commit to user
32
Kekuatan yang dipakai oleh semen biasanya melebihi peryaratan. Menurut L.J. Murdock 1991, untuk keamanan dari semen portland biasanya, kekuatan pada umur
28 hari diambil sebesar 35 N mm
2
.
2.2.3.3. Agreagat
Agregat merupakan komponen beton yang paling berperan dalam menentukan besarnya volume dari beton. Pada beton biasanya terdapat sekitar 60-80 volume
agregat. Agregat ini harus bergradasi sedemikian rupa sehingga seluruh massa beton dapat berfungsi sebagai benda utuh, homogen dan rapat, dimana agregat yang
berukuran kecil berfungsi sebagai pengisi celah yang ada diantara agregat yang berukuran besar. Menurut Kardiyono Tjokodimuljo 1996, maksud dan tujuan
penggunaan agregat dalam beton adalah : a. Menghemat kebutuhan semen.
b. Apabila digunakan gradasi dan campuran baik akan diperoleh beton padat. c. Sifat mudah dikerjakan workability dapat diperiksa pada penggunaan agregat
yang bergradasi baik.
Sifat-sifat yang penting dari suatu agregat adalah kekuatan hancur dan ketahanannya terhadap benturan, yang dapat mempengaruhi ikatannya dengan pasta semen,
kemudian porositas dan karakteristik penyerapan air yang mempengaruhi daya tahan terhadap perubahan musim dan ketahanan agresi kimiawi serta ketahanan terhadap
penyusutan. Berdasarkan ukuran butirannya, agregat dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu agregat halus pasir dan agregat kasar kerikil dan batu pecah.
a. Agregat halus
Agregat halus didefinisikan sebagai butiran yang lebih kecil dari 5 mm atau menurut ASTM yang lolos saringan nomor 4 atau lebih dari 0,15 mm. Agregat halus untuk
beton dapat berupa pasir alami dari batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan
commit to user
33
dari alat-alat pemecah batu. Agregat halus yang lazim digunakan di Indonesia adalah pasir alami.
Dalam pemilihan agregat halus harus benar-benar memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Karena pasir sangat menentukan dalam hal kemudahan pengerjaan,
kekuatan dan tingkat keawetan dari beton yang dihasilkan. Oleh karena itu mutu pasir harus benar-benar dikendalikan agar dihasilkan beton yang lebih seragam.
Menurut PBI 1971 Bab 3.3. agregat halus untuk berbagai mutu beton harus memenuhi satu, beberapa, atau semua hal sebagai berikut :
1 Agregat halus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
2 Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 ditentukan terhadap berat kering. Yang diartikan sebagai lumpur adalah bagian-bagian yang dapat
melalui ayakan 0,063 mm. Bila agregat halus mengandung lumpur lebih dari 5 maka harus dicuci.
3 Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams-harder dengan larutan
NaOH. Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan ini dapat juga dipakai asal kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari
95 dari kekuatan adukan agregat yang sama tetapi dicuci dalam larutan 3 NaOH yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air, pada umur yag sama.
4 Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya. 5 Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton,
kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan yang dipakai. Menurut peraturan di Inggris British Standard yang juga dipakai di Indonesia saat
ini SK.SNI.T-15-1990-03, kekasaran pasir dapat dibagi menjadi empat kelompok menurut gradasinya, yaitu pasir halus, agak halus, agak kasar dan kasar sebagaimana
tampak pada Tabel 2.15.
commit to user
34
Tabel 2.15. Batas Gradasi Agregat Halus.
Lubang Ayakan mm
Proses Berat Butir yang Lewat Ayakan Daerah 1
Daerah 2 Daerah 3
Daerah 4
10 4,8
2,4 1,2
0,6 0,3
1,15 100
90 -1 00 60 - 95
30 - 70 15 - 34
5 - 20 0 - 10
100 90 - 100
75 - 100 55 - 90
35 - 59 8 - 30
0 - 10 100
90 - 100 85 - 100
75 - 100
60 - 79 12 - 40
0 - 10 100
95 - 100 95 - 100
90 - 100 80 - 100
15 - 50 0 -15
Indek Permukaan fS 0,93-1,055
1,059-1,090 1,045-1,090
1,040-1,145 Keterangan :
Daerah 2 = pasir agak kasar Daerah 1 = pasir kasar
Daerah 3 = pasir agak halus Daerah 4 = pasir halus
Sumber : Murdock dan Brook, Bahan dan Praktek Beton, 1991.
b. Agregat kasar