TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian

commit to user

BAB III METODE PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

1. Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 6 Wonogiri, dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Tempat tinggal peneliti dekat dengan SMP N 6 Wonogiri, sehingga memudahkan dalam mencari data dan informasi. b. Di lokasi tersebut terdapat masalah yang relevan dengan permasalahan yang akan diketengahkan oleh peneliti. 2. Waktu penelitian Waktu yang direncanakan untuk penelitian ini adalah dari mulai pengajuan judul hingga pembuatan laporan, dengan rincian sebagai berikut : Uraian Kegiatan Tahun 2011 Jan Feb Mar Apr Mei Juni Pengajuan judul Penyusunan proposal penelitian Perizinan Uji coba instrument Pengumpulan data Analisis data Pembuatan laporan commit to user

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian Dalam sebuah penelitian, tidak akan terlepas dari adanya penetapan mengenai populasi. Menurut Suharsimi Arikunto 2002:115 mendefinisikan ”Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Saifuddin Azwar 2002: 77 menyebutkan “Populasi sebagai kelompok subyek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian”. Pendapat lain dari Y. Slamet 2008: 40 mengemukakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan daripada unit-unit analisis yang memiliki spesifikasi atau ciri-ciri tertentu.”. Sedangkan Sutrisno Hadi 2004:182 menyebutkan “Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki”. Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 6 Wonogiri yang terdiri dari 240 siswa, dengan rincian sebagai berikut: a. Kelas VIII A : 32 b. Kelas VIII B : 32 c. Kelas VIII C : 32 d. Kelas VIII D : 32 e. Kelas VIII E : 31 f. Kelas VIII F : 27 g. Kelas VIII G : 27 h. Kelas VIII H : 27 2. Sampel Penelitian Sampel digunakan sebagai sumber informasi atau data untuk menjawab masalah penelitian melalui pembuktian hipotesis. a. Pengertian Sampel commit to user Menurut Saifuddin Azwar 2000: 79 sampel adalah sebagian dari populasi. Hal ini berarti bahwa sampel harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya. Menurut Suharsimi Arikunto 2002:109, “Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Jadi sampel merupakan sebagian dari populasi yang dapat mewakili seluruh populasi dari penelitian”. Sutrisno Hadi 2004:182 mengungkapkan “Sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi”. Sampel harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama, baik sifat kodrat maupun sifat pengkhususan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah subyek kurang dari 100 atau lebih dari 100, maka yang diambil 20 sampai 25. Suharsimi Arikunto 2006: 134 berpendapat bahwa “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 atau 20- 25 atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari : 1 Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana 2 Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana 3 Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel lebih besar, hasilnya akan lebih baik”. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas maka peneliti menetapkan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 25 dari jumlah populasi. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah 25 dari 240 yaitu 60 siswa dengan rincian sebagai berikut: a. Kelas VIII A : 32 X 25 = 8 b Kelas VIII B : 32 X 25 = 8 c Kelas VIII C : 32 X 25 = 8 d Kelas VIII D : 32 X 25 = 8 e Kelas VIII E : 31 X 25 = 7, 75 dibulatkan 8 f Kelas VIII F : 27 X 25 = 6,75 dibulatkan 7 commit to user g Kelas VIII G : 27 X 25 = 6,75 dibulatkan 7 h Kelas VIII H : 27 X 25 = 6,75 dibulatkan 7 b. Teknik Sampling Dalam pengambilan sampel penelitian perlu menggunakan suatu teknik guna mendapatkan teknik yang benar-benar representative. Teknik tersebut dinamakan teknik sampling. Menurut Sutrisno Hadi 1981: 222, “Sampling adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel”. Sedangkan Menurut Sumadi Suryabrata, 1991: 81 bahwa “Berbagai teknik penentuan sampel itu pada hakikatnya adalah cara-cara untuk memperkecil kekeliruan generalisasi dari sampel ke populasi. Hal ini dapat dicapai jika diperoleh sampel yang representative, yaitu sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya.” Menurut Sutrisno Hadi 2000:75 ada dua macam teknik sampling, yaitu: 1 Teknik Random Sampling Prosedur random sampling meliputi : a Cara undian, yaitu pengambilan sampel secara undian. b Cara ordinal, yaitu memilih nomor genap atau ganjil atau kelipatan tertentu. c Cara randomisasi dari tabel bilangan random. 2 Teknik Non Random Sampling meliputi : a Proporsional sampling yaitu cara pengambilan sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan sub-sub populasi. b Teknik stratified sampling yaitu pengambilan sampel apabila populasi terdiri dari susunan kelompok-kelompok yang bertingkat. c Teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampling berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya. d Teknik quota sampling yaitu pengambilan sampel yang berdasarkan pada quantum. e Teknik double sampling yaitu cara pengambilan sampling yang mengusahakan adanya sampel kembar. f Teknik area probability sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan cara pembagian sampel berdasarkan pada area. g Teknik cluster sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan atas kelompok yang ada pada populasi. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel sampling yang digunakan adalah teknik cluster random sampling dengan cara undian. Teknik cluster sampling adalah metode pengambilan sampel dimana sampling elemennya berupa kelompok- commit to user kelompok atau cluster, Sukardi 2007: 40. Alasan Penulis menggunakan teknik ini adalah pengambilan sampel bersifat objektif dan lebih cepat karena elemen-elemen sampling berkelompok. Kelas VIII terdiri dari 8 kelas yaitu kelas VIIIA – VIIIH yang memiliki kesamaan homogenitas karakteristik seperti usia, ciri-ciri sifat tertentu, berada dalam masa perkembangan yang sama yaitu masa remaja dan berada dalam satu tingkat yaitu sama-sama kelas VIII. Selain itu keadaan populasi tidak tersebar secara geografis sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Cara tersebut dianggap sebagai cara yang sederhana sehingga peneliti dapat menentukan jumlah sampel secara tepat dan representatif. Pelaksanaannya juga sangat mudah dan dapat dilakukan melalui prosedur undian tanpa pengembalian sehingga dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga. Sedangkan untuk melakukan undian dapat dengan langkah-langkah sebagai berikut: a Membuat daftar kelompok yang ada dalam populasi yaitu kelas VIIIA, VIIIB, VIIIC, VIIID, VIIIE, VIIIF, VIIIG dan VIIIH. b Memberi kode yang diwujudkan dalam angka untuk tiap subyek kemudian dimasukkan dalam daftar nama siswa pada kertas kecil. c Menggulung kertas yang bertuliskan kode-kode nomor itu dan dimasukkan pada sebuah kaleng. d Mengambil kertas secara acak tanpa dikembalikan sebanyak sampel yang dibutuhkan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PERHATIAN ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

