas lindi itu masih dipengaruhi komposisi atau karakteristik sampah yang dibuang, umur timbunan, dan pola operasional TPA. Semakin banyaknya lindi, maka semakin berpotensi untuk masuk ke dalam air tanah dan mencemari badan air yang berada di lokasi TPA Damanhuri, 2008. TPA Terjun yang belum memiliki pengumpul lindi menyebabkan lindi keluar dari timbunan sampah dan mengalir mengikuti kemiringan lahan lalu mengalir menuju drainase. Lindi di sekitar TPA berada di dekat parit pembuangan depan pos jaga, pintu masuk TPA Terjun, dan air lindi juga terdapat di sekeliling pinggir TPA, bahkan air lindi juga berada di pertengahaan antara TPA dengan tambak udang sebagai lokasi penelitian. Air lindi yang ada di sekitar TPA Terjun akan menuju sungai paluh nibung yang ada di sekitar TPA dan juga dapat masuk ke tambak yang berada di sekitar TPA Terjun.

4.1.5. Karakteristik Tambak Udang Windu Penaeus Monodon

Tambak udang windu Penaeus monodon yang menjadi tempat penelitian memiliki jarak 13 meter, 57 meter, dan 82 meter dari TPA, sementara luasnya masing-masing 2.192 m 2 , 2.706 m 2 , dan 1.066 m 2 . Tambak udang windu ini memiliki caren dan pelataran. Caren terdapat pada bagian tengah dan di buat dari sudut ke sudut diagonal. Bagian pelataran atau yang biasa disebut bagian dasar petakan dapat Universitas Sumatera Utara menampung air sedalam 80 cm. Pada tempat ini akan tumbuh kelekap sebagai pakan alami bagi udang. Sumber air tambak udang windu berasal dari aliran air sungai paluh nibung sehingga air akan mengisi tambak sewaktu air pasang maupun membuang air sewaktu surut. Petakan tambak pada tingkat budidaya udang windu, bentuk dan ukuran tidak teratur. Petakan tambak tidak dilengkapi dengan pintu air pasok dan pintu air buang yang diletakkan secara terpisah. Dinding tambak tidak terbuat kokoh dan kedap air, sehingga apabila air sedang pasang maka air sungai dapat merembes langsung ke air tambak. Benih udang windu di tambak sekitar TPA Terjun di tabur pada tanggal 25 februari 2014 dan panen pada tanggal 4 mei 2014. Selama pemeliharaan berlangsung, petambak memproduksi pakan dengan cara pemupukan tambak dengan urea dan TSP. Pupuk buatan ini mudah larut dalam air hingga dapat mendorong pertumbuhan pakan alami. Pemupukan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan pakan alami, seperti kelekap, lumut, plankton dan bentos. Berikut adalah data mengenai kondisi TPA Kelurahan Terjun Kota Medan yang dapat di lihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Data Mengenai Karakteristik Tambak di sekitar TPA Kelurahan

Dokumen yang terkait

Analisis Kandungan Kadmium (Cd) Dalam Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Yang Berada Di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Sampah Paluh Nibung Kelurahan Terjun Kota Medantahun 2016

2 20 94

Analisis Kandungan Kadmium (Cd) Dalam Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Yang Berada Di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Sampah Paluh Nibung Kelurahan Terjun Kota Medantahun 2016

0 0 14

Analisis Kandungan Kadmium (Cd) Dalam Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Yang Berada Di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Sampah Paluh Nibung Kelurahan Terjun Kota Medantahun 2016

0 0 2

Analisis Kandungan Kadmium (Cd) Dalam Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Yang Berada Di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Sampah Paluh Nibung Kelurahan Terjun Kota Medantahun 2016

0 0 7

Analisis Kandungan Kadmium (Cd) Dalam Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Yang Berada Di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Sampah Paluh Nibung Kelurahan Terjun Kota Medantahun 2016

0 0 33

Analisis Kandungan Kadmium (Cd) Dalam Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Yang Berada Di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Sampah Paluh Nibung Kelurahan Terjun Kota Medantahun 2016 Chapter III VI

0 0 28

Analisis Kandungan Kadmium (Cd) Dalam Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Yang Berada Di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Sampah Paluh Nibung Kelurahan Terjun Kota Medantahun 2016

0 1 4

Analisis Kandungan Kadmium (Cd) Dalam Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Yang Berada Di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Sampah Paluh Nibung Kelurahan Terjun Kota Medantahun 2016

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah 2.1.1. Pengertian Sampah - Analisis Kandungan Kadmium (Cd) dalam Udang Windu (Penaeus monodon) yang Berada di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Terjun Kota Medan Tahun 2014

0 1 30

Analisis Kandungan Kadmium (Cd) dalam Udang Windu (Penaeus monodon) yang Berada di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Terjun Kota Medan Tahun 2014

0 0 14