commit to user
2. Tinjauan Mengenai Bimbingan Orang Tua
a.  Pengertian Orang Tua Sebelum  kita  membahas  mengenai  pengertian  bimbingan  orang  tua,
terlebih dahulu akan dibahas mengenai pengertian orang tua. Orang  Tua  menurut  Soedomo  Hadi  2003:  22    adalah  ”Ayah  dan  ibu
yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.” Sedangkan Abu Ahmadi  dan  Nuruhbiyati  2001:  177  mendefinisikan  ”Orang  tua  adalah
pemimpin  keluarga,  maka  orang  tua  itu  bertugas  sebagai  pendidik,  pemelihara, pengasuh, pembimbing, pembina maupun guru bagi anaknya.”
Dalam Undang- Undang Nomor 4 bab III pasal 9 tentang hak anak yang dikutip  Soerjono  Soekanto  1990:  172  ”  Orang  tua  adalah  yang  pertama-tama
bertanggungjawab  atas  kesejahteraan  anak  baik  secara  rohani,  jasmani  maupun sosial.”
Thamrin  Nasution  dan  Nur  Halijah  1989:  1  mengemukakan  bahwa ”Orang  tua  adalah  orang  yang  bertanggung  jawab  dalam  suatu  keluarga  atau
rumah  tangga,  yang  dalam  kehidupan  sehari-hari  lazim  disebut  ibu-bapak.” Sedangkan  pengertian  orang  tua  sendiri,  menurut  Ngalim  Purwanto  1988:  8
adalah sebagai berikut: ”Orang  tua  adalah  pendidik  sejati  karena  kodratnya,  maka  oleh  karena
itu kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya hendaklah kasih sayang yang sejati  pula  yang  berarti  pendidik  atau  orang  tua  hendaknya  mengutamakan
kepentingan dan kebutuhan anak-anaknya, dengan mengesampingkan keinginan dan kesenangannya sendiri.”
Adanya  berbagai  rumusan  pengertian  tersebut,  terkandung  unsur-unsur dalam orang tua yaitu:
1 Orang  tua  itu  bertugas  sebagai  pendidik,  pemelihara,  pengasuh, pembimbing, pembina maupun guru bagi anaknya.
2 Orang yang petama-tama bertanggung jawab atas kesejahteraan anaknya. 3 Orang yang mengutamakan kepentingan anak-anaknya.
commit to user
Tiap-tiap anggota keluarga berperan terhadap pendidikan anak-anaknya. Menurut  Ngalim  Purwanto  2002:  82  peranan  ibu  dalam  pendidikan  anaknya
adalah sebagai berikut: 1  Pengasih dan pemelihara, 2 Tempat  mencurahkan isi hati, 3 Pengatur
kehidupan  dalam  rumah  tangga,  4  Pembimbing  hubungan  pribadi,  dan  5 Pendidik dalam segi-segi emosional.
Sedangkan  peranan  ayah  dalam  pendidikan  anak  menurut  Ngalim Purwanto 2002: 83 adalah sebagai berikut:
1 Sumber  kekuasaan  dalam  keluarga,  2  Penghubung  intern  keluarga
dengan masyarakat, 3 Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga, 4 Bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan 5 Pendidik
dari segi rasional.
b.  Pengertian Bimbingan Orang Tua Menurut  Ny.  Y.  Singgih  dan  Singgih  D.  Gunarso  1992:12
mengemukakan  pengertian  bimbingan  sebagai  berikut:  ”Bimbingan  adalah bantuan  yang  diberikan  kepada  seseorang  agar  perkembangan  yang  dimiliki
didalam  dirinya  sendiri  dalam  mengatasi  persoalan-persoalan,  sehingga  dapat menentukan  sendirijalan  hidupnya  secara  bertanggung  jawab  tanpa  harus
bergantung pada orang lain.” Kemudian  menurut  Dewa  Ketut  Sukardi  1995:  2  berpendapat  bahwa
”Bimbingan adalah proses pemberian bantuan  yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang secara ters menerus dan sistemats oleh pembimbing agar
individu atau sekelompok individu menjadipribadi yang mandiri”. Chrisholm  dalam  Oemar  Hamalik  1990:  193  mengatakan  bahwa  :
”Bimbingan adalah proses pertolongan individu agar dapat mengenal dirinya dan supaya  individu  itu  dapat  memecahkan  masalah-masalah  yang  dihadapinya
didalam kehidupannya”. Sedangkan  menurut  Prayitno  2001:  193  ”Bimbingan  adalah  proses
pemberian  pada  individu  agar  ia  dapat  mandiri,  dengan  menggunakan  bahan,
commit to user
berupa  interkasi,  nasehat,  gagasan  dan  asuhan  yang  didasarkan  atas  norma- norma yang berlaku.”
