Air Semen Bahan Pembentuk Beton

commit to user 29 Tabel 2.13. Estimasi Awal Berat Beton Segar Ukuran agregat maksimum mm Berat beton segar kgm 3 10 12,5 20 25 40 50 70 150 2285 2315 2355 2375 2420 2445 2465 2505 Sumber : Neville. Concrete Technology, 1987 k. Berat pasir SSD Berat pasir SSD = berat beton – berat SSD agregat kasar + semen + air 2.13

2.2.3. Bahan Pembentuk Beton

2.2.3.1. Air

Air merupakan bahan dasar pembentuk beton yang penting namun harganya paling murah. Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen, serta sebagai bahan pelumas antara butiran-butiran agregat agar dapat mudah dikerjakan dan dipadatkan. Untuk bereaksi dengan semen, air yang diperlukan hanya sekitar 25 persen dari berat semen saja, namun dalam kenyataannya nilai faktor air semen yang dipakai sulit kurang dari 0,35. Kelebihan air ini yang dipakai sebagai pelumas. Tetapi perlu dicatat bahwa tambahan air untuk pelumas ini tidak boleh terlalu banyak karena kekuatan beton akan rendah dan betonnya akan keropos. Selain itu kelebihan air ini akan bersama- sama dengan semen bergerak ke permukaan adukan beton segar yang baru saja dituang bleeding yang kemudian menjadi buih dan merupakan suatu lapisan tipis laitance. Lapisan tipis ini akan mengurangi letakan antara lapis-lapis beton dan commit to user 30 merupakan bidang sambung yang lemah. Apabila ada kebocoran cetakan, air akan bersama-sama semen dapat keluar, sehingga terjadilah sarang-sarang kerikil. Dalam PBI 1971 Bab 3.6. memberikan batasan air yang digunakan untuk beton yaitu tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-garaman, bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak beton dan atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya digunakan air bersih yang memenuhi persyaratan air minum.

2.2.3.2. Semen

Beton terbuat dari agregat yang diikat bersama oleh pasta semen yang mengeras, maka kwalitas semen sangat mempengaruhi kwalitas beton. Semen adalah bahan yang mempunyai sifat adhesif maupun kohesif, yaitu bahan pengikat bersama air dapat membentuk pasta semen yang mengikat butir-butir agregat menjadi satu kesatuan yang kuat. Menurut Standar Industri Indonesia, SII 0013-1981 definisi semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis bahan pengikat yang mengeras akibat reaksi kimia dengan air, bersama bahan-bahan yang biasanya digunakan adalah gypsum. Sesuai dengan tujuan pemakainannya, semen portland di Indonesia dibagi menjadi lima jenis yaitu : a. Jenis I adalah semen portland untuk penggunaan secara umum, tanpa persyaratan khusus. b. Jenis II adalah semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. c. Jenis III adalah semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan persyaratan kekeuatan awal yang tinggi setelah pengikatan terjadi. commit to user 31 d. Jenis IV adalah semen portland yang dalam penggunaannya menuntut persyaratan panas hidrasi yang rendah. e. Jenis V adalah semen portland yang dalam penggunaannya menuntut ketahanan yang kuat terhadap sulfat. Semen portland yang dipakai dalam penelitian ini adalah tipe I produksi PT. Semen Gresik. Semen tipe I merupakan semen yang dalam pemakainannya tidak memerlukan persyaratn khusus untuk keperluan konstruksi dan sangat memadai untuk campuran beton mutu tinggi. Standar mutu yang digunakan dalam produksi Semen Gresik mengacu pada ASTM C 150-94, SNI 15-2049-94 dan BS 12-78. Untuk lebih jelasnya analisis yang dilakukan oleh PT Semen Gresik dapat dilihat pada Tabel 2.14. Tabel 2.14. Analisis Fisika dan Standar Mutu Semen Portland Tipe I No. Analisa Fisika Semen Gresik SNI 15-2049-94 ASTM C 150-94 BS 12-78 1 2 Waktu pengikatan dengan alat vicat Awal menit, min Akhir jam, maks Kekuatan  3 hari kgcm 2 , min  7 hari kgcm 2 , min  28 hari kgcm 2 , min 150 5.40 212 298 407 45 8 125 200 280 45 8 126 197 281 45 10 130 - 290 Sumber : Bambang Hariyanto, Pengaruh penmbahan fly ash dan silica fume pada pasta semen di lingkungan agresif, TA FTSP ITS, 1997. commit to user 32 Kekuatan yang dipakai oleh semen biasanya melebihi peryaratan. Menurut L.J. Murdock 1991, untuk keamanan dari semen portland biasanya, kekuatan pada umur 28 hari diambil sebesar 35 N mm 2 .

2.2.3.3. Agreagat