commit to user
24
t. Menghitung kandungan kebutuhan agregat total
Kebutuhan agregat total halus dan kasar dihitung dengan Persamaan 2.7. Berat agregat = B
adukan
– kandungan semen – kandungan air 2.7
u. Menghitung kandungan agregat halus dan kasar
Kandungan agregat halus pasir dihitung dengan Persamaan 2.8. B
h
= B
ag
x P
h
2.8 Kandungan agregat kasar batu pecah dihitung dengan Persamaan 2.9.
B
k
= B
ag
- B
h
2.9 Keterangan :
B
h
= berat agregat halus B
ag
= berat agregat total B
k
= berat agregat kasar P
h
= prosentase agregat halus
2.2.2.2. Metode American Concrete Institute ACI
The American Concrete Institute ACI menyarankan suatu cara perancangan campuran beton yang memperhatikan nilai ekonomi, bahan yang tersedia, kemudahan
pengerjaan, keawetan serta kekuatan yang diinginkan. Cara ACI ini melihat kenyataan bahwa pada ukuran maksimum agregat tertentu , jumlah air permeter
adukan menentukan tingkat konsistensi kekentalan slump adukan itu. Secara sederhana rancang campur metode ini dapat dijelaskan dalam Gambar 2.8.
commit to user
25
Gambar 2.8. Bagan Tahapan Rancang Campur Metode ACI Berdasarkan bagan diatas prosedur perencanaan campuran boton normal metode ACI
secara garis besar dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Penetapan kuat desak rencana f’c
b. Menghitung kuat desak rata-rata beton f’cr
Berdasarkan kuat desak yang diisyaratkan dan nilai margin Persamaan 2.2 yang tergantung tingkat pengawasan mutunya, standart deviasi ditetapkan dari Tabel 2.7.
Kuat desak rata-rata dihitung dari kuat desak rencana menggunakan Persamaan 2.3. Data bahan :
1. Semen 2. Agregat halus
3. Agregat kasar
Menentukan kuat desak rencana
Menentukan faktor air semen Menentukan kandungan air
Perhitungan kandungan semen
Perhitungan kandungan agregat
Campuran percobaan Mulai
Selesai
commit to user
26
Tabel 2.7. Nilai standar deviasi kgcm
2
Volume pekerjaan m
3
Mutu pelaksaan Baik sekali
Baik Cukup
Kecil 1000 Sedang 1000 3000
Besar 3000 45 s
55 35 s
55 25 s
55 55 s
65 45 s
55 35 s
45 65 s
85 55 s
75 45 s
65 Sumber : Tjokrodimulyo, Teknlogi Beton, 1996
Jika tidak ada catatan atau pengalama masa lalu, maka kekuatan rata-rata yang diperlukan ditentukan berdasarkan Tabel 2.8.
Tabel 2.8. Kekuatan Rata-Rata Yang Diperlukan Jika Tidak Ada Data Untuk Menentukan Simpangan Baku.
Kekuatan desak yang diperlukan f’c Kekuatan rata-rata yang diperlukan
f’cr
Psi MPa
Psi MPa
3000 3000 – 5000
5000 20,7
20,7 – 34,5 34,5
f’c + 1000 f’c + 1200
f’c + 1400 f’c + 6,9
f’c + 8,26 f’c + 9,66
Sumber : Nawy. Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar, 1990 c.
Menentukan nilai slump Nilai slump dan ukuran agregatnya ditetapkan dengan melihat jenis strukturnya dari
Tabel 2.5 dan Tabel 2.9. Tabel 2.9. Ukuran Maksimum Agregat mm
Sumber : Tjokrodimulyo, Teknologi Beton, 1990
Dimensi minimum mm
Balokkolom Pelat
62,5 150
300 750
12,5 40
40 80
20 40
80 80
commit to user
27
d. Menetapkan jumlah air yang diperlukan
Berdasarkan ukuran maksimum agregat dan nilai slump Tabel 2.10 Tabel 2.10. Perkiraan Kebutuhan Air Berdasarkan Nilai Slump Dan Ukuran
Maksimum Agregat Liter.
Slump mm
Ukuran maksimum agregat mm 10
20 40
25 – 50 75 – 100
150 – 175 210
231 246
189 204
214 165
183 189
Udara terperangkap 3
2 1
Sumber : Nawy. Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar, 1990 e.
Menetapkan faktor air semen Berdasarkan kuat desak rata-rata pada umur yang dikehendaki Tabel 2.11 dan
keawetannya berdasarkan jenis struktur dan kondisi lingkungan, Tabel 2.4. Dari dua hasil dipilih yang paling rendah.
Tabel 2.11. Hubungan Faktor Air Semen dan Kuat Desak Rata-Rata Silinder Beton Pada Umur 28 Hari.
Faktor air semen Perkiraan kuat desak
Rata-rata MPa
0,41 0,48
0,57 0,68
0,82 41,4
34,5 27,6
20,7 13,8
Sumber : Nawy. Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar, 1990 f.
Menghitung kebutuhan semen yang diperlukan Kebutuhan semen dihitung dari hasil langkah 4 dan 5, dengan Persamaan 2.10.
W
S
= A
t
fas 2.10
Keterangan : W
S
= berat semen A
t
= kebuuhan air
commit to user
28
Fas = faktor air semen
g. Menetapkan volume agregat kasar
Berdasarkan ukuran maksimum agregat dan nilai modulus kehalusan agregat halusnya Tabel 2.12
Tabel 2.12. Perkiraan Kebutuhan Agregat Kasar Kering Permeter Kubik Beton, Berdasarkan Ukuran Maksimum Agregat dan Modulus Halus Pasirnya
m
3
Ukuran Maksimum
Agregat mm Modulus halus butir pasir
2,4 2,6
2,8 3,0
10 20
40 80
150 0,50
0,66 0,75
0,82 0,87
0,48 0,64
0,73 0,80
0,85 0,46
0,62 0,71
0,78 0,83
0,44 0,60
0,69 0,76
0,81
Sumber : Nawy. Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar, 1990 h.
Berat kering agregat kasar Berat kering agregat kasar dihitung berdasarkan Persamaan 2.11
Wak = Vak X Berat Isi Agregat Kasar 2.11
Keterangan : Wak
= berat kering agregat kasar Vak
= volume agregat kasar i.
Berat SSD agregat kasar Berat SSD agregat kasar = Wak x 1 + absorbsi agregat kasar
2.12
j. Berat beton segar
Berat beton segar di dapat dari Tabel 2.13.
commit to user
29
Tabel 2.13. Estimasi Awal Berat Beton Segar
Ukuran agregat maksimum mm
Berat beton segar kgm
3
10 12,5
20 25
40 50
70
150 2285
2315 2355
2375 2420
2445 2465
2505
Sumber : Neville. Concrete Technology, 1987 k.
Berat pasir SSD Berat pasir SSD = berat beton – berat SSD agregat kasar + semen + air
2.13
2.2.3. Bahan Pembentuk Beton