Ada pula pendapat Hadari Nawawi 1995: 26 yang menyatakan bahwa ”Bimbingan  adalah  usaha  menolong  orang  lain  siswa  untuk  mengembangkan
pandangannya  tentang  diri  sendiri,  orang  lain  dn  masyarakat  sekitarnya  agar mampu  menganalisa  masalah-masalah  atau  kesukaran-kesukaran  yang
dihadapinya  dengan  menetapkan  keputusan  terbaik  dalam  menyelesaikan masalah atau kesukaran yang dihadapinya itu.”
Dari  beberapa  definisi  di  atas  dapat  diambil  kesimpulan  bahwa pengertian bimbingan mengandung unsur-unsur sebgai berikut:
1  Proses  pemberian  bantuan  yang  diberikan  secara  terus  menerus  oleh seseorang kepada orang lain.
2  Memiliki  tujuan  untuk  mengembangkan  potensi-potensi  yang  ada  dalam dirinya sehingga dapat menjadi pribadi yang mandiri.
3  Agar  orang  yang  dibimbing  mampu  memecahkan  setiap  masalah  yang dihadapinya.
c.  Pengertian Intensitas Bimbingan Orang Tua Sebelumnya  pengertian  intensitas  menurut  Daryanto  1998:  264  adalah
”Keadaan  tingkatan  atau  ukuran  intensnya.”  Singgih  D.  Gunarsa  1990:60 mengatakan bahwa ”Intensitas adalah kekuatannya, misalnya intensitas rangsang
berarti kekuatan rangsang.” Kemudian  Krech,  Crutchfield  dan  Ballachey  1962:  18  mengatakan
bahwa: ”How an individual conceives the world is dependent, first of all, upon the
nature of the Physical and social  enviroment in which he is immersed ... . An the  world  images  of  different    member  of  the  same  family-  Park  Avenue  or
Tenessee mountain- will differ because of subtle diferrences in the nature of their social  environtment:  different  members  of  the  same  family  will  receive  varying
treatment  from  their  associates  depending  upon  their  age,  sex,  position  in  the family, etc ”.
Bagaimana  individu  menggambarkan  dunia  adalah  tergantung,  pertama atas  pembawaan  dari  fisikdan  lingkungan  sosial  yang  diselaminya  ...  .  Dan
commit to user
dunia membayangkan  perbedaan anggota dari keluarga yang sama-Park Avenue atau  Tenessee  mountain-  akan  berbeda,  karena  perbedaan  yang  tidak  diketahui
dalam pembawaannya pada lingkungan sosial.  Perbedaan  anggota dari  keluarga yang  sama  akan  menerima  perlakuan  yang  menyimpang  dari  gabungannya  di
atas umurnya, jenis kelamin, posisi dalam keluarga, dll.
Dari  pernyataan  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  yang  membedakan seseorang  dalam  mempersepsikan  sesuatu  diantaranya  umurnya,  jenis  kelamin,
posisi dalam keluarga, dan lain-lain. Krech et. al 1962: 41  juga mengatakan tentang hal yang mempengaruhi
timbulnya persepsi, yang didalam terdapat intensitas. Ia mengatakan bahwa: ”The  familiar  figure-on-background  experiment  of  perseption  laboratory
illustrates  one  stimulus  factor  affecting  cognitive  selectivity.  A  single  red  dot, among many black dot, will stand out in perception. A Negro in a crowd of white
poeple  is  high  visible.  Other  stimulus  factors  determining  selection  include: frequency-the  slogan  most  frequency  repeated  in  morelikely  to  came  the
attention of the individual than the infrequently mentioned one; intensity-a shout more  attention-demanding  than  the  normal  speeking  voice;  movement  and
change-number- the more object there are, the greater the selectivity.”
