62
pustaka terbitan berkala disebabkan karena pengelolaan bahan pustaka terbitan berkala ini masih dilakukan secara manual. Adapun proses yang dilakukan seperti
yang disebutkan dalam kutipan wawancara dengan informan I
6
berikut: “Langkah-langkahnya sama seperti dengan mengolah data buku.
Perbedaannya adalah data majalah dan jurnal tidak di input ke dalam sistem dan tidak ada nomor barcode. Yaitu, buku yang akan diolah
sudah ada di Perpustakaan. Kemudian buku tersebut diperiksa oleh pemeriksa barang. Setelah buku sesuai, buku diserahkan kepada
penyimpan barang. Selanjutnya buku diberikan nomor register oleh penyimpan barang. Kemudian diberikan nomor inventaris oleh bagian
koleksi. Lalu, buku tersebut diberikan nomor kelas, dikatalog, diberi label, disampul, ditempel lembar perhatian, dan ditempel slip
pengembalian.”
Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa proses yang dilakukan dalam pengelolaan bahan pustaka terbitan berkala di Perpustakaan
Umum kota Medan sama halnya dengan pengelolaan bahan pustaka buku, hanya saja data terbitan berkala yaitu majalah dan jurnal tidak di input ke dalam sistem
dan tidak memiliki nomor barcode.
b. Hambatan atau Kendala Sistem Pengawasan Serial
Untuk Mengetahui apakah sistem pengawasan serial pada aplikasi SIPUS memiliki hambatan atau kendala dalam proses pengelolaan bahan pustaka terbitan
berkala, dapat dilihat dari kutipan wawancara dengan informan I
6
berikut: “Menurut saya tidak ada. Karena untuk sistem pengawasan serial
khususnya untuk data majalah dan jurnal prosesnya masih dilakukan secara manual.”
Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem pengawasan serial pada Perpustakaan Umum Kota Medan belum dimanfaatkan
sehingga belum diketahui terdapat atau tidaknya hambatan atau kendala dalam proses pengelolaan bahan pustaka terbitan berkala dengan menggunakan sistem
aplikasi SIPUS.
63
c. Solusi Pengembangan Sistem Pengawasan Serial.
Untuk mengetahui apa solusi yang diharapkan untuk pengembangan sistem pengawasan serial pada aplikasi SIPUS, dapat dilihat dari kutipan
wawancara berikut: “Saya belum bisa memberikan solusi karena kegiatan pengawasan serial
masih dilakukan manual.” Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa
Perpustakaan Umum Kota Medan belum bisa memberikan solusi terhadap pengembangan sistem pengawasan serial pada aplikasi SIPUS, karena
Perpustakaan Umum Kota Medan belum menggunakan sistem tersebut akan tetapi masih menggunakan cara manual dalam pengelolaan bahan pustaka terbitan
berkala.
Gambar 4.7 Pengawasan Serial
4.3.7 Statistik
Fitur yang terakhir pada aplikasi SIPUS adalah fitur statistik. Fitur statistik ini memuat tentang jumlah perolehan bahan pustaka, jumlah anggota, jumlah
64
pengunjung, dan jumlah bahan pustaka yang dipinjam pengguna pada Perpustakaan.
a. Fitur Sistem Statistik
Untuk mengetahui apakah sistem statistik sudah berfungsi dengan baik, dapat dilihat dari kutipan wawancara berikut:
“fiturnya sudah berjalan dengan baik Fahma.” Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa fitur
staristik sudah berjalan dengan baik dan terperinci dengan jelas baik itu statistik pengunjung, peminjaman, dan anggota. Hal ini didukung juga dengan pernyataan
informan I
7
berikut: “Statistik rata-rata jumlah anggota baru, rata-rata jumlah pengunjung,
rata-rata jumlah peminjam, rata-rata buku terlambat dan rata-rata buku dikembalikan semuanya sangat rinci sekali. Nanti saya kasih datanya ke
kamu dan dari data tersebut bisa kamu lihat ya Fahma.”
b. Hambatan atau Kendala Sistem Statistik
Untuk mengetahui apakah sistem statisti pada aplikasi SIPUS memliki hambatan atau halangan dapat dilihat dari kutipan wawancara dari informan I
7
berikut: “Menurut saya tidak ada kendala karena statistik yang ada pada sistem
sudah berjalan dengan baik.” Berdasarkan kutipan wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa pada
Perpustakaan Umum Kota Medan tidak terdapat kendala dengan sistem statistik pada aplikasi SIPUS.
c. Solusi Pengembangan Sistem Statistik