Hasil Perhitungan Rancang Campur

commit to user 85 Semen : 455,555 x 1.242 = Rp 565.799,31 Pasir : 0,4323 x 138.000 = Rp 59.657,40 Batu pecah : 0,8217 x 184.000 = Rp 151.192,80 Jumlah Rp 776.649,51 2 Metode ACI Semen : 447,826 x 1.242 = Rp 556.242,12 Pasir : 0,5549 x 138.000 = Rp 76.576,20 Batu pecah : 0,6973 x 184.000 = Rp 128.303,20 Jumlah Rp 761.121,52

4.3. Pembahasan

4.3.1. Hasil Perhitungan Rancang Campur

Walaupun mempunyai target nilai kelecekan dan kuat desak yang sama, dengan adanya perbedaan anggapan, rumus-rumus, tabel-tabel dan grafik-grafik yang digunakan untuk menentukan perbandingan bahan susun beton, mengakibatkan perbandingan bahan susun yang dihasilkan setiap metode rancang campur menunjukkan perbedaan Tabel 4.7. Secara umum perbedaan masing-masing metode rancang campur untuk menentukan perbandingan bahan sususn beton dapat dilihat pada Tabel 4.18. Tabel 4.18. Perbandingan Masing-Masing Metode Rancang Campur Untuk Menentukan Perbandingan Bahan Susun. No Uraian Perbedaan penyelesaian SK SNI ACI 1 2 Penentuan kebutuhan air bebas Penentuan proporsi agregat halus dan kasar Tabel 3.7 Daerah gradasi Tabel 3.11 Modulus halus butir commit to user 86 Penentuan kebutuhan air bebas campuran beton untuk metode SK SNI.T-15-1990- 03 didasarkan atas ukuran maksimum agregat, nilai slum dan jenis agregat. Jenis agregat ini yang menjadi perbedaan dengan metode ACI, dimana metode ACI beranggapan bahwa semua agregat yang digunakan untuk bahan campuran beton harus mempunyai bentuk permukaan yang baik, buti-butirnya tajam, bersudut dan mempunyai luas permukaan yang besar sehingga membutuhkan lebih banyak air untuk menyelimuti permukaannya. Untuk keperluan kebutuhan air ini metode SK SNI.T-15-1990-03 membagi jenis agregat menjadi dua, yaitu agregat pecah dan agregat bukan pecah berbutir bulat dan halus, untuk agregat bukan pecah dengan tekstur permukaan yang licin membutuhkan air yang lebih sedikit dari pada agregat pecah yang tekstur permukaannya kasar. Untuk menentukan prosentase agregat halus dan kasar, metode SK SNI.T-15- 1990-03 menggunakan daerah gradasi, agregat halus dibagi menjadi empat kelompok menurut gradasinya yaitu pasir kasar Daerah 1, pasir agak kasar Daerah 2, pasir agak halus Daerah 3, dan pasir halus Daerah 4. Dengan daerah ini dapat dilihat distribusu ukuran butir agregat. selain itu juga dipengaruhi oleh faktor air semen dan ukuran agregat maksimum. semakin besar ukuran agregat maksimum yang digunakan, maka prosentase agregat halus semakin kecil, karena agregat halus ini bersama pasta semen berfungsi sebagai pelumas yang menyelimuti agregat kasar. Metode ACI dalam menentukan agregat halus dan kasar menggunakan modulus halus butir yaitu suatu indek yang dipakai untuk menjadi ukuran kekasaran dan kehalusan butir-butir agregat. Makin besar nilai modulus halus, menunjukkan bahwa butir-butir agregatnya dan prosentase agregat halus dalam campuran semakin besar. selain itu juga dipengaruhi oleh ukuran maksimum agregat. semakin besar ukuran maksimum agregat, maka semakin kecil prosentase agregat halus dalam campuran. ACI menggunkannya karena dalam praktek untuk mudahnya gradasi dapat dinyatakan dalam suatu angka moulus kehalusan yang secara kasar menggambarkan rata-rata ukuran butir agregat. Ini dipakai commit to user 87 dilapangan untuk mengukur kehomogenan suatu bagian agregat terhadap keseluruhan Nugraha, 1989

4.3.2. Kelecakan