Percobaan  bentuk  belakang  yang  dikenal  dari  laboraturium  perespsi mengilustrasikan satu faktor stimulus cenderung kepada pemilihan kognitif. Satu
titik merah diantar beberapa titik hitam, akam lebih kelihatan oleh persepsi. Satu orang  Negro  dalam  kerumunan  orang  kulit  Putih  akan  lebih  terluhat.  Faktor
stimulus  lain  menentukan  pilihan  termasuk:  Frekuensi-kebanyakan  sebutan frekuensi yaitu pengulangan yang lebih mengundang perhatian individu daripada
jarang atau hanya disebutkan sekali; Intensitas-berteriakan kan lebih mengundag perhatian  daripada  yang  hanya  berbicara  dengan  suara  normal;  angka  yang
bergerak  dan  berubah  -  disana  ada  lebih  banyak  objek  yang  lebih  besar pemilihannya.
Kemudian  Krech  et.  al  1962:  410  juga  menerangka  mengenai  teori keseimbangan  yang  berhubungan  dengan  sistem  kognitif  yang  mempengaruhi
persepsi,  bahwa:”Balance theory asserts that unbalanced cognitive  system  tend to shift toward a state of balance. This shift may occur in various ways. Thus, in
the  above  example,  the  individual  may  come  to  approve  free  speech  only  for poeple who espous domocratic principles, or he may come to extend free speech
to the man who preaches againts civil liberties.”
commit to user
Teori  keseimbangan  menyatakan  bahwa  ketidakseimbangan  sistem kognitif memelihara untauk mengubah keadan keseimbangan. Perubahan ini bisa
terjadi dalam berbagai jalan. Demikian, individu bisa membenarkan pembicaraan dengan  bebas  hanya  untuk  agar  orang  menyatukan  prinsip  demokratis  atau  dia
bisa melanjutka pembicaraan yang bebas untuk seseorang yang membaca kutbah yang bertentangan dengan kemerdekan sipil.
Krech et. al 1962: 45-46 juga menjelaskan lebih lanjut mengenai sistem kognitif  yag salah satunya mempengaruhi persepsi seseorang melalui intensitas.
Ia mengatakan bahwa: ”The  degree  and  manner  in  which  changes  in  wants  and  information
produce changes in cognitive depend upon the multiplexity, interconnectedness, ang  consonance  of  the  preexisting  cognitive  system.  The  relation  between
vulnerability  to  cognitive  changes  and  the  dimensions  of  multiplexity  and interconnectedness  are complex and little  understood. Cognitive system of high
multiplexity are more immune to radical change than those of low multiplexity. No such generalrelation can be stated for interconnectedness. But in matter how
much    the  cognitive  change,  the  direction  of  change  seems  to  be  such  as  to approach a more consonant structure. This is true even in those intences where a
major system of beliefs seems to be immune to contradictory facts.
Balance theory is an approach to the study of cognitive consonance which is  especially    concerned  with  the  individual’s  affective  cognition  of  poeple  an
social  objects.  Balance  theory  assumes  that  the  cognitive  proces  persistently strives toward balance or consonance. However, balance is often acheived. This
is  especially  true  when  cognitive  balance  would  lead  to  an  unpleasant  state affairs for the individual.”
Derajat  dan  kebiasaan  yang  mengubah  keinginan  dan  informasi  yang menghasilkan  perubahan  kognitif  tergantung  atas  keberagaman,  saling
keterkaitan  dan  keharmonisan  dari  sistem  kognitif  yang  lebih  dulu  ada. Hubungan  amtara  sifat  yang  cepat  tersinggung  dari  perubahan  kognitif  dan
dimensi  keberagaman  dan  saling  keterkaitan  itu  kompleks  dan  sedikit dimengerti.  Sistem  kognitif  dari  keberagaman  yang  tinggi  lebih  kebal  dari
perubahan  radikal  dibanding  keberagaman  yang  rendah.  Tidak  demikian  relasi umum  dapat  menjadi  pemberitahuan  saling  keterkaitan.  Tapi  tidak  ada
perubahan  kognitif,  kelangsungan  perubahan  rupanya  menjadi  bagian  yang hampir  mendekati  struktur  harmoni  yang  lebih.  Hal  itu  sekarang  benar  pada
desakan dimana sistem utama dari kepercayaan terlihat menjadi kebal dari faktor yang disangkal.
