53
barang. Kemudian diberikan nomor inventaris oleh bagian koleksi. Lalu, buku tersebut diberikan nomor kelas, dikatalog, diberi label, disampul,
ditempel lembar perhatian, ditempel slip pengembalian. Setelah itu, data buku di entri ke dalam sistem dan diberi nomor barcode.”
Berdasarkan pernyataan informan di atas, dapat dijelaskan bahwa langkah- langkah yang dilakukan dalam pengolahan bahan pustaka di Perpustakaan Umum
Kota Medan dimulai pengecekan bahan pustaka yang diterima, kemudian setelah bahan pustaka yang diterima sesuai dengan pesanan, bahan pustaka tersebut diberi
nomor registrasi dan nomor inventaris. Setelah itu barulah bahan pustaka mulai diolah dengan memberikan nomor kelas, dilabel, disampul, ditempel lembar
perhatian dan slip pengembalian. Setelah semua selesai barulah bahan pustaka di entri di dalam sistem dan diberi nomor barcode.
Dalam melakukan pengatalogan tentunya perpustakaan mempunyai pedoman dalam mengklasifilasi bahan pustaka. Hal ini dapat dilihat dari kutipan
wawancara berikut: “iya Fahma. Perpustakaan menggunakan pedoman dalam mengkatalog
bahan pustaka.”
“Untuk sistem katalogisasi menggunakan DDC 23 Dewey Decimal Classification dan deskripsi bibliografinya menggunakan ACCR Anglo
American Cataloguing Rules.”
Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan pengolahan bahan pustaka Perpustakaan Umum Kota Medan
menggunakan suatu pedoman. Adapun pedoman yang digunakan dalam pengatalogan adalah DDC 23 Dewey Decimal Classification dan untuk deskripsi
bibliografinya menggunakan ACCR Anglo American Cataloguing Rules.
b. Hambatan atau Kendala Sistem Pengatalogan
Untuk mengetahui apakah sistem pengatalogan ini terdapat hambatan atau kendala dalam menjalankannya, kita lihat kutipan wawancara berikut:
54
“Tidak ada kekurangan Fahma.”
Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa pada Perpustakaan Umum Kota Medan tidak mengalami hambatan atau kendala dalam
proses pengatalogan.
c. Solusi Pengembangan Sistem Pengatalogan
Jika tidak ada kekurangan dan kendala atau hambaran dalam menjalankan sistem aplikasi, tentunya tidak dibutuhkannya solusi dalam permasalahan tersebut.
Hal ini dapat kita lihat dari kutipan wawancara berikut: “tidak ada solusi Fahma. Karena sistem pengatalogan sudah berjalan
dengan baik.” Berdasarkan pernyataan informan di atas, dapat disimpulkan bahwa bagian
pengatalogan bahan pustaka Perpustakaan Umum Kota Medan belum membutuhkan solusi dalam menjalankan aplikasi sistem pengatalogan, karena
sejauh ini sistem pengatalogan masih berjalan dengan baik.
Gambar 4.3 Fitur Sistem Pengatalogan Aplikasi SIPUS
55
4.3.4 Pengawasan Sirkulasi
Fitur selanjutnya adalah fitur pengawasan sirkulasi. Pengawasan sirkulasi ini meliputi kegiatan peminjaman, pengembalian bahan pustaka di Perpustakaan.
a. Fitur Sistem Pengawasan Sirkulasi
Untuk mengetahui apakah fitur sistem pengawasan sirkulasi sudah berjalan dengan baik atau belum, dapat dilihat dari pernyataan informan I
4
berikut: “Ya, Sistem sirkulasi ini sudah berjalan dengan baik. Namun, terkadang
saat pengguna mengembalikan buku yang dipinjam, pegawai akan mengecek terlebih dahulu pada sistem buku yang akan pengguna
dikembalikan. Dari beberapa buku yang akan dikembalikan ada salah satu buku yang belum dikembalikan oleh pengguna. Pengguna
mengatakan sudah mengembalikan buku tersebut pada sore hari. Setelah di cek kembali buku yang sudah dikembalikan terlebih dahulu
sudah ada di rak dan datanya belum dihapus di dalam sistem oleh pegawai yang bertugas pada sore hari. Hal ini disebabkan karena
adanya pergantian jam kerja dan yang menggunakan sistem sirkulasi pada sore hari bukan pegawai bagian layanan tetapi pegawai bagian
lain.”
Berdasarkan pernyataan informan di atas, sistem pengawasan sirkulasi pada Perpustakaan Umum Kota Medan sudah berjalan dengan baik, walau
terkadang masih ada terjadi kesalahan dalam proses pengembalian bahan pustaka. Dalam proses peminjaman dan pengembalian tentunya memiliki langkah-langkah
tertentu. Hal ini dapat dilihat dari kutipan wawancara berikut:
“Langkah-langkah proses peminjaman pada sistem, yaitu pilih fitur sirkulasi, kemudian pilih fitur peminjaman. Lalu, pada identitas anggota
masukkan nomor atau nama anggota kemudian lakukan pencarian. Setelah itu akan muncul identitas anggota yang akan meminjam buku.
Kemudian scan barcode buku. Selanjutnya, klik tipe buku yang akan dipinjam dan klik peminjam. Maka proses peminjaman selesai dan buku
dapat diberikan kepada pengguna.
Langkah-langkah proses pengembalian pada sistem, yaitu pilih fitur sirkulasi, kemudian pilih fitur
pengembalian. Lalu, pada identitas anggota masukkan nomor atau nama anggota. Setelah identitas anggota muncul klik tipe buku yang akan
dikembalikan. Selanjutnya, klik pengembalian.
Maka proses pengembalian selesai.”
56
Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pengawasan sirkulasi pada Perpustakaan Umum Kota Medan yaitu pertama-tama
masukkan salah satu identitas anggota pada fitur peminjaman atau pengembalian, sehingga akan muncul tampilan identitas lengkap anggota, kemudian scan barcode
bahan pustaka yang akan dipinjam atau dikembalikan lalu klik tipe buku dan klik jenis peminjaman atau pengembalian. Maka proses sirkulasi selesai.
b. Hambatan atau Kendala Sistem Pengawasan Sirkulasi