commit to user
44
d. Kehancuran mekanis.
2.2.6. Perawatan Beton
Jika dibiarkan campuran beton segar akan mengalami pengikatan dan pengerasan. Proses pengikatan dan pengerasan campuran terjadi karena reaksi kimia antara semen
dengan air atau hidrasi. Hidrasi dapat berlangsung dalam waktu yang panjang, sehingga campuran beton selalu bertambah keras sesuai dengan umurnya. Hidrasi
antara semen dan air ditentukan oleh jumlah air yang tertahan atau jenuh selama pengerasan, Jumlah air yang tertahan harus memberikan jaminan tentang selalu
adanya air dalam campuran beton untuk memungkinkan kelanjutan hidrasi antara semen dengan air.
Jaminan dirasakan perlu mengingat penguapan air pada campuran beton selama pengikatan dan pengerasan akan selalu terjadi. Penguapan air pada campuran beton
yang prematur akan menyebabkan kehilangan air yang cukup berarti. Hal ini akan menyebabkan terhentinya reaksi hidrasi sehingga peningkatan kekuatan beton akan
terhenti pula. Kehilangan air dapat menyebabkan hidarsi yang terlalu cepat sehingga terjadi penyusutan kering, pada beton yang sudah mengeras, gejalanya berupa susut-
susut permukaan beton yang menyebabkan retak-retak. Penguapan prematur air pada campuran beton dapat dicegah dengan memberikan
perawatan curing sesudah pencampuran dan pengecoran. Perawatan beton merupakan usaha untuk membuat jumlah air dalam campuran beton terjaga selama
masa pengikatan dan pengerasan beton. Prinsip perawatan beton adalah mempertahankan beton supaya terus-menerus kedap air atau tetap basah selama
beberapa hari setelah percampuran dan pengecoran atau pada beton umur muda, sehingga diharapkan jumlah air yang tertahan masih tersedia untuk dipakai
melanjutkan reaksi hidrasi kimia antara semen dengan air.
commit to user
45
Menurut Paulus Nugroho 1989, perawatan yang umum digunakan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
a. Cara terus memberi air perendaman, dilakukan dengan merendam beton untuk menjaga kejenuhan dan suhu air dalam beton.
b. Cara mencegah hilangnya air dalam permukaan pelembaban, dilakukan dengan memasang lapisan goni jenuh air pada permukaan beton sehingga penguapan air
dalam beton dapat dicegah. c. Cara mempercepat dicapainya kekuatan dengan memberi panas penguapan,
dilakukan dalam ruang tertutup dengan suhu tertentu. Kemudian dipasang lapisan penutup pada permukaan beton supaya panas dan kelembaban tidak hilang.
Umur perawatan tergantung pada jenis semen dan cuaca. Umur perawatan biasanya dilakukan berdasarkan interval waktu tertentu setelah pengecoran. Waktu beton kurus
lean yang mengandung semen pozzolan untuk bangunan air seperti bendungan umur perawatan bisa tiga minggu. Sebaliknya untuk beton kaya rich yang
mengandung semen tipe I, II, III hanya tiga hari umur perawatanya. Karena perawatan memperbaiki mutu beton, secara umum semakin lama umur perawatan
semakin baik kualitas beton.
commit to user
BAB 3
METODE PENELITIAN
Dikerjakan Oleh : YUDDHY SETYANTO
I 8707062 JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2010
commit to user 45
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Bahan Dan Konstruksi Teknik Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta, pada tanggal 1 November 2010
sampai selesai.
3.2. Metodelogi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode perbandingan comparative dengan mengadakan percobaan uji laboratorium untuk mendapatkan
suatu hasil yang memberikan gambaran tentang sifat-sifat agregat dan kuat desak beton. Kemudian membandingkan untuk dipilih metode yang lebih memberikan
keuntungan dari segi kemudahan pengerjaan dan nilai ekonomis beton dengan memperlakukan batasan-batasan yang sama pada setiap metode rancang campur
tersebut. Sebagai variabel bebas adalah metode rancang campur dan kuat desak beton, sedangkan variabel tak bebas adalah nilai ekonomisnya.
3.3. Tahapan Penelitian
Dalam usaha mendapatkan hasil dari tujuan penelitian maka penelitian itu dilaksanakan dengan mengadakan pengujian di laboratorium terhadap sampel uji.
Adapun tahap-tahap penelitian sebagai berikut : a.
Tahap I Persiapan bahan dan peralatan untuk pengujian bahan dasar beton agregat.
b. Tahap II
Tahap pengujian bahan dasar beton yaitu agregat halus dan agregat kasar.