Teori  keseimbangan  adalah  pendekatan  belajar  keharmonisan  kognitif yang mana itu lebih dikenai dengan kecenderungan kognisi individu dari orang-
orang  dan  objek  sosial.  Teori  keseimbangan  mengasumsikan  bahwa  proses
commit to user
kognitif  yang  berusaha  keras  dengan  keseimbangan  atau  keharmonisan.  Tetapi keseimbanagn  sering  tidak  dihargai.  Terutama  kebenaran  ketika  keseimbanagn
kognitif mengantarkan pada keadaan tidak nyaman urusan individu. Dari  beberapa  pengertian  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  intensitas
mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1    Intensitas  merupakan  sebuah  tingkatan  dimana  tingkatan  itu  tergantung
pada persepsi tiap individu yang berbeda. 2  Intensitas  dapat    akan  lebih  terasa  terlihat  bila  dilakukan  secara  berulang-
ulang dalam frekuensi tertentu dan dapat menjadi sebuah kebiasaan. 3  Intensitas termasuk dalam teori keseimbangan yang berkaitan dengan sistem
kognitif  yang  tergantung  atas  keberagaman,  saling  keterkaitan  dan keharmonisan dari sistem kognitif yang lebih ada.
Sehingga  dapat  disimpulkan  mengenai  pengertian  intensitas  bimbingan orang tua yaitu dalam unsur-unsur di bawah ini:
1  Ukuran  atau  sering  tidaknya  pemberian  bantuan  atau  pertolongan  dari  orang tua sebagai orang yang bertanggung jawab dalam keluarga.
2  Bimbingan itu dilakukan secara terus menerus dan sistematis kepada anaknya, 3  Tujuannya  untuk  memberikan  bimbingan  dalam  memecahkan  masalah-
masalah yang dihadapi anak. d.  Fungsi dan Peranan bimbingan Orang Tua
Erman  Amti  dan  Marjohan  1992:  9  mengemukakan  beberapa  fungsi bimbingan, yaitu:
1  Fungsi Pemahaman Yang  pertama  dan  paling  awal  yang  harus  dilakukan  pembimbing  dalam
hal  ini  orang  tua  adalah  mengetahui  bagaimana  individu  yang  dibimbing itu.  Hal  itu  berarti  berusaha  mengungkapkan  dan  memahami  apa  masalah
dan kesulitan yang dihadapinya anak, apa dan bagaiman kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya.
2  Fungsi Pencegahan Bimbingan  harus  memiliki  fungsi  pencegahan  yaitu  penciptaan  suatu
suasana  agar  pada  diri  anak  tidak  timbul  berbagai  masalah  yang  dapat menghambat proses perkembangannya.
commit to user
3  Fungsi Pemecahan Pemberian Bantuan Walaupun  berbagai  upaya  telah  dilakukan  dengan  sebaik-baiknya  tetapi
masih  terjadi  masalh  pada  diri  anak,  maka  dalam  hal  ini  perlu  upaya pemberian bantuan pemecahan masalah. Hal ini agar masalah yang dialami
anak itu, yang dapat berupa sikap dan kebiasaan yang buruk atau tidak dapat menyesuaikan diri secara baik dengan lingkungan.
4  Fungsi Pengembangan Bimbingan tidak sekedar mengatasi kesulitan yang dialami anak tetapi juga
berusaha  agar  anak  dapat  mengembangkan  segenap  potensi  yang dimilikinya.
Peranan  bimbingan  menurut  Ny.  Y.  Singgih  D.  Gunarsa  dan  Singgih  D. Gunarsa 1992: 20 adalah sebagai berikut;
1  Berperan  sebagai  pencegah,  yang  membantu  anak  menemukan  cara- cara  mengatasi  persoalan  yang  mungkin  akan  menjurus  ke
penyimpangan  perkembangan  mental  atautekanan  jiwa  atau  kelainan ataupun ganguan juwa.
2  Berperan  memelihara  anak  sebagai  pribadi  yang  sudah  mencapai perkembangan,  baik  keseimbangan  emosi  maupun  keserasian
kepribadian yang kuat. 3  Berperan  dalam  membantupembentukan  penyesuaian  diri,  yakni
dengan  jalan  membantu  anak  menghadapi,  memahami  dan memecahkan  masalah  untuk  hasil  yang  optimal,  baik  dalam  jenjang
karir mauoun dalam hubungan sosial. 4  Berperan  memperbaiki atau meyembuhkan bila terjadi penyimpangan
atau  kesulitan  yang  sudah  berakar,  membantu  mencari  akar  dari peyimpangan  kenakalan,gangguannya supaya dapat disembuhkan dan
tercapai taraf kehidupan normal.
