commit to user
9
Tujuan utama mempelajari sifat-sifat dari beton adalah untuk perencanaan dari campuran mix design, yaitu pemilihan dari bahan-bahan beton yang memadai , serta
menentukan kuantitas masing-masing bahan untuk menghasilkan beton yang seekonomis mungkin. Ada sejumlah metode perancangan campuran mix design,
tidak dapat dikatakan mana metode yang paling “baik”. Masing-masing mempunyai keunggulan, tergantung pada material yang dipakai dan tujuan struktur beton tersebut.
Perlu pula dikaji apakah metode dari luar negeri sesuai dengan material dan kondisi kerja di Indonesia Nugraha, 1989 : 223 dan 227.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Rancang Campur
Pada saat ini dalam bidang pembuatan bangunan banyak digunakan beton mutu tinggi, sehingga kita dituntut untuk dapat merancang perbandingan campuran lebih
tepat sesuai dengan teori perancangan proporsi campuran adukan beton. Pembuatan beton dengan perbandingan volume 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil untuk beton biasa
dan 1 semen : 1,5 pasir : 2,5 kerikil untuk beton kedap air rupanya sudah kurang memuaskan lagi karena menghasilkan kuat desak yang sangat beragam. Dalam
Konsep Pedoman Beton 1989, perbandingan volume di atas hanya boleh dilakukan untuk beton mutu kurang dari 10 MPa dan dengan slump yang tidak boleh lebih dari
100 mm. Sesuai dengan tuntutan kemajuan teknologi beton dan kebutuhan struktur beton bertulang, dewasa ini dibutuhkan suatu formula rencana adukan beton yang
lebih dapat memberi kepastian kuat desak yang dapat dicapai serta dimungkinkan memprediksi kuat desak yang akan dicapai oleh campuran tersebut. Rencana
campuran adukan beton dimaksudkan untuk mendapatakn komposisi campuran bahan-bahan beton antara air, semen, agregat halus pasir, dan agregat kasar kerikil
batu pecah sesuai dengan target kekuatan beton yang diharapkan, mudah dikerjakan dan sifat keawetan yang tinggi.
commit to user
10
Selain harus memenuhi syarat-syarat di atas, rancang campur haruslah ekonomis. Mengingat harga semen lebih mahal dari agregat, maka perencanaan campuran
mengarah kepada pemakaian semen yang sesedikit mungkin. Batas bawah kebutuhan semen sering disebut kadar semen minimum yang masih memberi keyakinan untuk
mudah dikerjakan lecak, awet dan tanpa mengorbankan kwalitas. Karena kwalitas tergantung dari faktor air semen, maka jumlah air juga harus minimum untuk
mengurangi kebutuhan semen. Dalam praktek, secara umum penerapan metode rancang campur adukan beton adalah seperti dalam Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Bagan Alir Penggunaan Metode Rancang Campur Secara Umum. Selesai
Persyaratan : f’c yang ditargetkan
FAS
Pembuatan benda uji
Pengujian benda uji Perbandingan kebutuhan bahan
air : semen : pasir : kerikil
f’c memenuhi
Tidak
Ya
commit to user
11
Dari Bagan alir di atas, terlihat bahwa pada umunya rancang campur dilakukan untuk mendapatkan suatu kuat desak beton f’c tertentu. Jika f’c yang ditargetkan tidak
memenuhi, maka dilakukan rancang campur ulang remix design. Tidak dipenuhinya f’c yang ditargetkan mugkin dikarenakan beberapa metode yang ada pada umumnya
berasal dari negara manca, sehingga bahan yang digunakan dapat berbeda dengan yang ada di Indonesia.
Metode rancang campur hanyalah memperkirakan perbandingan campuran coba, sehingga setiap hasil hitungan rancang campur harus dikontrol dengan uji coba
berupa campuran percobaan trial mix untuk memastikan hasilnya. Hal ini dikarenakan bahan-bahan dasar beton sangat variabel dan banyak dari sifat bahan
tersebut tidak dapat diukur secara benar serta faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan beton maupun kelecakan adukan beton sangat banyak yang bersifat
individual dari bahan yang dipakai. Oleh karena itu walaupun banyak teori rancang campur yang dapat dipakai, yang tampaknya akan menghasilkan sebagaimana yang
diharapkan, tetapi sebenarnya hanyalah suatu pedoman saja untuk melakukan campuran coba.
Dalam Draft Pedoman Beton 1989 pasal 4.3.3.2 dicantumkan bahwa campuran coba yang mempunyai proporsi dan konsistensi yang diperlukan untuk pekerjaan yang
diusulkan harus dibuat paling sedikit sebanyak tiga nilai faktor air semen yang berbeda atau tiga kandungan tiga kandungan semen yang berbeda. Setiap nilai faktor
air semen atau kandungan, harus dibuat minimal tiga silinder uji. Silinder-silinder uji tersebut kemudian diuji pada umur uji 28 hari atau umur uji lain yang ditetapkan
untuk memperoleh kuat desak rata-rata. Dari hasil uji silinder tersebut kemudian dibuat suatu grafik yang menunjukkan hubungan antara nilai faktor air semen atau
kandungan semen dan kuat desak silinder betonnya sehingga dapat dicari secara interpolasi nilai faktor air semen yang tepat.
commit to user
12
Desain campuran coba menurut Nawy 1991 digunakan untuk memperoleh faktor air semen atau kandungan semen minimum yang dipakai dalam mendesain campuran
terhadap kekuatan rata-rata f’cr pada umur 28 hari. Dengan cara tersebut persyaratan yang harus dipenuhi adalah :
a. Material yang dipakai dan umur tes harus sama antara campuran percobaan dan beton yang dipakai pada struktur.
b. Paling sedikit tiga macam faktor air semen atau tiga macam kandungan semen harus dicoba pada desain campuran. Campuran percobaan ini harus mempunyai
kekuatan paling sedikit sama dengan f’cr. Tiga silinder harus dites untuk setiap faktor air semen atau setiap percobaan kandungan semen.
c. Nilai slump harus sebesar ± 0,75 inchi dari batas yang diijinkan. d. Harus dibuat plot antara kekuatan desak pada umur yang direncanakan versus
kandungan semen atau factor air semen. Dari plot ini dapat dipilih faktor air semen atau kandungan semen yang mehasilkan kekuatan rata-rata f’cr yang diperlukan.
2.2.2. Perhitungan Rancang Campur Beton