commit to user 56
f Mengeringkan permukaan batu pecah keadaan SSD dengan kain lap dan ditimbang beratnya.
g Menimbang berat container dalam air. h Mencatat hasil penimbangan.
i Menganalisis hasil percobaan dengan rumus-rumus Persamaan : Bulk specifik grafity =
ି
3.11
Bulk specifik grafity SSD =
ି
3.12
Appearent specifik grafity =
ି
3.13
Absorbtion =
ି
x 100 3.14
Keterangan : A = Berat batu pecah kering oven B = Berat batu pecah dalam keadaan SSD
C = Berat batu pecah dalam air
d. Pengujian gradasi agregat kasar
1 Tujuan
Untuk mengetahui variasi diameter agregat kasar dan modulus kehalusannya. 2
Alat dan bahan a Satu set saringan dengan variasi diameter lubang 38 mm ; 19 mm ; 9,5
mm ; 4,75 mm ; 2,36 mm ; 1,18 mm ; 0,6 mm ; 0,3 mm ; 0,15 mm dan PAN.
b Sikat c Kuas
d Neraca e Mesin penggetar
f Batu pecah 3
Pelaksanaan pengujian a Menyiapkan batu pecah ± 3000 gram.
commit to user 57
b Memasang saringan sesuai dengan urutan besar diameter lubang dan yang terbawah adalah PAN.
c Meemasukkan batu pecah ke dalam saringan teratas kemudian tutup rapat- rapat.
d Pasang saringan pada mesin penggetar lalu getarkan selama 5 menit. e Menimbang batu pecah yang tertinggal pada tiap-tiap ayakan
f Menganalisis modulus kehalusan dengan Persamaan 3.15. Modulus kehalusan kerikil =
ି ଵ
3.15 Keterangan :
a = Jumlah prosentase berat batu pecah yang tertinggal kumulatif. b = Jumlah prosentase berat batu pecah yang tertinggal.
e. Pengujian keausan agregat kasar
Agregat kasar harus tahan terhadap daya aus, disyaratkan kehilangan bagian karena gesekan lebih kecil dari 27 berdasarkan pengujian dengan bejana Los Angelos.
1 Tujuan pengujian
Untuk mengetahui daya tahan agregat kasar terhadap gesekan. 2
Alat dan bahan a Bejana Los Angelos dan bola-bola baja
b Saringan dan neraca c Batu pecah
3 Pelaksanaan pengujian
a Menyiapkan agregat kasar dengan diameter dan berat berdasarkan pada tabel susunan butir contoh yang telah diuji, jumlah bola-bola yang dipakai
dan jumlah putaran mesin tiap pengujian. b Mencuci batu pecah lalu dioven dengan suhu kurang lebih 100
o
C selama 24 jam kemudian ditimbang a.
c Memasukkan benda uji ke dalam bejana Los Angelos bersama bola gesek baja 11 butir, bejana ditutup dan diputar dengan kecepatan putaran
permenit, putaran sebanyak 500 putaran. d Mengayak benda uji dengan saringan diameter 2,00 mm.
commit to user 58
e Menahan benda uji yang tertahan saringan 2,00 mm dengan ketelitian mencapai gram b
f Menganalisis prosentase berat sampai yang hilang dengan Persamaan 3.16.
Prosentase berat sampel yang hilang =
ି
x 100 3.16
3.3.3. Produksi Beton dari Hasil Rancang Campur
3.3.3.1. Pembuatan campuran beton
a. Tujuan
Membuat campuran beton berdasarkan analisis dari rancang campur yang telah dibuat sebelumnya.
b. Peralatan
1 Timbangan 100 kg
2 Takaran air
3 Ember dan cetok
4 Molen
c. Bahan
1 Air
2 Semen portland tipe I
3 Pasir
4 Batu pecah
d. Prosedur pelaksanaan
1 Menyiapkan semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan
2 Molen diisi air secukupnya tapi hanya sekedar membasahi molen
tersebut 3
Memasukkan semua batu pecah dan ¾ bagian air 4
Setelah semua permukaan batu pecah terbasahi air dengan rata, kemudian memasukkan semen dan disusul dengan pasir
5 Memasukkan sisa air, aduk hingga homogen seketar 3-5 menit,
campuran tersebut dapat dikeluarkan dari molen
commit to user 59
3.3.3.2. Pengukuran slump
a. Tujuan
Menentukan besarnya slump pada campuran beton segar. b.
Peralatan 1
Cetakan kerucut terpancung diameter atas 100 mm, diameter bawah 200 mm dan tinggi 300 mm.
2 Perojok baja diameter 16 mm dan panjang 600 mm
3 Pelat alas 600 x 600 mm
4 Mistar ukur
c. Bahan
Beton dalam kondisi segar d.
Prosedur pelaksanaan 1
Cetakan slump ini harus dipegang secara mantap oleh operator 2
Adonan beton segar dimasukkan dalam alat pengukur slump di atas alat pelat yang telah dibasahi terlebih dahulu, dalam tiga bagian dengan
masing-masing kedalaman 67 mm, dan kedalaman 155 mm 3
Setiap bagian dirojok masing-masing 25 kali dengan alat perojok. Perojokkan harus dilakukan secara merata disetiap luasan permukaan.
4 Rojokkan pada lapisan kedua haeus sampai pada kedalaman lapisan
pertama paling atas, demikian juga lapisan ketiga. 5
Setelah penuh permukaannya diratakan 6
Secara perlhan alat pengukur slump diangkat dalam vertikal dengan tinggi 300 mm dengan angkatan yang mantap tanpa adanya goyangan.
7 Segera ukur penuruna yang terjadi dengan meletakkan alat pengukur
slump dis sebelah adonan beton tersebut sebagai acuan pengukuran tinggi slump.