Dari  pendapat  di  atas  dapat  diambil  kesimpulan  mengenai  fungsi  dan peranan bimbungan orang tua yang pada dasarnya meliputi:
2.  fungsi pencegahan, 3.  fungsi pemahaman,
4.  fungsi  pemecahan masalah dan, 5.  fungsi  pengembangan,  dimana  hal  itu  membantu  anak  mengatasi
segala  permasalahan  yang  dihadapinya,  termasuk  masalah  belajar, untuk berkehidupan yang berkembang secara normal.
commit to user
e.  Tujuan Bimbingan Orang Tua Agar kegiatan bimbingan dapat terarah dan tepat sasaran serta mencapai
hasil  yang  diinginkan,  maka  terlebih  dahulu  harus  diketahui  tujuan  dari bimbingan tersebut.
Menurut Ny. Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa 1992: 14 mengemukakan  bahwa  tujuan  dari  pada  bimbingan  adalah  memberi  bantuan
kepada anak didik supaya mencapai: 1  Kebahagiaan hidup pribadi
2  Kehidupan yang efektif dan produktif 3  Kesanggupan hidup bersama dengan orang lain
4  Keserasian antara cita-cita anak didik dengan kemampuan yang dimilikinya.
Aunur  Rahim  Faqih  2001:  36  juga  mengatakan  bahwa  tujuan bimbingan meliputi:
1  Tujuan Umum Membantu  individu  mewujudkan  dirinya  menadi  manusia  seutuhnya
agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. 2  Tujuan Khusus
a  Membantu individu agar tidak menghadapi masalah b Membantu individu mengatasi masalh yang sedsng dihadapinya
c  Membantu  individu  memelihara  dan  mengembangkan  situasi  dan kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi
baik, sehingga tidak menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.
Oemar  Hamalik  1992;  195  juga  mengatakan  bahwa  bimbingan merupakan suatu proses yang bertujuan sebagai berikut:
1  Agar  individu  bertanggung  jawab  menilai  kemampuan  sendiri  dan menggunakan pengetahuan mereka secara efektif bagi dirinya sendiri.
2  Agar  individu  menjalani  hidupnya  sekarang  secara  efektif  dan menyiapkan dasar kehidupan masa depan sendiri.
3  Agar semua potensi individu berkembang secara optimal meliputi semua aspekpribadinya sebagai individu yang potensial.
4  Agar individu dapat belajar dengan efektif dan efisien.
commit to user
Menurut Suheri dan Edi Purwanto 1996: 48 menyatakan secara khusus bimbingan bertujuan agar individu ang dibimbing dapat:
1  Memahami dirinya dengan baik. 2  Memahami lingkungan dengan baik.
3  Memberi pilihan keputusan dengan bijaksana. 4  Mengatasi  masalah-masalah  yang  dihadapi  dalam  kehidupan  sehari-hari
baik di sekolah maupun di luar sekolah. M.  Imron  Pohan  1986:  56  mengatakan  bahwa  bimbingan  orang  tua,
terutama dalam kegiatan belajar, bertujuan untuk : 1  Tercapainya tujuan belajar  penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan
pengembangan sikap. Bimbingan orang tua akan membantu mengatasi kesulitan-kesulitan belajar, yang disebabkan karena: kemampuan belajar
kurang  memadai,  suasana  rumah  tidak  kondusif,  tidak  adanya  minat belajar  dan  lain-lain.    Dengan  kesabaran  dan  keuletan  orang  tua  dalam
membimbing  kesulitan-kesulitan belajar dan dapat mengatasinya,  maka tujuan belajar  yang berupa penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan
pengembangan sikap dapat tercapai dengan baik.
2  Agar  dapat  menyesuaikan  diri  dengan  lingkungan  yang  mendukung proses  belajar.  Dengan  bimbingan  dari  orang  tua  diharapkan  anak
mampu  memahami  kesulitan  belajarnya  yang  disebabkan  keadaan lingkungan  dan  pada  akhirnya  dapat  menyesuaiakan  diri  dengan
keadaan lingkungan tersebut.
