Suku bunga padanan adalah suku bunga yang besarnya dihitung setiap hari bunga harian, setiap minggu bunga mingguan, setiap bulan bunga bulanan, dan
setiap tahun bunga tahunan untuk sejumlah pinjaman atau investasi selama jangka waktu tertentu yang apabila dihitung secara anuitas bunga berbunga akan
memberikan penghasilan bunga dalam jumlah yang sama. Berdasarkan kegiatan bank dalam menghimpun dana dan menyalurkan dana dari
masyarakat dalam hubungannya dengan nasabah maka suku bunga dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Bunga simpanan Bunga simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai ransangan atas balas
jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya dibank yang merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Contoh: giro, bunga tabunga,
dan bunga deposito. b. Bunga pinjaman
Bunga pinjaman adalah bunga atau harga yang diberikan oleh nasabah peminjam kepada bank atas dana atau pinjaman yang diberikan kepadanya.
Contoh: bunga kredit.
2.7.3 Teori Suku bunga
a. Teori klasik
Universitas Sumatera Utara
Oleh
Prof. Marget dari London School of Economics, teori bunga aliran klasik dinamakan“The pure theory Of interest”. Menurut teori itu, tinggi rendahnya
tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan modal. Jadi bunga modal terlalu dianggap sebagai harga barang-barang dan jasa-jasa, dimana tinggi
rendahnya ditentukan oleh permintaan dan penawaran, demikian pula tinggi rendahnya tingkat bunga modal ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan
modal. Dasarnya adalah “price determined by supply and demand” Darmawan, 1998;81.
b.Teori bunga dari aliran Neo Klasik Teori ini dikemukakan oleh Roberson dan dinamakan “ the loanable fund
theory of interest ”. Dasar teori ini hamper sama dengan teori bunga aliran klasik.
Perbedaannya terletak pada suatu perbaikan ke arah segi penawaran akan modal saja, menurut aliran klasik, saving supply of capital hanya berbentuk simpanan saja.
Sedangkan menurut teori Loanable Fund, saving itu sendiri terdiri atas; simpanan, penciptaan uang baru, dan saldo uang yang diaktifkan active idle
balance. Maka dari itu supply of capital menurut teori ini akan lebih besar daripada menurut teori klasik. Oleh dasar teori tersebut sama dengan teori klasik, maka kritik
dari J.M Keynes adalah sama, yaitu bahwa tingkat bunga tidak dapat ditentukan begitu saja karena tidak diketahui tingkat pendapatan yang akan mempengaruhi
saving, maka tingkat bunga pun tidak diketahui. Menurut Keynes tingkat bunga dapat ditentukan tinggi-rendahnya jika tingkat pendapatan telah diketahui dan tetap tidak
berubah.
Universitas Sumatera Utara
c.Teori Keynes Permintaan akan uang yang menurut Keynes disebut liquity of preference
permintaan uang tergantung dari tingkat bunga. Permintaan akan uang mempunyai hubungan negative dengan tingkat bunga. Keynes menyatakan bahwa masyarakat
mempunyai keyakinan adalah suatu keyakinan bahwa ada tingkat bunga yang normal. Apabila tingkat bunga turun dibawah tingkat normal, makin banyak orang yakin
bahwa tingkat bunga akan kembali ke tingkat norma. Jika mereka memegang surat berharga diwaktu bunga naik, maka harganya akan turun, dan mereka akan menderita
kerugian capital loss. Mereka akan menghindari kerugian ini dengan mengurangi surat berharga yang dipegangnya, dengan sendirinya akan menambah uang kas yang
dipegang pada tingkat bunga naikWijaya, 2003:223. Hubungan permintaan uang negativ dengan tingkat bunga juga berkaitan
dengan ongkos memegang uang kas opportunity cost of holding money. Makin tinggi tingkat bunga, makin tinggi pula ongkos memegang uang kas, sehingga
keinginan memegang uang kas juga akan turun, sebalinya jika tingkat bunga turun, berarti ongkos memegang uang kas juga makin rendah, sehingga permintaan uang kas
akan bertambah.
2.7.4. faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat bunga