Kelecakan Workability Sifat-Sifat Beton Segar

commit to user 36 Tabel 2.16. Batas-Batas Gradasi Agregat Kasar Lubang Ayakan mm Prosentase Berat butir Lewat ayakan Besar Butir Maksimum mm 40 20 40 20 10 4,8 95-100 30-70 10-35 0-5 100 95-100 25-55 0-10 Indeks Permukaan fS 0,1175-0,265 0,275-0,330 Sumber : Murdock dan Brook, Bahan dan Praktek Beton, 1991.

2.2.4. Sifat-Sifat Beton Segar

2.2.4.1. Kelecakan Workability

Kelecakan adalah sifat beton yang menentukan besar usaha dalam yang dibutuhkan untuk memadapatkannya. RF Blank et al 1976 mendefinisikan kelecakan sebagai : sekumpulan bahan yang mempunyai sifat dicampur kedalam adukan beton, kemudian ditangani, ditransportasikan dan ditempatkan dengan kehilangan homogenitas yang minim. Semuanya ini menunjukkan consistency, plasticity, cohesiveness, mobility dan fluidity sebagai elemen-elemen dari kelecakan. Sehingga suatu adukan dapat dikatakan cukup lecak jika memenuhi kriteria-kriteria tersebut. Consistency artinya adukan harus mempunyai konsistensi kekentalan yang cukup sehingga selama proses pembentukan beton tidak berubah bentuk. Plasticity adukan beton harus cukup plsatis kondisi antara cair dan padat, sehingga dapat dikerjakan dengan mudah tanpa perlu usaha tambahan ataupun terjadi perubahan bentuk pada adukan. Cohesiveness adukan beton harus mempunyai gaya-gaya kohesi yang cukup sehingga adukan, masih saling melekat, tidak terpecah menjadi unsur-unsurnya, selama proses pengerjaan beton. Mobility artinya adukan harus mempunyai commit to user 37 kaemampuan untuk bergerak berpindah tempat tanpa terjadi perubahan bentuk. Fluidity artinya adukan harus mempunyai kemampuan untuk mengalir selama proses penuangan, baik penuangan secara langsung maupun dengan menggunakan pompa pump concrete. Perbandingan bahan-bahan maupun sifat bahan-bahan secara bersama-sama mempengaruhi sifat kemudahan pengerjaan beton segar. Unsur-unsur yang mempengaruhi sifat kemudahan pengarjaan beton menurut Kardyanto Tjokrodimulyo 1996 antara lain : a. Jumlah air yang dipakai dalam campran adukan beton. Makin banyak air dipakai makin mudah beton itu dikejakan. b. Penambahan semen kedalam campuran juga mempermudah cara pengerjaan adukan betonnya, kerana pasti diikuti dengan bertambahnya air campuran untuk memperoleh nilai faktor air semen tetap. c. Gradasi campuran pasir dan kerikil. Bila campuran pasir dan kerikil mengikuti gradasi yang telah disarankan oleh peraturan maka adukan beton akan mudah dikerjakan. d. Pemakaian butir-butir agregat yang bulat mempermudah cara pengerjaan beton. e. Pemekaian butir maksimum kecil juga berpengaruh terhadap tingkat kemudahan dikerjakan. Tingkat kemudahan pengerjaan berkaitan erat dengan tingkat kelecakan keenceran adukan beton. Makin cair adukan beton makin mudah cara pengerjaannya. Untuk menjamin bahwa adukan yang dibuat cukup lecak, maka pada adukan dilakukan uji lebih dahulu sebelum dituang. Uji kelecakan dilakukan dengan : a. Uji nilai slump slump test b. Uji faktor pemadatan compacting factor test c. Waktu V-B vebe time test. commit to user 38 Uji nilai slump sudah biasa dilakukan, yaitu dengan mempergunakan kerucut Abrams, pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat bestek biasanya sudah dicantumkan besar nilai slump yang diijinkan untuk suatu bagian pekerjaan. Tetapi hal ini hanya dapat dipakai pada beton-beton yang standar, artinya kuat desaknya berkisar antara 125 kgcm 2 sampai dengan 275 kgcm 2 , dimana faktor air semen berkisar 0,5-0,6 sehingga nilai slump masih dapat terukur. Untuk beton kuat desak tinggi, dimana dipakai faktor air semen rendah sekitar 0,3-0,4 akan menunjukkan nila slump yang rendah sekali, bahkan kadang-kadang sama dengan nol. Untuk itu dipakai uji yang lain, yaitu uji faktor pemadatan dan waktu V-B. Tes slump menunjukkan nilai penurunan adukan beton yang dimasukkan kedalam suatu kerucut terpancung. Nilai slump yang lebih tinggi menunjukkan bahwa adukan beton mempunyai kekentalan yang rendah. Nilai slump yang diijinkan tergantung pada pemakaian beton tersebut balok, kolom, dinding, pelat dan lain-lainnya mempunyai nilai slump ijin yang berbeda-beda. Nilai slump ijin terutama dipengaruhi oleh derajat kesukaran dalam pelaksanaan cor adukan. Suatu bagian struktur yang mempunyai tulangan rapat, ataupun suatu dinding tipis yang tinggi disarankan menggunakan slump yang agak tinggi sehingga adukan menjadi lebih nudah mengalir untuk mengisi seluruh bagian bekisting. Tentu saja mempertinggi slump dalam arti menambah air harus diimbangi dengan menambah semen sehingga faktor air semen tetap terjaga konstan pada faktor air semen yang telah direncanakan. Komposisi perbandingan bahan campuran untuk tiap bagian struktur ini tetap harus didasarkan pada rencana adukan yang telah dicoba pada awal pekerjaan. Rencana adukan untuk suatu bagian tidak boleh dicampur aduk dengan rencana adukan untuk bagian yang lain. Faktor pemadatan menunjukkan nilai banding ratio antara berat adukan yang dipadatkan sebagian dengan berat adukan beton yang dipadatkan penuh full compacted. Nilai faktor pemadatan yang tinggi menunjukkan bahwa adukan tersebut mempunyai nilai kekentalan yang rendah adukan encer. Waktu V-B menunjukkan commit to user 39 waktu dalam detik yang dibutuhkan suatu adukan yang digetarkan ke dalam suatu silinder untuk mencapai suatu kepadatan yang penuh. Nilai waktu V-B yang rendah menunjukkan bahwa adukan tersebut mempunyai nilai kekentalan yang rendah adukan encer. Suatu petunjuk terhadap hubungan antara faktor pemadatan, waktu V-B, nilai slump, dan tingkat kelecakan diberikan dalam Tabel 2.17, ini hanya boleh dianggap sebagai suatu hubungan umum, karena jenis agregat halus dan faktor-faktor lain dapat mempunyai pengaruh yang menonjol. Tabel 2.17. Hubungan Antara Slump, Factor Pemadatan, Waktu V-B Dan Tingkat Kelecakan Beton Dari Agregat Normal Tingkat Kelecakan Nilai Slump mm Faktor Pemadatan Waktu V-B detik Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi 0-25 25-20 60-150 0,78 0,85 0,92 0,95 12-20 8-12 3-6 1-3 Sumber : Lydon. Concrete Mix Design, 1982

2.2.4.2 Pemisahan butiran Segresi