Dari  pendapat-pendapat  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  tujuan bimbingan adalah :
1  Membantu individu dalam memahami diri dan lingkungannya. 2  Membantu  individu  agar  mencapai  kehidupan  yang  efektif,  produktif  dan
kebahagiaan hidup pribadi serta mampu bertanggung jawab. 3  Memberi  individu  dalam  mengembangkan  potensi  dan  cita-cita  sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki. 4  Membantu individu dalam menentukan pilihan keputusan dengan bijaksana.
5  Membantu individu dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
commit to user
f.  Bimbingan Orang Tua Terhadap Remaja Siswa Abdullah Nasbih Ulwan 1990: 195 mengemukakan bahwa pokok-pokok
bimbingan orang tua meliputi: 1  Menjaga atau pengawasan dalam pergaulan
Orang tua harus jeli dalam mengawasi pergaulan anak di luar rumah. Orang tua mempunyai kewajiban mengawasi tingkah laku anak-anaknya, kemudian
mengarahkan  agar  dapat  memiliki  sarana  yang  tepat  dan  sesuai  dengan perkembangan  mora  dan  pertumbuhan  fisiknya  dimana  agar  hasrat  dan
keinginannya serta
kebutuhan anak
sesuai dengan
pertumbuhan danperkembangan mereka tanpa mengorbankan nilai-nilai moral.
2  Bimbingan Keagamaan Orang  tua  hendaknya  memberikan  bimbingan  mengenai  agama  sejak  dini
sehingga anak mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. 3  Bimbingan Intelektual
Orang  tua  harus  dapat  mengarahkan  kepada  anak  tentang  ilmu  yang  lebih penting dan bermanfaat bagi masa depannya.
Kemudian  menurut  Ny.  Y.  Singgih  D.  Gunarsa  dan  Singgih  D.  Gunarsa 1992: 34-38 mengemukakan bahwa sesuai dengan masalah yang akan dihadapi
seorang anak remaja, maka macam bimbingan dapat dibagi dalam: 1  Bimbingan  pengajaran  dan  belajar,  dengan  tujuan  memecahkan  persoalan
berhubungan  dengan  masalah  belajar  anak  sekolah  di  sekolah  dan  di  luar sekolah.  Dengan  bimbingan  belajar  diharapkan  anak  didik  melakukan
penyesuaian  yang  baik  dalam  situasi  belajar  seoptimal  mungkin  sesuai dengan kemampuan-kemampuan yang ada ladanya.
2  Bimbingan  pendidikan,  bertujuan    untuk  membnatu  murid  dalam menghadapidan memecahkan masalah dalam bidang pendidikan.
3  Bimbingan  sosial,  bertujuan  membantu  anak  dalam  mengatasikesulitan- kesulitan  dalam  kehidupan  sosialnya  sehingga  ia  mampu  mengadakan
hubungan-hubungan sosial dengan baik.
commit to user
4  Bimbingan  maalah  pribadi,  bertujuan  membantu  anak  dalam  mengatasi masalah pribadi, sebagai akibat kurang kemampuan anak untuk mengadakan
penyesuaian diri dengan aspek-aspek perkembangan, keluarga, persahabatan, belajar, cita-cita, konflik pribadi, sosial, seks dan lain-lainnya.
5  Bimbingan dalam menggunakan waktu senggang, yang bertujuan membantu anak  dalam  mengisi  waktu  senggang,  juga  dilakukan  secara  individual,
karena  setiap  anak  mempeunyai  bakat  dan  cirri  kelemahan  dan  kekuatan yang berbeda-beda.
6  Bimbingan  pekerjaan,  bertujuan  memberikan  penerangan  mengenai pekerjaan dan tugas-tugas apakah yang tercakup dalam pekerjaan tersebut.
Dari  uraian  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  intensitas  bimbingan  orang tua terhadap remaja sangatlah penting untuk membentu remaja dalam mengatasi
setiap  masalah  ynag  muncul  seiring  dengan  proses  perkembangannya,  agar tumbuh  menjadi  manusia  dewasa.  Adapaun  dalam  hal  ini  bimbingan  orang  tua
yang  dimaksud  meliputi  bimbingan  menggunakan  waktu  senggang  dan pengawasan  dalam  pergaulan,  agar  terbentuk  kepribadiannya  yang  baik  dan
dapat memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.
3. Tinjauan tentang Pemanfaatan Sumber Belajar