8 Pengukuran besarnya slump yang terjadi dihitung dari atas ke bawah
sampi ke pusat dari lapisan atas adonan beton tersebut.
commit to user 60
3.3.3.3. Pembuatan benda uji
a. Tujuan
Mencetak adonan beton pada cetakan silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm dan kubus ukuran 150 x 150 x 150 mm.
b. Peralatan
1 Cetakan silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm dan kubus ukuran 150
x 150 x 150 mm. 2
Perojok baja diameter 16 mm dan panjang 600 mm 3
Cetok c.
Bahan Beton segar
d. Prosedur pelaksanaan
1 Adonan beton dimasukkan dalam cetakan cetakan silinder atai kubus
pada tempat yang rata, dindingnya dibasahi dulu dengan pelumas agar mempermudah mengeluarkan benda uji dari cetakan.
2 Alat cetakan harus dipegang dengan mantap oleh operator.
3 Adonan segar ini dimasukkan dalam alat pencetak benda uji dalam tiga
bagian yang tingginya masing-masing sama. 4
Setiap lapisan dirojok masing-masing 25 kali dengan alat perojok. Perojokan dilakukan dengan merata di setiap luasan permukaan, dan
dilakukan dengan tepat vertikal. 5
Rojokkan pada lapisan kedua harus sampai pada lapisan pertama paling atas, demikian pula lapisan ketiga.
6 Setelah penuh permukaanya diratakan.
3.3.4. Perawatan Benda Uji
a. Tujuan
Perawatan benda uji setelah dikeluarkan dari cetakan sampai hari pengetesan bertujuan untuk mencegah penguapan air secara berlebihan selama proses
hidrasi semen. b.
Peralatan dan bahan 1 Karung goni
commit to user 61
2 Air tawar 3 Benda uji
c. Prosedur pelaksanaan
1 Benda uji harus segera dirawat setelah 24 jam dari percetakan
2 Menyelimuti benda uji dengan karung goni yang telah dibasahi air tawar
sampai hari pengetesan
3.3.5. Pengujian Kuat Desak Beton
a. Tujuan
Untuk mengetahui keuat desak hancur dari silinder yang mewakili spesimen rancang campur beton.
b. Peralatan dan bahan
1 Universal Testing Machine UTM 2 Benda uji
c. Prosedur pelaksanaan
1 Membersihkan benda uji dan tempat untuk meletakkan benda uji pada alat test
2 Benda uji dipasang pada permukaan pertengahan konsentris benda uji dari alat test.
3 Mesin dihidupkan, pendesak dimulai, terlihat jarim penunjuk pada dial bergerak sesuai dengan besarnya pembebanan.
4 Lihat dan catat pembacaan kemampuan hancur dari benda uji.
Untuk mendapatkan besarnya kuat hancur dari benda uji tersebut dilakukan perhitungan dengan Persamaan 3.17.
f’ci =
ୡ
3.17 Keterangan : f’ci
= kuat desak beton salah satu benda uji Nmm
2
P = beton desak maksimum N
Ac = luas permukaan benda uji terdesak mm
2
commit to user 62
3.4. Sumber Data
Data yang diperoleh dengan cara pengujian dan pengukuran primer adalah sifat- sifat agregat gradasi, kadar air, kadar lumpur, modulus halus, berat jenis dan lain-
lain, nilai slump dan kuat desak beton. Sedangkan data yang bukan hasil pengamatan langsunh atau yang diperoleh dari pihak ketiga sekunder adalah data
harga bahan bangunan dari DPU Kodia Surakarta dan data-data lain dari buku referensi.
3.5 Teknik Analisis Data
Data primer dan data sekunder dikumpulkan untuk kemudian dipilih data yang diperlukan serta diolah dan dianalisa dengan menggunakan analisa statistik dari
hasil pengujian nilai slump dan kuat desak beton. Untuk nilai ekonomis dilakukan dengan analisa harga satuan berdasarkan harga bahan bangunan di Kodia
Surakarta. Dari hasil analisis tersebut kemudian dibandingkan akibat penggunaan beda metode rancang campur sehingga dapat diketahui metode yang lebih memberi
keuntungan apabila ditinjau dari segi kekuatan dan nilai ekonomis. Dengan melakukan penganalisaan data diharapkan menghasilkan kesimpulan yang
validitasnya dapat dipertannggungjawabkan.
commit to user
BAB 4
DATA UJI, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dikerjakan Oleh : YUDDHY SETYANTO
I 8707062 JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2010
commit to user 63
BAB IV DATA UJI, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Uji Laboratorium
Sebelum agregat dibuat rancang campur terlebih dahulu agregat harus diuji kemudian dianalisis apakah agregat tersebut memenuhi syarat atau tidak untuk
dibuat beton dan data tersebut yang nantinya akan digunkan untuk perhitungan rancang campur beton. Hasil uji laboratorium dalam penelitian ini adalah uji
agregat, uji slump, dan uji kuat desak.
4.1.1 Agregat
a. Agregat halus
1 Kadar organik
Perubahan warna yang terjadi pada larutan NaOH 3 yang digunakan untuk merendam pasir selama 24 jam adalah kuning muda.
2 Kadar lumpur
a Air pembilas bersih pada cucian ke tujuh b Berat mula-mula A
= 100 gram
c Berat setelah dicuci B = 96
gram 3
Kadar air a Berat pasir mula-mula A
= 500 gram
b Berat kering oven B = 468,35
gram 4
Berat isi Lepas kondisi lapangan
a Berat silinder = 10380
gram b Berat silinder + pasir
= 17850 gram
c Berat pasir = 7470
gram d Volume silinder
= 5301,473 cm
3
Pada kondisi kering oven a Berat silinder
= 10500 gram