Hambatan atau Kendala Sistem Pengawasan Sirkulasi Fitur Sistem Keanggotaan

56 Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pengawasan sirkulasi pada Perpustakaan Umum Kota Medan yaitu pertama-tama masukkan salah satu identitas anggota pada fitur peminjaman atau pengembalian, sehingga akan muncul tampilan identitas lengkap anggota, kemudian scan barcode bahan pustaka yang akan dipinjam atau dikembalikan lalu klik tipe buku dan klik jenis peminjaman atau pengembalian. Maka proses sirkulasi selesai.

b. Hambatan atau Kendala Sistem Pengawasan Sirkulasi

Untuk mengetahui apakah sistem sirkulasi pada aplikasi SIPUS mengalami hambatan atau kendala, dapat dilihat dari hasil kutipan wawancara dengan informan I 4 berikut: “Tidak ada Fahma. Namun, kendala itu terjadi pada pegawai yang bukan bagian layanan. Hal ini disebabkan karena adanya pergantian jam kerja dan yang menggunakan sistem sirkulasi pada sore hari bukan pegawai bagian layanan tetapi pegawai bagian lain.” Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem sirkulasi aplikasi SIPUS pada Perpustakaan Umum Kota Medan tidak mengalami kendala atau hambatan. Akan tetapi, kendala itu terjadi pada petugas di bagian sirkulasi. Dimana adanya pergantian jam tugas sehingga sering terjadi kesalahan dalam data pengembalian. Untuk kekurangan dari aplikasi SIPUS tersebut dalam proses sirkulasi tersebut, dapat dilihat dari pernyataan informan I 4 berikut: “Ada. Yaitu dibagian koleksi referensi. Setahu saya koleksi referensi hanya bisa dibaca di Perpustakaan tetapi di Perpustakaan Umum Kota Medan dapat dipinjamkan. Hal ini dikarenakan sistem tidak ada pemberitahuan penolakan bahwa koleksi referensi tersebut tidak dapat dipinjamkan.” Berdasarkan pernyataan informan di atas, disimpulkan bahwa sistem pengawasan sirkulasi Perpustakaan umum Kota Medan memiliki kekurangan yaitu pada sistem tidak ada pemberitahuan penolakan bahwa koleksi referensi tidak dapat dipinjamkan. Untuk kekurangan sistem sirkulasi lainnya biasanya biasanya terjadi apabila tidak adanya arus listrik atau mati lampu karena otomatis sistem tidak dapat berjalan. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan I 4 berikut: 57 “Menurut saya kekurangan lainnya pada saat mati lampu sistem tidak dapat digunakan.”

c. Solusi Pengembangan Sistem Pengawasan Sirkulasi

Dengan adanya permasalahan pada petugas sirkulasi yang bertugas, maka perlunya solusi untuk menyelesaikannya. Penyelesaian yang diharapkan disampaikan informan I 4 dalam hasil wawancara berikut: “Menurut saya pengembangan sistem sirkulasinya sudah bagus. Tetapi yang perlu di evaluasi adalah pegawai yang memakai sistem sirkulasi pada sore hari yaitu pegawai yang bukan bagian layanan melainkan pegawai bagian lain. Perlu dilakukannya evaluasi agar tidak terjadi kesalahan pada saat pengembalian buku yang datanya tidak dihapus di dalam sistem. Karena apabila terjadi kesalahan maka pegawai bagian layanan sirkulasi yang akan bertanggung jawab.” Berdasarkan kutipan wawancara di atas, bagian pengawasan sirkulasi berharap evaluasi terhadap petugas yang menggunakan sistem sirkulasi, agar tidak lagi terjadi kesalahan pada proses pengembalian. Diharapkan petugas yang bertugas dibagian sirkulasi berasal dari bagian sirkulasi itu sendiri. Selain solusi pada permasalahan di atas, seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa sistem sirkulasi pada aplikasi SIPUS juga memiliki kekurangan. Dengan adanya kekurangan tentunya harus ada solusi untuk mengatasi kekurangan tersebut. Hal ini terlihat pada kutipan wawancara berikut: “Menurut saya, solusinya dibagian koleksi referensi seperti yang saya jelaskan tadi. Sebaiknya sistem ada pemberitahuan kalau koleksi referensi tidak dapat dipinjam oleh pengguna.” Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa Perpustakaan Umum Kota Medan mengharapkan solusi terhadap kekurangan aplikai SIPUS pada sistem sirkulasi dengan adanya pemberitahuan pada sistem tentang koleksi referensi yang tidak boleh dipinjamkan. 58 Gambar 4.4 Form Peminjaman dan Pengembalian Gambar 4.5 Form Denda 59

4.3.5 Keanggotaan

Fitur keanggotaan ini digunakan oleh pustakawan dalam mengelola data- data keanggotaan perpustakaan yang meliputi aktifasi anggota baru, registrasi dan bebas pinjam. Untuk mengetahui hasil penelitian tentang fitur keanggotaan ini dapat dilihat dari hal-hal berikut:

a. Fitur Sistem Keanggotaan

Untuk mengetahui apakah sistem kenggotaan pada aplikasi SIPUS sudah berjalan dengan baik atau belum, dapat dilihat dari kutipan wawancara dengan informan I 5 berikut: “sudah Fahma, sistem keanggotaan sudah berjalan dengan baik.” Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem kenggotaan pada Perpustakaan Umum Kota Medan sudah berjalan dengan baik. Sistem yang berjalan dengan baik dapat dilihat dari proses yang dilalui, seperti yang disebutkan dalam kutipan wawancara berikut: “Proses untuk menambah anggota di dalam sistem, yaitu pertama pilih fitur Anggota. Kemudian pilih “tambah” anggota. Lalu, isi form anggota, yaitu nomor anggota sudah ada secara otomatis di dalam sistem, nama anggota, nomor identitas KTP, KTM, Kartu Pelajar, nama kategori Pelajar, dosen, pegawai, guru, pensiunan, konsultan, Pegawai Negeri Sipil, mahasiswa D3S1, mahasiswa S2S3, karyawan swasta, staf IT, BUMN, wiraswasta, dan lain-lain, nomor telepon, e- mail, tanggal daftar dan tanggal expire masa berlaku kartu sudah habis. Setelah itu, pilih capture gambar untuk memfoto anggota baru untuk dijadikan foto pada kartu anggota. Kemudian simpan dan pilih cetak kartu.” Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa proses yang dilakukan dalam penambahan anggota baru pada perpustakaan Umum Kota Medan dimulai dengan membuka fitur keanggotaan pada aplikasi, kemudian pilih “tambah” anggota. Sehingga muncul form data-data anggota yang dibutuhkan. Petugas perpustakaan akan mengisi form tersebut sesuai dengan identitas calon anggota. Setelah form lengkap diisi kemudian simpan data dan cetak kartu anggota. 60

b. Hambatan atau Kendala Sistem Keanggotaan