5 15 29

KONSENTRASI BELAJAR DAN INTENSITAS BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP KECENDERUNGAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DELANGGU KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 3 8

PENGARUH INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN KELENGKAPAN SARANA BELAJAR TERHADAP PENGARUH INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN KELENGKAPAN SARANA BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 MANYARAN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/201

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN PENGARUH INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN KELENGKAPAN SARANA BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 MANYARAN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 0 9

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN PENGARUH INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN KELENGKAPAN SARANA BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 MANYARAN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 0 6

HUBUNGAN INTENSITAS BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DI SD NEGERI HUBUNGAN INTENSITAS BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DI SD NEGERI MAKAMHAJI 03 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 0 12

PENDAHULUAN HUBUNGAN INTENSITAS BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DI SD NEGERI MAKAMHAJI 03 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 0 8

PENGARUH PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR, BIMBINGAN ORANG TUA PIHAK IBU DAN AYAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 0 1

Hubungan Intensitas Bimbingan Orang Tua dan Pemanfaatan Sumber Belajar dengan Kedisplinan Belajar Siswa di 5 SMA Negeri Kabupaten Karanganyar.

0 0 1

PENGARUH PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR, BIMBINGAN ORANG TUA PIHAK IBU DAN AYAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | Rokhayati | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 4260 9535

0 0 12