commit to user 45
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Bahan Dan Konstruksi Teknik Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta, pada tanggal 1 November 2010
sampai selesai.
3.2. Metodelogi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode perbandingan comparative dengan mengadakan percobaan uji laboratorium untuk mendapatkan
suatu hasil yang memberikan gambaran tentang sifat-sifat agregat dan kuat desak beton. Kemudian membandingkan untuk dipilih metode yang lebih memberikan
keuntungan dari segi kemudahan pengerjaan dan nilai ekonomis beton dengan memperlakukan batasan-batasan yang sama pada setiap metode rancang campur
tersebut. Sebagai variabel bebas adalah metode rancang campur dan kuat desak beton, sedangkan variabel tak bebas adalah nilai ekonomisnya.
3.3. Tahapan Penelitian
Dalam usaha mendapatkan hasil dari tujuan penelitian maka penelitian itu dilaksanakan dengan mengadakan pengujian di laboratorium terhadap sampel uji.
Adapun tahap-tahap penelitian sebagai berikut : a.
Tahap I Persiapan bahan dan peralatan untuk pengujian bahan dasar beton agregat.
b. Tahap II
Tahap pengujian bahan dasar beton yaitu agregat halus dan agregat kasar.
commit to user 46
c. Tahap III
Merupakan tahap perhitungan rancang campur beton dengan dua metode yang berbeda yaitu SK SNI dan ACI, berdasarkan mutu beton 22,5 MPa, 25 MPa
dan 27,5 MPa d.
Tahap IV Merupakan tahap pembuatan dan uji campuran berdasarkan hasil perhitungan
rancang campur, langkah-langkah yang dilakukan adalah : a
Pembuatan campuran beton dan uji slump. b
Pembuatan benda uji, perawatan dan pengujian kuat desak beton. e.
Tahap V Dilakukan analisis terhadap hasil yang diperoleh dari tahap-tahap sebelumnya
yang meliputi analisis kuat desak, kemudahan pengerjaan dan harga satuan bahan susun beton untuk mencari nilai ekonomis dan kemudian ditarik
kesimpulan.
Untuk lebih jelasnya tahapan secara skematik ditampilkan dalam bentuk bagan seperti pada Gambar 3.1.
Tahap I
Mulai
Persiapan alat dan bahan
B A
Agregat halus Agregat kasar
Semen Air
commit to user 47
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
Tahap V
Gambar 3.1. Bagan Tahapan Penelitian Uji bahan
Rencana campuran beton 1. SK SNI T-15-1990-03
2. A C I Dengan mutu beton :
1. 22,5 MPa 2. 25 MPa
3. 27,5 MPa
Perhitungan proporsi campuran berdasarkan fas yang sesuai dengan kekuatan target untuk membandingkan kedua metode rancang campur.
Pembuatan adukan beton Uji slump
Pembuatan benda uji kuat desak Perawatan
Tes kuat desak
Analisa data Analisa harga
Kesimpulan
Selesai B
A
commit to user 48
3.3.1. Pengujian Bahan Dasar Beton
Sebelum bahan digunakan untuk campuran beton, terlebih dahulu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah bahan layak digunakan atau tidak. Pengujian
bahan hanya dilakukan pada agregat halus dan kasar, bahan –bahan lain seperti air dan semen sudah dianggap memenuhu syarat.
3.3.2. Pengujian agregat halus
Pengujian agregat halus sesuai dengan ASTM dan spesifikasi bahan menurut ASTM, BS dan PBI 1971. Standart pengujian agregat halus sebagai berikut :
a. ASTM C – 40 : Standar pengujian untuk tes kandungan zat organik pasir
b. ASTM C – 117 : Standar pengujian kandungan lumpur dalam pasir
c. ASTM C – 556 : Standar pengujian kadar air
d. ASTM C – 29 : Standar pengujian berat isi
e. ASTM C – 128 : Standar pengujian spesifik gravity untuk pasir
f. ASTM C – 138 : Standar pengujian analisa saringan pasir
a. Pemeriksaan zat organik pasir
Pasir biasanya diambil dari sungai ataupun tempat lain yang mengandung kotoran, kotoran bisa berupa lumpur atau zat organik. Pasir dalam adukan beton tidak boleh
mengandung zat organik yang melampaui ambang batas, karena akan menurunkan kualitas beton.
1 Tujuan pengujian
Tujuan pengujian ini untuk mengetahui prosentase kadar zat organik dalam pasir berdasarkan Tabel perubahan warna Prof. Ir. Roosseno.
2 Alat dan bahan
a Gelas ukuran 250 cc b Oven
c Pasir d Larutan NaOH 3
3 Pelaksanaan pengujian
a Mengambil pasir secukupnya, dioven dengan suhu 110
o
C selama 24 jam
commit to user 49
b Memasukkan pasir yang telah kering oven kedalam gelas ukur 250 cc, sebanyak kurang lebih 130 cc.
c Menuangkan larutan NaOH 3 ke dalam gelas ukur sehingga volume pasir dan larutan menjadi 200 cc, kemudian dikocok selama 5 menit dan
dibiarkan selama 24 jam. d Setelah 24 jam amati perubahan yang terjadi merupakan indikasi
prosentase kadar zat organik dalam pasir. e Membandingkan warna larutan hasil pengamatan dengan Tabel 3.1
Tabel 3.1. Hubungan Perubahan Warna dengan Kadar Organik dari Prof. Ir. Roosseno
Warna Larutan Kadar organik
Jernih Kuning muda
Kuning tua Kuning kemerahan
Coklat kemerahan Coklat tua
0 - 10 10 - 20
20 - 30 30 - 50
50 - 100 Sumber : Prof. Ir. Roosseno
b. Pengujian kadar lumpur dalam pasir